Kepala Distrik Oklip Daniel Sipka saat menunjuk lokasi sekolah dan kantor distrik yang dibakar KKB pada 26 September 2021 silam.

JAYAPURA (PB.COM)—Mata Wiliam Sipka tak mampu menahan haru. Sudah hampir dua tahun, ia dan teman-temannya tak sekolah. Gedung SD Inpres Kotaip tempat ia sekolah hangus dilahap si jago merah.

“Saya kelas 2 SD, sudah lama kami tidak sekolah,” jawabnya singkat.

SD Inpres Kotaip berdampingan dengan SMP Satu Atap Kotaip. Dua fasilitas pendidikan ini tiba-tiba dibakar kelompok orang tak dikenal, yang terafiliasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sebagai imbas dari insiden Kiwirok pada 13 September 2021.

Dua anak SD Kotaip yang tidak sekolah sudah dua tahun.

Hari itu, Senin, 26 September 2021. Sekitar Pkl. 12.00, api melahap dua sekolah itu bersama kantor Distrik Oklip. Letaknya di Kampung Oktem, tepatnya di pinggir Bandara Oklip.

“Kejadian tiba-tiba saja dan kami tak bisa cegah. Ada sekitar 12 pelaku yang membakar,” kata Kepala SD Inpres Kotaip, Moses Uropmabin kepada papuabangkit.com di Kampung Oktem, Distrik Oklip, Pegunungan Bintang, Kamis, 1 Juni 2023.

Moses menuturkan, saat ini terdapat 130 murid yang sekolah di SD yang dipimpinnya. Rinciannya, kelas I ada 60 siswa, kelas II ada 30, kelas III ada 20, kelas IV ada 21, dan kelas V ada 16 siswa. Sementara terdapat 3 guru PNS, 1 guru honorer, dan 2 tenaga TU yang mengoperasikan sekolah itu.

Kepala SD Inpres Kotaip, Moses Uropmabin

“Kelas enam kita tidak hitung karena sudah tamat dari dua tahun lalu dan terhenti. Saat ini, kami gunakan rumah guru untuk aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar sementara,” ujar Moses yang juga Ketua DPP Paroki Oklip ini.

Menurut Moses, fisik gedung sekolah yang dibakar KKB itu dibangun permanen menggunakan kayu. Luasnya sekitar 30 x 40 meter. Ia berharap pemerintah daerah dalam waktu dekat dapat membangun kembali sekolah itu.

“Kasihan anak-anak,” bilangnya.

Kepala Kampung Oktem Yan Awolka meminta para anggota KKB berhenti melakukan tindakan provokasi dan membuat kekacauan di Pegubin, terutama di Distrik Oklip. Sebab wilayah ini sejak dulu terkenal sangat damai dan aman.

Lokasi sekolah dan kantor distrik yang dibakar tepat di pinggir Bandara Oklip.

“Tidak dibenarkan orang membakar fasilitas umum, apalagi membunuh. Kan jadinya anak-anak kita yang korban karena tak punya sekolah. Mau dibawa kemana nasib generasi kita kalau tanpa sekolah,” tegas Yan.

Sementara Kepala Distrik Oklip Daniel Sipka mengaku sangat geram dengan ulah KKB. Sebab selain membakar sekolah dan menghancurkan masa depan anak-anak, kelompok tak bertanggung jawab ini juga membakar kantor distrik.

“Sampai sekarang kantor kami juga belum dibangun. Kami tak bisa kerja maksimal karena tak ada kantor,” tuturnya.

Daniel berharap, peristiwa naas ini terjadi untuk pertama dan terakhir kali menimpa wilayahnya. Sebab sejak dulu, orang Ngalum sangat santun dan menjunjung hukum cinta kasih dalam hidupnya.

“Kami tidak tahu hal, tiba-tiba kejadian itu. Kami tidak suka begitu. Kami umat Katolik di Oklip dari dulu selalu ajarkan hidup damai. Kami juga dengar para pelaku itu rata-rata sudah meninggal, sakit mendadak. Segera bertobat, itu tandanya Tuhan marah terhadap kejahatan mereka,” tegas Daniel.

Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, ST,M.Si dikonfirmasi mengaku pemerintah daerah sedang mengupayakan untuk membangun kembali fasilitas yang dibakar oleh kelompok yang terafiliasi oleh KKB itu.

“Kita akan koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk bangun kembali kantor distrik dan sekolah yang dibakar,” ujar Bupati Spei di sela-sela kunjungan ke Distrik Oklip.

Menurutnya, selain Oklip, rehabilitasi dan rekonstruksi sejumlah fasilitas terbanyak ada di Distrik Kiwirok. Mulai dari Puskesmas, sekolah SD, SMP dan SMA, perbankan, kantor distrik dan perumahan warga dikabar KKB saat insiden itu.

“Karena itu saya minta para kepala kampung dan kepala distrik, tokoh adat dan tokoh agama, jaga dusun, jaga kampung baik-baik. Tidak boleh lagi ada kejadian seperti ini. Korbannya nanti masyarakat. Anak-anak tak bisa sekolah, masyarakat tak bisa berobat,” tegas Spei. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box