Bupati Spei Yan Bidana saat menyampaikan materi pada eminar dan Pra-Kongres Mahasiswa Pegunungan Bintang Se-Dunia Tahun 2023 bertema Bersatu Untuk Maju Bersama di Aula Balatkes Jayapura, 10 November 2023.

JAYAPURA (PB.COM)Bupati Pegunungan Bintang (Pegubin), Provinsi Papua Pegunungan, Spei Yan Bidana, ST,M,Si mengatakan, Pemda Pegubin tidak anti kritik dari mahasiswa. Tetapi ia meminta mahasiswa asal wilayah itu untuk menghentikan kebiasaan mengkritik secara personal di media sosial dan pesimisme berlebihan terhadap proses pembangunan yang tengah berjalan. Sebab dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sudah terjadi banyak terobosan pembangunan nyata yang sedang diwujudkan di masa kepemimpinannya.

“Kami Pemda tidak anti kritik. Kritik boleh tapi jangan secara personal karena ketidaksukaan atau sentimen pribadi. Alangkah baiknya kritik mahasiswa itu melalui sebuah kajian mendalam atau dalam forum diskusi seperti giat hari ini. Lalu memberikan rekomendasi dan masukan konstruktif kepada Pemda terhadap hal-hal yang telah kita buat, itu bisa. Selama ini kebanyakan kritik hanya sentimen-sentimen pribadi,” tegas Bupati Spei Bidana kepada wartawan di sela-sela Seminar dan Pra-Kongres Mahasiswa Pegunungan Bintang Se-Dunia Tahun 2023 bertema Bersatu Untuk Maju Bersama di Aula Balatkes Jayapura, Jumat, 10 November 2023.

Para mahasiswa Pegubin yang hadir dalam Seminar dan Pra Kongres.

Menurut Bupati Spei, tinggal beberapa bulan lagi, pesta demokrasi akan digelar, dimulai dengan Pilpres dan Pileg pada 14 Februari 2024, disusul Pilkada Gubernur dan Bupati pada November 2024.

Oleh karena itu, Spei mengajak semua mahasiswa Pegubin untuk menghindari polarisasi politik lokal, khususnya pada Pilkada 2024 mendatang. Sebab kadang-kadang mahasiswa sering dimanfaatkan oleh kepentingan elite politik tertentu, dan malah lupa fokus belajar.

Bupati Spei saat menjawab wartawan.

“Mahasiswa harus berdiri netral dan fokus pada belajar. Politik lokal bupati itu hanya 5 tahun, tapi kelanjutan masa depan kalian itu selamanya. Stop ikut polarisasi politik tapi belajar. Hari ini kalau kalian hanya belajar satu jam, esok harus 10 jam. Kalau tidak, kita selalu bicara men-judge diri bahwa kita orang Papua tertinggal dan tidak bisa masuk ke sistem pemerintahan, padahal itu karena kesalahan kita tidak mempersiapkan diri untuk bersaing,” tegasnya.

Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, para mahasiswa Pegubin juga harus obyektif menilai sejumlah kemajuan yang sedang dilakukan Pemda di masa pemerintahannya. Mulai dari penyiapaan SDM dengan menyiapkan beasiswa dengan dana besar setiap tahun, membangun Universitas Okmin Papua (UOP), dan menggenjot infrastruktur transportasi, air bersih dan energy listrik.

“Kita sedang bangun jalan hubungan ke seluruh distrik, tapi karena isolasi geografis dan mahalnya barang, dana Rp 3 miliar hanya bisa bangun jalan 1 kilometer. Jembatan Iwur juga sudah mau rampung dikerjakan. Sementara soal listrik dan air sedang dikerjakan finishing jaringan, mudahan-mudahan Desember bisa peresmian. Jadi apa yang kalian ragukan. Stop kebiasaan sinis dan pesimis, kami siap terus membangun, dan kalian fokus belajar. Karena kalianlah yang akan menggantikan kami,” tegasnya.

Terkait Universitas Okmin Papua, Spei menegaskan suatu saat sesudah dirinya tidak lagi menjabat bupati, barulah masyarakat akan merasakan dampaknya, terutama ekonomi. Sebab baginya, kehadiran sebuah universitas sangat berdampak pada kemajuan daerah.

“Lihat Yogyakarta, Salatiga, atau Jayapura saat ini. Ekonomi tumbuh karena jadi kota pendidikan. Semua orang datang kuliah dari berbagai daerah dan butuh kos-kosan, makan minum, dan uang berputar. Saya mau kasih tahu adik-adik, percayalah dan optimis, lima atau sepuluh tahun ke depan, Oksibil juga akan merasakan dampak dari kehadiran universitas yang kita bangun,” tutupnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box