
Dr. Yumius Taplo, S.Pd., M.Pd menyalami para dosen penguji usai ujian promosi doktor, Rabu (3/7/2024) di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih.
JAYAPURA (PB.COM) – Yumius Taplo, putra asli Papua asal Pegunungan Bintang menjadi orang pertama yang meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan pada Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Cenderawasih, setelah melalui ujian Promosi Doktor, Rabu (3/7/2024) di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uncen.
Dipimpin Dekan Ekonomi dan Bisnis Uncen, Dr. Mesak Iek, SE.M.Si, dengan penguji internal Prof. Berth Kambuaya, dan penguji eksternal lainnya didampingi dosen pembimbing, Dr. Yumius Taplo, S.Pd., M.Pd, tampil percaya diri menyajikan materi disertasi dengan judul, “Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai yang Dimediasi oleh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Kabupaten Pegunungan Bintang”.
Setelah mendengar pemaparan Yumius yang terbuka untuk umum dan dihadiri mahasiswa asal Pegunungan Bintang, penilaian dari penguji eksternal, sebagai seorang doctor program studi ilmu manajemen, disertasi Yumius sangat baik untuk diterapkan di Pegunungan Bintang. Yumius melakukan penelitian di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait kinerja OPD, tujuannya untuk pembangunan daerah makin maju dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Sebagai pejabat di sana bisa, Yumius dapat mendorong dan memotivasi ASN untuk mencapai cita-cita memajukan masyarakat di sana. Apa latar belakang melakukan penelitian Yumius melaukan penelitian ini? Menurut Yumius, penelitian ini dilakukan berdasarkan rendahnya kinerja pegawai pada beberapa OPD dan terutama aparatur pada OPD tidak mengerti apa itu kinerja. “Kinerja mencakup kualitas, kuantitas, ketepatan waktu kerja dan usaha. Yang terjadi di lingkungan OPD adalah kinerja belum maksimal atau tidak memuaskan,” jelas Yumius.
Ia membeberkan bukti adanya kendala terkait kepemimpinan dan kinerja. Pertama, standar waktu masuk kantor belum baik. Kedua, system pelaporan yang belum jelas, ketiga pendidikan yang masih minim dan keempat, pemimpin yang belum mampu memberikan pengaruh sehingga pekerjaan tidak terselesaikan dengan baik. gangguan keamanan juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai di sana.
Terkait IPM Pegunungan Bintang, menurut Yumius ini sangat penting karena menjadi barometer. IPM merupakan indicator pembangunan suatu daerah yang berhubungan dengan beberapa bidang yaitu pendidikan, kesehatan dan perekonomian. Ia menyebutkan data tahun 2021 di mana IPM Pegunungan Bintang 46,28%, tahun 2022 47,21% dan tahun 2023 48,18%. Mulai naik meski sedikit. “Mudah-mudahan dengan penelitian ini bisa ada perubahan di sana,” harapnya.
Prof. Berth Kambuaya, sebagai penguji internal pada kesempatan itu mengemukakan pertanyaan, dengan latar belakang pendidikan S1 dan S2 sebagai seorang guru, mengapa memilih ilmu manajemen sebagai jenjang pendidikan terakhir di perguruan tinggi untuk meraih gelar doktor?
Yumius menjawab, karena ilmu manajemen adalah otaknya sebuah organisasi. Tidak ada manajemen, tidak ada organisasi. Ilmu manajemen adalah kunci keberhasilan sebuah organisasi. “Karena manajemen itu mengetahui, mengatur, merencanakan, mengelola mengontrol sehingga organisasi bisa berjalan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi,” jawabnya.
Kinerja OPD menurun apakah karena manajemen? Apakah ada kaitannya? Yumin membenarkan kaitan kinerja dan manajemen. Karena itu melalui penelitian ini, ia ingin ada perbaikan. Sebagai anak asli Pegunungan Bintang, ia ditantang Prof. Berth untuk bertanggungjawab terhadap kesembrawutan OPD di sana melalui hasil penelitiannya.
Sementara itu, Dekan Ekonomi dan Bisnis Uncen, Dr. Mesak Iek menanyakan, di Pegunungan Bintang dan umumnya di wilayah pegunungan masalah pegawai yang masuk kantor Senin Kamis, meliburkan diri sendiri, apakah dengan penelitian ini lingkungan kerja mempengaruhi kinerja? Yumin pun membenarkan.
