Para narasumber dan peserta workshop Penyusunan Panduan Praktis Pembelajaran Stunting Untuk Remaja di Papua foto bersama di hari pertama kegiatan, Jumat, 16 Juni 2023.

JAYAPURA (PB.COM-Tingginya kasus stunting di Provinsi Papua memicu banyak pihak mengambil peran untuk ikut mencegah dan memeranginya. Salah satunya Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (FK Uncen) Jayapura.

Bertempat di Hotel Horison Padang Bulan, Kota Jayapura, FK Uncen bekerjasama dengan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua menggelar Workshop Penyusunan Panduan Praktis Pembelajaran Stunting Untuk Remaja di Papua selama Jumat-Sabtu, 16-17 Juni 2023.

Para narasumber workshop saat memaparkan materinya.

Giat ini menghadirkan 30 peserta, terdiri dari mahasiswa dan dosen FK Uncen, guru SMA, LSM, dan pelaksana program stunting PKM. Adapun empat pemateri yang menjadi narasumber workshop yakni dosen FK Uncen Dr. dr. Hendrikus MB Bolly, M,Si,Sp.BS,FICS,AIFO-K, dr. Lusi Makaba, Sp.GK, dr. Katharina Daundi, Sp.OG, dan Rizal Irwansyah, SKM dari Perwakilan BKKBN Papua.

Ketua Panitia Workshop dr. Hendrikus MB Bolly mengatakan, tujuan kegiatan ini ialah menyusun suatu buku panduan praktis bagi remaja di Papua dalam rangka pencegahan stunting.

Ketua Panitia Workshop dr. Hendrikus MB Bolly saat bersama tiga anak di Kabupaten Asmat.

“Dengan adanya buku panduan nanti, kita berharap remaja dapat memiliki pemahaman tentang apa itu stunting, faktor risiko, intervensi gizi remaja, kesehatan reproduksi pra nikah, sampai dengan berbagai pengetahuan komplikasi stunting multi organ,” kata dr. Hendrik kepada papuabangkit.com, Jumat, 16 Juni 2023.

Menurut dr. Hendrik, remaja di Papua harus memiliki bekal pengetahuan yang mumpuni tentang stunting atau kasus kekerdilan ini supaya pada masanya mereka menikah dan memiliki anak, kasus stunting bisa dicegah.

“Pada workshop hari kedua esok, kami akan ekstraksi konten buku. Jadi buku panduan stunting itu akan dicetak dan disebarkan di Papua sebagai sumber informasi praktis namun valid tentang Stunting. Ia jadi bahan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) yang tepat untuk sosialiasi tentang stunting,” tegas dokter lulus Universitas Padjajaran Bandung ini.

Ia menambahkan, kasus stunting dapat mengancan generasi Indonesia dan Papua pada masa depan. Karena itu, FK Uncen terpanggil untuk memberikan dukungan kontribusi akademik melalui buku panduan ini.

Untuk diketahui, sunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box