Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You, Pr menyambut anak-anak kecil yang memakai koteka saat penjemputan dirinya di Bandara Abmisibil, Jumat, 2 Juni 2023.

JAYAPURA (PB.COM)Pesawat milik Associated Mission Aviation (AMA) PK-RKE mendarat sempurna di Bandara Abmisibil. Matahari tampak cerah di pagi itu. Setelah sehari sebelumnya hujan lebat dan kabut tebal menutupi perkampungan di sepanjang Distrik Abmisibil, Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin), Provinsi Papua Pegunungan.

Dengan menggunakan jubah kebesaran warna hitam, uskup pertama Orang Asli Papua itu menuruni tangga pesawat didampingi Bupati Spei Yan Bidana, ST,M.Si dan Pastor Dekan Dekenat Pegubin, RD Imanuel James Kossay, Pr. Mereka disambut tarian adat khas Ngalum diselingi gemuruh sorak sorai umat.

Uskup Yan You didampingi Bupati Spei Yan Bidana saat disambut di Bandara Abmisibil.

Yepmum…Yepmum…Yepmum,” sapa Uskup Yan dalam bahasa setempat sambil mengangkat tangan memberi berkat kepada umat yang mengeliling bandara pada Jumat, 2 Juni 2023.

Usai prosesi penerimaan secara adat dan pemasangan burung cenderawasih di kepala, Uskup Yan You diarak meriah menuju Pastoran Paroki Bintang Timur Abmisibil.

Ini merupakan paroki terakhir di Dekenat Pegubin yang dikunjungi Uskup Yan You. Tepat sepekan sebelumnya, pada Jumat, 27 Mei 2023, putra Mee yang ditahbiskan menjadi Uskup pada 2 Februari 2023 ini, memulai kunjungan pastoralnya di Paroki Roh Kusus Mabilabol, Oksibil.

Pada Selasa, 30 Mei 2023, Uskup Yan You melanjutkan kunjungan ke Paroki Kristus Bangkit Iwur, kemudian ke Paroki St. Petrus Oklip pada Rabu 31 Mei hingga Kamis, 1 Juni 2o23.

Dalam sambutannya, Sang Gembala Keuskupan Jayapura ini berterima kasih atas penerimanan yang meriah dari umat Paroki Abmisibil untuk dirinya. Menurutnya, ia memulai tradisi baru di era kepemimpinannya dengan turun ke semua Dekenat di Keuskupan Jayapura guna mendengar suara, keluh kesah, kritik dan masukan dari umat Katolik.

“Bapa mama sudah kasih men (tas nokel ala Pegubin—Red). Saya minta esok, bapa mama umat sekalian harus isi men ini. Karena saya butuh masukan untuk bidang pendidikan, ekonomi, keluarga, kesehatan dan sebagainya. Setelah di Dekenat Pegunungan Bintang, saya akan ke Dekenat Jayawijaya dan Keerom,” tutur Uskup Yan.

Menurut Uskup Yan, dirinya tidak pernah sama sekali mengimpikan bahwa akan menjadi seorang uskup seperti hari ini. Semua adalah semata-mata rencana Tuhan. Walaupun, secara implisit, ia mengaku sudah ada tanda-tanda melalui mimpi sang ibunya, Rosalina Tatogo puluhan tahun silam.

“Dan saya yakin saya tidak sendiri. I am not alone. Suatu saat pasti akan ada uskup-uskup  Orang Asli Papua di Keuskupan lain di Tanah Papua kita tercinta,” kata Mgr Yan You disambut tepuk tangan meriah umat.

Ibu-ibu dan anak-anak umat Katolik Paroki Abmisibil yang ikut menjemput Uskup Yan.

Pada kesempatan itu, Uskup Yan juga kembali menyerukan kepada umat Katolik untuk tetap memegang tradisi petani untuk rajin bekerja kebun dan menanam. Sebab baginya, segala kehidupan ada di dalam tanah.

“Gali tanah dan dapat uang di situ. Kalau ada yang malas-malasan, saya marah. Kantor kita para petani adalah di kebun. Masuk kebun dan tanam kopi, bawang, ubi, sayur, buah-buahan supaya bisa makan dan jual untuk hidupmu. Jangan hanya main Shio (Judi—Red.) lalu tinggalkan kebun,” tegas uskup kelahiran Kampung Uwebutu, Kabupaten Paniai, 1 Januri 1969 ini.

Pastor Dekan Dekenat Pegubin, RD Imanuel James Kossay.

Sementara itu, Pastor Dekan Dekenat Pegubin, RD Imanuel James Kossay, Pr mengajak umat untuk penuh sukacita merayakan kegembiraan imannya karena selama 129 tahun, doa mereka akan hadirnya uskup OAP pertama terkabulkan.

“Kalau bapa uskup sudah datang kunjung kita, maka berkat dan rahmat harus tinggal bersama kita. Buka pintu rumah dan pintu hati lebar-lebar untuk menerima berkat itu. Tapi kita juga harus jaga rumah baik-baik. Orang lain datang bantu kita, tapi kita yang harus bikin pagar jaga rumah kita,” ajak Pastor James.

 

Menurutnya, Paroki Bintang Timur Abmisibil baru saja merayakan HUT ke-59, ketika misionaris Fransiskan pertama masuk dan membaptis umat setempat pada 31 Mei 1964.

“Dari Paroki Abmisibil ini telah lahir Pastor Hila Pekey, Pr dan juga ada banyak tokoh awam yang lahir dari rahim sini. Kita percaya, akan ada Hila-Hila lain, bahkan Matopai-Matopai lain ke depan sesudah kunjungan Uskup Yan ini,” kata Pastor James.

Bupati Terima Kasih

Sepanjang kunjungan kanonik perdana Uskup Yan You di Dekenat Pegubin, Bupati Spei Yan Bidana selalu mengantar dan mendampingi, mulai dari Oksibil, Iwur, Oklip dan Abmisibil.

Bupati Spei Bidana dan Uskup Yan You foto bersama anak-anak kecil berpakaian koteka saat penyambutan di Bandara Abmisibil.

“Ini sebagai bentuk terima kasih saya kepada Gereja Katolik. Saya jadi bupati hari ini juga semata-mata karena Gereja Katolik,” tutur Spei.

Menurut Spei Bidana, kebangkitan Orang Asli Papua saat ini dan menduduki Tahta Keuskupan Jayapura harus menginspirasi dan memotivasi imana seluruh umat Katolik maupun Kristen di Tanah Papua. Sebab sepanjang 129 tahun penantian, barulah doa itu terjawab.

Kabag Humas Pegubin Yohanis Pigay, S.IP bersama dua wartawan yang merupakan kader Katolik yang lahir dari rahim Paroki Bintang Timur Abmisibil.

“Saya hadir di sini tidak sebagai bupati tetapi sebagai kader Katolik. Kita yang dibesarkan Gereja harus dukung program Uskup Jayapura. Uskup tak bisa jalan kalau tanpa bantuan kita sebagai umat. Jadi kita harus bergerak bersama,” tuturnya.

Oleh karena itu, pada kesempatan itu, Spei mengaku dirinya akan menggerakan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemda Pegubin yang beragama Katolik, terutama eselon II dan III untuk mulai dari sekarang peduli terhadap Gereja Katolik.

“Selama ini ASN Katolik di Pegunungan Bintang yang malas tahu dengan Gereja, tidak boleh lagi. Harus semua terlibat atau berpartisipasi. Umat sudah bangkit, tapi kita ASN yang masih tidur. Mari kita bersatu sama-sama bangkit dukung program kerja uskup kita yang baru,” tuturnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box