Yumius juga memaparkan pengaruh kepuasan kerja terharap kinerja pegawai melalui motivasi kerja. Ia menyimpulkan, secara tidak langsung melalui motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Kepuasan kerja mampu didefinisikan sebagai sebuah perasaan emosional seseorang terhadap pekerjaannnya yang mampu menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
Untuk meningkatkan kinerja, bawahan membutuhkan motivasi untuk menjalankan tugas dengan kepercayaan diri tinggi disertai semangat kerja tinggi.
Saran Yumius kepada pimpinan OPD Kabupaten Pegunungan Bintang agar menjaga kepemimpinan dengan baik terutama dalam unsur motivasi inspirasional. Seorang pemimpin yang bijak dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi para pegawai.
Ia juga menyarankan untuk meningkatkan lingkungan kerja yang lebih nyaman dan aman bagi pegawai. Hal ini penting karena masih pegawai yang memberikan pegawai yang memberikan pernyataan tidak puas terhadap lingkungan kerja saat ini.
Setelah memberikan penilaian terhadap disertasi Yumius, Prof Berth dan dosen-dosen penguji pun memberikan nilai A dan menilai layak untuk Yumius menyandan gelar doctor dengan predikat sangat memuaskan.
Prof. Berth Kambuaya saat memberikan kesan dan pesan mengatakan, para penguji sangat menghargai semangat yang kuat dari Dr. Yumius untuk menyelesaikan program doctor karena semua mahasiswa yang satu angkatan dengan Yumius mengundurkan diri. “Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan di dunia ini,” ucapnya.
Terimakasih Atas Dukungan Pemda Pegunungan Bintang
Di akhir dari ujian promosi doctor, Yumius juga diberikan kesempatan memberikan kesan dan pesan. Ia berterima kasih kepada Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang, Ketua Wilayah GIDI Pegunungan Bintang yang hadir dan mensuport, demikian pula Kepala Bagian Kesra Setda Pegunungan Bintang.
Yumius sangat terharu hingga meneteskan airmata. Ia berterima kasih karena selama menempuh pendidikan doctor lima tahun ini, mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan Bupati Spey Bidana. “Beliau sebagai sponsor dan punya visi misi untuk memajukan daerah. Visi Cerdas dari beliau beranjak dari keprihatinan masih miskinnya SDM. Saya sebagai perintis. Saya juga berterima kasih kepada pihak gereja yang selalu mendoakan. Sebagai putra Kwirok yang beberapa tahun terakhir menjadi daerah konflik di mana pembangunan di sana sudah kacau karena konflik tetapi harus tetap semangat,” katanya.
Kepada wartawan usai ujian, Yumius mengatakan, secara manusia ia berpikir tidak bisa, tetapi dengan iman dan doa, nyatanya bisa sampai di tahapan ini. “Saya selalu berjalan dengan mengandalkan Tuhan,” ucapnya. Di samping itu, sebagai manusia ia mengakui punya kelemahan dan kekurangan. Karena itu ia selalu koordinasi dengan keluarga dan teman-teman di Pegunungan Bintang, juga Bupati Spey Yan Bidana, ST.M.Si, bersama dinas terkait dalam hal ini Kepala BPSDM yang saat ini Kepala Dinas Pendidikan Pegubin, Gerald Bidana, S.Pd,M.Pd.
“Saya bersyukur karena ini bukan kehebatan saya sebagai manusia tetapi kehebatan Tuhan, motivasi, pertolongan dan bimbingan dari Tuhan semua bisa berjalan. Pemerintah sebagai wakil Allah, tidak melupakan kami, melepas kami, tetapi mereka sebagai induk mendukung dan memperhatikan pendidikan kami,” tambahnya. Ia juga berterima kasih kepada Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah yang juga selalu memberikan toleransi dan kesabaran termasuk teman-teman lain di badan riset.
Lima tahun menempuh pendidikan program doctor, kata Yumius, dilihat dari nomor induk mahasiswa ia masuk tahun 2019 dan finish di tahun 2024. “Itu menjadi motivasi buat saya dan memang kita di program studi doctor ilmu manajemen Uncen ini adalah angkatan ke-7 dan saya sebagai ketua angkatan,” ungkapnya. Di angkatannya, mahasiswa berjumlah 21 orang, kerjasama antara Uncen dan Brawijaya. Namun ia akui butuh proses yang panjang untuk menyelesaikan.
