JAYAPURA (PB.COM)—Menghadapi agenda politik Pemilihan Kepala Daerah Serentak di seluruh Tanah Papua pada November 2024 mendatang, tokoh Katolik Dr. drg. Aloysius Giyai, M.Kes meminta agar organisasi Ikatan Cendekiawan Awam Katolik Papua (ICAKAP) harus menjadi salah satu corong yang mendorong kader-kader Katolik Orang Asli Papua untuk bisa maju bertarung di pentas politik.
“Saya berharap pengurus ICAKAP yang baru ini bisa membangun konsolidasi untuk mendorong kader Katolik dalam perhelatan Pilkada 2024 ini. Kita harus dorong siapa yang akan maju menjadi calon wakil gubernur Papua, calon wakil gubernur Papua Pegunungan, calon walikota atau wakil walikota Jayapura, calon gubernur dan wakil gubernur Papua Selatan dan Papua Pegunungan, juga calon bupati di beberapa daerah basis Katolik seperti Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Keerom, Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat, Dogiyai, dan lain-lain,” ujar Doktor Aloysius saat sambutannya pada acara ramah tamah pengurus ICAKAP dengan Uskup Jayapura Mgr. Yanuarius Theofilus Matopaoi You, Pr di Aula Paroki Kristus Terang Dunia Waena, Jumat, 5 April 2024.
Menurut Aloysius, sebagai organisasi yang berbasis keagamaan, pengkaderan harus dilakukan dalam semangat Kerasulan Awam. Dalam pandangannya, sudah ada banyak tokoh Katolik asli Papua, baik itu birokrat, politisi maupun pengusaha yang saat ini sudah layak didorong menjadi kepala daerah di Papua. Termasuk beberapa incumbent yang tengah menjabat.
“Ini bagian juga dari tugas kita sebagai anggota Kerasulan Awam Katolik, dimana kita harus dorong agar banyak kader kita bisa menduduki posisi di pemerintahan, terutama sebagai penentu kebijakan pembangunan di Tanah Papua ke depan. Tentunya dalam spirit menjadi garam dan terang dunia,” urai pria yang baru saja meraih studi doktornya di Instititut Pemerintahan Dalam Negeri Jakarta ini.
Aloysius yang juga Direktur RSUD Jayapura ini menjelaskan, dalam struktur pengurus ICAKAP periode 2023-2027, seluruhnya diisi oleh cendekiawan Orang Asli Papua (OAP). Oleh karena itu, ia berharap semua pihak harus menerima dan melihatnya sebagai bentuk keberpihakan OAP di era Otonomi Khusus (Otsus) dalam semangat affirmative action.
“Jadi ini bukan bermaksud membuat perbedaan antara cendekiawan Katolik Orang Asli Papua dengan yang non Papua, tetapi supaya potensi-potensi anak asli Papua ini makin diberdayakan secara mandiri melalui organisasi ini. Karena itu, mari gunakan ruang ini, gali potensi dan sumber daya untuk untuk bekerja melayani dan memuliakan Tuhan,” kata Aloysius yang juga merupakan salah satu pendiri dan dewan Pembina ICAKAP ini.
Pernyataan Aloysius Giyai mendapat dukungan dari Uskup Jayapura Mgr. Yanuarius Theofilus Matopaoi You, Pr. Menurut Uskup Orasng Asli Papua pertama ini, ICAKAP harus bergerak menjadi organisasi yang proaktif untuk melihat dinamika sosial, ekonomi dan politik.
“Jangan jadi penonton dalam berbagai agenda termasuk kontestasi politik tahun 2024 ini. Harus dorong kader kita. Tapi kita harus punya komitmen yang sama untuk mendorong kader Katolik untuk bersaing, baik sebagai walikota, bupati, gubernur ke depan,” tutur Uskup Yan.
Kegiatan ramah tamah ini digelar usai perayaan ekaristi dan pengukuhan Dewan Pimpinan Pusat ICAKAP dan Dewan Pastoral Kampus di Gereja Katolik Kristus Terang Dunia Waena oleh Uskup Yan You.
Turut hadir, Ketua Umum DPP ICAKAP yang baru Ap Octoviaen Geraldus Bidana, S.Pd,MPA bersama sejumlah jajajaran pengurus, Ketua Dewan Pastoral Kampus Dr. Petrus Bahtiar, ST,MT bersama jajaran pengurus dan dosen Katolik, mantan Ketua ICAKAP Vincentius Lokobal, S.SI,MH, dan sejumlah anggota Dewan Pendiri dan Pembina ICAKAP, di antaranya Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, ST,M.Si, Cornelia Pekei, S.Pd.M.Si, Paskalis Kossay, S.Pd.MM, Markus Haluk,SS.M.Fil, dan sejumlah tokoh lainnya. (Gusty Masan Raya)