Penjabat Bupati Puncak Jaya H. Tumiran didampingi Rektor Uncen, para promotor dan dosen pengujinya di sela-sela Sidang Terbuka Promosi Doktor di Hotel Horison Kotoraja, Rabu, 31 Januari 2024.

JAYAPURA (PB.COM)Di tengah kesibukannya memimpin roda pemerintahan dan pelayanan bagi masyarakat, Penjabat Bupati Puncak Jaya H. Tumiran, S.Sos,M.AP tak lupa untuk terus menuntut ilmu. Pada Rabu, 31 Januari 2024, Tumiran menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor pada Program Doktor Ilmu Sosial Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura.

Mengangkat isu nilai budaya dan kearifan lokal dalam penyelenggaraan pemerintahan di Puncak Jaya dalam desertasinya berjudul Model Peningkatan Kinerja Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal di Kabupaten Puncak Jaya, Tumiran sukses mempertahankan semua hasil penelitiannya itu di hadapan promotor dan para penguji dengan disaksikan ratusan hadirin. Tumiran dinyatakan lulus dengan nilai 3,78 dan meraih predikat cum laude.

Penjabat Bupati Puncak Jaya H. Tumiran selaku Promovendus saat memaparkan disertasinya di depan penguji.

“Setelah mendengar dan menimbang jawaba-jawaban dari Promondeus serta mengacu keputusan rektor Universitas Cenderawasih maka dengan ini tim penguji menetapkan bahwa saudara Tumiran dinyatakan lulus dengan nilai kumulatif 3,78 dan status kelulusan Cum Laude,” demikian keputusan yang dibacakan Direktur Program Pasca Sarjana Uncen sekaligus Ketua Program Doktor Ilmu Sosial Uncen Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, MS.

Ujian Sidang Terbuka Promosi Doktor di Lantai II Hotel Horison Kotaraja Jayapura dibuka oleh Rektor Uncen Dr. Oswal O. Oscar Wambrauw, MSc.Agr dan dipandu oleh Direktur Program Pasca Sarjana Uncen, sekaligus Ketua Program Doktor Ilmu Sosial Uncen dan promotor dari Tumiran yakni Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, MS, dibantu dua co-promotor, Dr. Yosephina Ohoiwutun, M.Si, dan Prof. Dr. Vince Tebay, M.Si.

Sementara adapun lima penguji internal yang hadir yakni Prof. Dr. Agustinus Fatem, M.Si, Prof. Dr. Pawenarri Hijang, MA, Dr. Renida J. Torobi, M.Si, Dr. Septinus Saa, M,Si, Dr. Untung Muhdiarta, M.Si, dan satu penguji eksternal yakniDr. Mardi Adi Armin,M.Hum.

Ujian berlangsung cukup alot selama kurang lebih dua jam, dimana setiap penguji diberi kesempatan memberikan klarifikasi dan mengajukan satu pertanyaan setelah promovendus memaparkan secara singkat hasil disertasinya. Tumiran selaku promovendus dengan lugas dan tangkas menjawab dengan tenang, tepat dan terukur atas isi materi disertasinya.

Menurut Tumiran, kearifan lokal Yabuu Eeruwok (bekerja bersama-sama) dalam tradisi suku Lani di Puncak Jaya, menjadi motto yang dipakai oleh Pemda Puncak Jaya selama ini dan mampu menggerakkan semangat kerja bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) setempat untuk mencapai visi dan misi yang sama.

“Dan Yabuu Eeruwok ini bertautan dengan semboyan negara Bhineka Tunggal Ika yang mengutamakan persatuan dan kesatuan di tengah keragaman dan perbedaan suku, budaya, dan agama, sehingga mempererat persatuan, semangat gotong royong seluruh ASN untuk bekerja membangun Puncak Jaya,” tegas Tumiran dalam pemaparan disertasinya.

 

Sementara itu, nilai kearifan lokal Abelom Eeruwok (bekerja yang benar), lanjut Tumiran, memiliki nilai yang lebih tinggi dari Yabuu Eeruwok, dimana ia memiliki potensi, dampak dan urgensi yang sangat tinggi untuk diterapkan di dalam kinerja Pemerintahan Kabupaten Puncak Jaya karena mengandung ajakan moral untuk berkerja secara benar.

