Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik (LP3K) Provinsi Papua Elpius Hugi, S.Pd,MA didampingi sejumlah pimpinan sesaat sebelum menabuh tifa untuk menutup Rakerda LP3K, Sabtu, 26 Agustus 2023 di Lantai 9 Kantor Gubernur Papua.

JAYAPURA (PB.COM)Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik (LP3K) Provinsi Papua Elpius Hugi, S.Pd,MA mengharapkan agar Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik yang digelar setiap tahun di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional menjadi ajang untuk menghidupkan kembali lagu-lagu daerah demi mendukung pengembangan musik inkulturasi.

“Kami apresiasi bahwa LP3KN sudah memasukkan juga ada mata lomba Paduan Suara Lagu Daerah dalam tingkat eksebisi. Tapi kami harapkan ke depan jadi mata lomba regular. Sebab dalam konteks liturgi, kita kenal yang namanya musik inkulturasi. Sekaligus mau kita tonjolkan bahwa Indonesia ini kaya dengan beragam bahasa, suku dan budaya yang bersatu di bawah Bhineka Tunggal Ika,” kata Elpius Hugi kepada wartawan di sela-sela Rapat Kerja Daerah (Rakerda) LP3K Papua, Sabtu, 26 Agustus 2023 di Lantai 9 Kantor Gubernur Papua, Kota Jayapura.

Menurut Elpius, di LP3K Provinsi Papua, ke depan ia mendorong Bidang Cipta Lagu dan Litbang mengkaji hal tersebut agar Papua memiliki perbendaharaan lagu liturgi inkulturasi yang cukup.

Ia juga memastikan ke depan akan terus digelar perlombaan eksebisi paduan suara lagu-lagu berbahasa daerah antarkabupaten/kota. Sebab bagi Elpius, Pesparani adalah kesempatan yang tepat untuk menggali dan mempertahankan seni, budaya, dan kearifan lokal Papua di tengah perkembangan teknologi digital.

“Kalau kita tidak lakukan dari sekarang, ke depan generasi muda kita tidak tahu lagu-lagu  gereja berbahasa daerah di Papua,” tegas Elpius.

Ketua LP3K Kota Jayapura, Drs, Frans Pekey, M,Si

Ketua LP3K Kota Jayapura, Drs, Frans Pekey, M,Si mendukung saran Ketua LP3K Papua Elpius Hugi. Sebab menurutnya, musik inkulturasi melalui lagu-lagu daerah mencirikan kekayaan dan keanekaragaman budaya yang harus dipertahankan.

“Jadi jika tahun ini di Pesparani Nasional III masuk perlombaan eksebisi, tahun berikutnya semoga bisa sudah masuk mata lomba regular. Untuk kita di Jota Jayapura, memang kita harus cari dan ciptakan lagu-lagu berbahasa Port Numbay. Kalau untuk saat ini memang waktu juga sangat mepet. Apalagi Bahasa Port Numbay lebih banyak konsonan daripada vocal. Sehingg itu memang butuh waktu persiapan,” kata Frans kepada wartawan di sela-sela Rakerda LP3K Papua.

Untuk diketahui, Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) merupakan kegiatan ajang kreasi dan seni bagi umat Katolik. Pesparani juga digelar untuk menggali budaya-budaya lokal daerah yang ada di Indonesia sehingga budaya lokal dapat muncul serta dapat tampil pada pentas seni di ajang nasional bagi umat katolik.

Dalam Gereja Katolik, musik memiliki peran yang sangat penting dalam upacara-upacara keagamaan. Musik menjadi salah satu unsur penting dalam memperkaya dan memperdalam iman umat. Sebagian besar upacara atau perayaan dalam Gereja Katolik didominasi oleh nyanyian dan musik. Musik yang sering digunakan dalam upacara keagamaan atau perayaan Ekaristi disebut musik liturgi.

Konstitusi Sacrosanctum Concilium No. 119 tentang liturgi menegaskan peran musik liturgi dan karya pelayanan pastoral di daerah misi dengan menyesuaikan konteks kebudayaan tradisi yang dihidupi umat di daerah misi tersebut. Berdasarkan pertimbangan pastoral, musik liturgi inkulturatif menjadi suatu bagian yang sangat penting sehingga harus ditumbuhkembangkan dalam Gereja Lokal. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box