Tim Paduan Suara Dewasa Campuran Provinsi Papua saat latihan di Gereja Katolik Kristus Juru Selamat Kotaraja, Selasa, 10 Oktober 2023

JAYAPURA (PB.COM)—Pelatih Paduan Suara (PS) Dewasa Campuran Provinsi Papua, Drs. Berth Kameubun mengatakan, di tengah keterbatasan waktu dan performa tim yang belum maksimal, pihaknya terus berlatih memanfaatkan waktu tersisa untuk semakin mantap mengikuti lomba Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik Nasional III di Jakarta pada akhir Oktober 2023 ini.

“Terus terang saya belum merasa puas karena baru mendekati 80 persen. Minimal kita targetkan harus 85 persen. Saya memahami karena waktu latihan yang singkat,” ujar Berth Kameubun, Selasa, 10 Oktober 2023 di sela-sela memimpin latihan di Gereja Katolik Kristus Juru Selamat Kotaraja.

Pelatih PS Dewasa Campuran Drs. Berth Kameubun

Menurut Berth, tim PS Dewasa Campuran terdiri dari 29 peserta terdiri dari 14 pria dan 15 wanita yang berasal dari 5 paroki di Kota Jayapura, kecuali Paroki APO.

“Pada PESPARANI Jakarta nanti, ada dua lagu yang dinyanyikan yaitu lagu wajib Deus Meus dan lagu pilihan Cantate Domino,” katanya.

Berth Kameubun juga mengaku, dirinya belum puas karena target yang dicapai baru mendekati 80 persen. Ia masih terus memacu agar performa dari tim bisa mencapai 85 persen sebelum menuju ajang Pesparani Nasional III nanti.

“Sebab ini kita tampil di ajang nasional. Menurut orang lain sudah bagus, tapi bagi saya masih agak kurang. Kita harus tampil yang lebih baik lagi untuk harumkan nama Papua. Kalaupun tidak dapat champion, setidaknya pengalaman berlatih selama ini dan tampil nanti buat kita belajar lebih baik ke depan,” bilang Berth.

Pria berdarah Maluku ini menjelaskan, kendala paling utama yang dialami timnya adalah masalah waktu latihan yang sangat mepet. Seharusnya, kata Berth, minimal tiga bulan diberi waktu latihan.

“Kami baru start dari 1 September 2023, jadi baru satu setengah bulan. Tentu ini sangat terlambat karena daerah lain dari bulan Juli 2023 sudah mulai,” urainya.

Selain itu, kendala lain ialah sampai saat ini, peserta terutama yang bekerja sebagai PNS atau swasta belum ada dispensasi untuk waktu latihan. Seharusnya, LP3K Papua berkoordinasi dengan Penjabat Gubernur Papua untuk menyurati Pemda/OPD dan swasta tempat para peserta bekerja dan meminta dispensasi agar mereka bisa leluasa ikut latihan.

“Akibatnya kadang ada peserta yang tidak hadir latihan, saya mengerti karena mereka punya pimpinan dalam kerja dan menyangkut nasib mereka. Termasuk dirijen, terpaksa undur diri karena tak ada dispensasi. Makanya saya ganti,” tuturnya.

Berth menegaskan, walau masih ada kekurangan, pihaknya tetap optimis. Sebab selain mengejar juara dalam ajang Pesparani, hal paling utama dari perhelatan ini ialah peserta bisa belajar bagaimana bernyanyi yang baik menurut tradisi liturgi Gereja Katolik.

“Karena nyanyian Gereja Katolik beda dengan gereja lain. Itu yang harus kita tanamkan untuk bernyanyi yang baik dan benar. Saya minta para peserta tetap semangat. Kiranya pengalaman saya bawa kontingen Mappi dan menang bisa juga diulangi pada Pesparani 2023 di Jakarta,” tutupnya.

Salah satu peserta PS Dewasa Campuran, Yuki Tethol.

Salah satu peserta PS Dewasa Campuran Yuki Tethol mengatakan, di jelang dua pekan sebelum keberangkatan ke Jakarta, mereka tekun dan tetap semangat mengikuti latihan setiap hari. Setiap peserta diminta untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas olah suara agar tampil maksimal nanti.

“Memang kendala selama ini yang saya lihat adalah masalah waktu latihan. Karena rata-rata peserta ini bekerja di berbagai instansi pemerintah dan swasta. Jadi kadang ada yang lambat datang dan sehingga apa yang sudah diarahkan pelatih harus diulang lagi,” kata Yuki.

Kendati demikian, Yuki optimis ia dan teman-temannya akan mempersembahkan suara emas mereka untuk mengharumkan nama Papua dan memuliakan Tuhan.

“Kami optimis dan percaya diri bisa masuk nominasi,” tegas Yuki. (Gusty Masan Raya/Humas LP3K Papua)

Facebook Comments Box