“Nilai kearifan lokal Abelom Eeruwok relevan dengan core values satu nilai dasar ASN ber-AKHLAK yakni Akuntabel. Artinya para pemimpin di tingkat tinggi mengajak semua unsur dalam kelompok untuk bekerja secara baik dan benar. Dan ini yang sangat cocok diterapkan bagi para Pimpinan Tinggi Pratama di Pemda Puncak Jaya,” tegas Tumiran.

Dr. Mardi Adi Armin,M.Hum selaku penguji eksternal dalam klarifikasinya meminta agar budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang diangkat Tumiran bisa menjadi semacam kurikulum pelajaran muatan lokal agar eksistensi tetap dipertahankan oleh generasi milenial saat ini.

“Hari ini saya banggga karena mendapatkan ilmu baru tentang Ilmu Administrasi Publik. Anda menjawab dengan luar biasa dan berkomunikasi dalam argumen untuk mempertahankan disertasi Anda selama 9 kali ujian hingga ujian kesepuluh hari ini,” timpal penguji Prof. Dr. Vince Tebay, M.Si.

Didorong Dalam Produk Hukum

Penjabat Bupati Puncak Jaya Tumiran selaku Promovendus merasa bersyukur bisa melewati 10 kali ujian dan berkat semua usaha yang dilakukan selama ini akhirnya mendapat hasil yang baik di hari ini.

Penjabat Bupati Puncak Jaya H. Tumiran saat menjawab wartawan usai Ujian Promosi Doktor.

“Saya memilih judul ini karena sangat relevan dengan kondisi yang terjadi di Puncak Jaya, terutama bagaimana mengangkat nilai-nilai kearifan lokal terutama Yabuu Eeruwok dan Abelom Eeruwok dengan nilai-nilai dasar Apratur Sipil Negara yang digaungkan sesuai arahan UU ASN yang ada, serta sejalan dengan paradigma administrasi publik itu sendiri,” katanya menjawab wartawan.

Menurut Tumiran, setelah membuat penelitian selama sebelas bulan lamanya, mengkaji dan menganalisis atas data yang ditemukan, ternyata Yabuu Eeruwok dan Abelom Eeruwok dalam tradisi masyarakat Suku Lani di Puncak Jaya ini memiliki makna yang sangat mendalam. Keduanya sangat memberi motivasi dan semangat kerja untuk para ASN, khusus Pejabat Pimpinan Pratama.

Penjabat Bupati Puncak Jaya H. Tumiran bersama istri tercinta Ny. Manikem Tumiran.

“Salah satu rekemondasi dalam disertasi saya kepada pemerintah daerah ialah supaya hasil ini bisa diadopsi menjadi sebuah kebijakan sehingga pelaksanaannya bisa memiliki daya paksa yang berkekuatan hukum seperti Keputusan Bupati dan Peraturan Daerah sehingga bisa diimplementasikan. Sebab karya ini tak akan bernilai, kalau tidak diimplentasikan untuk peningkatan kinerja ASN,” tegasnya.

Penjabat Sekretaris Daerah Puncak Jaya Yubelina Ebumbi, SE,MM atas nama Pemda Puncak Jaya menyampaikan proficiat dan apresiasi kepada Penjabat Bupati Tumiran yang telah sukses mempertahakan disertasinya dan meraih gelar doktor.

Penjabat Sekretaris Daerah Puncak Jaya Yubelina Ebumbi, SE,MM saat menjawab wartawan.

Menurut Yubelina, nilai kearifan lokal yang diangkat Tumiaran yakni Yabuu Eeruwok dan Abelom Eeruwok memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyarakat Suku Lani di Puncak Jaya. Ini merupakan bagian dari tradisi hidup gotong royong, kerjasama dan kolaborasi bersama yang dihidupi secara turun temurun.

“Saya bangga sekali, Bapak Penjabat Bupati, walau beliau bukan anak asli Puncak Jaya tetapi bisa menanamkan budaya kearifan lokal ini, diangkat dalam penelitian, dan disinergikan dengan aturan-aturan pemerintah, terutama dalam meningkatkan kinerja ASN. Yabuu Eeruwok dan Abelom Eeruwok mengajak kita untuk mari kita kerja sama-sama, bekerja secara benar, bagi sama-sama secara merata dan adil,” tegasnya.

Ia menambahkan, dengan mengangkat kearifan lokal ini, Penjabat Bupati Puncak Jaya juga ikut mewariskan nilai-nilai budaya ini kepada seluruh generasi muda di Puncak Jaya, terutama di lingkungan kerja ASN tentang semangat persatuan dan kesatuan dalam kinerja bersama membangun negeri tercinta. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box