Kata Yumius, sistem atau aturan dulu dan sekarang berbeda. Dulu, mengambil program doctor hanya butuh waktu 2 tahun tetapi sekarang semakin digembleng dengan system dan aturan perguruan tinggi untuk S3 harus menempuh enam semester dengan waktu pendidikan empat sampai lima tahun.
Kendala utama adalah financial atau keuangan. Itu sebabnya semua mahasiswa mengundurkan diri. Katanya, biaya mengambil doctor memang lebih mahal dibanding biaya sekolah pilot. Untuk layak mendapatkan gelar doctor itu, butuh proses dan tahapan. Harus melalui tahapan 9 kali ujian. Dari situ mereka menilai kelayakan baru menuju tahapan promosi doctor ini. “Puji Tuhan, semua langkah dan proses kami sudah lakukan. Inilah proses perjalanan meraih gelar doctor,” lanjutnya.
Yang membuat Yumin terus melangkah meskipun tinggal seorang diri, adalah tatar belakang pendidikannya sebagai seorang guru. “Saya memotivasi diri sendiri. Mengapa mereka bisa saya tidak bisa? Kalau bukan sekarang kapan lagi. Mengapa daerah lain bisa kita Pegunungan Bintang tidak bisa?”
Sebagai anak daerah Okmemin, ia sekaligus merespon visi misi Bupati Pegunungan Bintang Spey Yan Bidana. “Visi Cerdas salah satu hasilnya selama beliau menjabat bupati adalah saya meraih gelar doctor pertama ini,” katanya. Yumius saat ini menjabat sebagai Kasubid Penelitian dan Pengembangan pada Badan Riset dan Inovasi Daerah Pegunungan Bintang.
Kepada yang masih menempuh pendidikan, ia juga membina adik-adik mahasiswa terutama di tingkatan organisasi-organisasi mahasiswa. “Ikatan mahasiswa di distrik dan juga beberapa ikatan mahasiswa tingkat kabupaten di Papua, kita sebagai motivator memberikan pemikiran dan pemahaman kepada mereka bahwa inilah hidup berorganisasi, inilah cara belajar yang baik,” ucapnya kemudian.
Sebagai ayah dari empat orang anak, Yumius yang lahir pada 4 Juli 1982 ini juga mengakui bahwa dukungan terutama datang dari keluarga. “Saya menyampaikan terima kasih banyak kepada keluarga saya karena saya selalu dengan mereka di rumah, di mana pun kembali ke keluarga. Dukungan dari istri dan anak-anak saya juga keluarga saya sendiri, keluarga besar Kwirok dan juga masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang atas dukungan doa dari mereka sehingga bisa selesaikan studi,” tambah Yumius.
Salah satu dosen senior Uncen, Dr. Daniel Womsiwor pada kesempatan terpisah juga menyucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Yumius Taplo, yang hari ini secara resmi mendapat pengakuan dari Negara RI melalui Universitas Cenderawasih di bidang akademik. Uncen adalah satu-satunya universitas yang didirikan oleh PBB melalui Untea pada tahun 1962. “Ini waktu yang cukup panjang. Kita bisa bayangkan sejak 1962 sampai hari ini tercatat di sejarah berdirinya Uncen, DR. Yumius Taplo sebagai anak Pegunungan Bintang pertama yang meraih gelar Doktor di Universitas tertua dan terbaik di Tanah Papua,” ujarnya.
Sebagai salah satu dosen senior di Uncen, Dr. Daniel mengucapkan selamat dan sukses, semoga apa yang dirintis, diawali Dr. Yumius bisa menjadi informasi terkini atau data terkini di bidang pendidikan khususnya bagi pejabat di daerah terutama gubernur maupun bupati-bupati, agar apa yang sudah diawali Dr. Yumius bisa dilanjutkan.
“Harapan kita, 3-5 tahun ke depan sudah ada menyusul 5-10 doktor baru di pegunungan, lulusan Uncen. Secara pribadi saya mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Yumius Taplo. Semoga ilmu yang diraih dapat digunakan untuk membangun Provinsi Papua Pegunungan, Tanah Papua dan Indonesia,” tandasnya. (Frida Adriana)