
Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, ST,M.Si saat kunjungan ke Distrik Eipomek, November 2023.
SPEI YAN BIDANA. Pria kelahiran 22 Maret 1977 dari ufuk Timur Papua ini mungkin tak setenar politisi kawakan atau artis papan atas tanah air. Tetapi namanya telah tercatat di panggung politik lokal Papua hingga nasional yang layak diperhitungkan. Sejak ia resmi dilantik menjadi Bupati Pegunungan Bintang (Pegubin) pada 3 Maret 2021, ia telah mencuri hati rakyatnya dengan aneka terobosan pembangunan populis. Mengagumkan!
Seluruh rekam jejak dan karya besar Spei Bidana tercatat dengan detail dalam sejumlah ulasan pada media ini. Juga dimuat di berbagi media massa lain dan aneka platform media kekinian. Saya merasa beruntung, tiga tahun dekat dengan beliau dan ikut menyaksikan dan mencatat seluruh karyanya lewat berita. Sekaligus belajar.
Dan satu sikap kagum yang tetap tersimpan di kepala saya hingga kini adalah: “Dia kepala daerah yang berbeda. Tak pernah habis ide untuk berinovasi membangun negerinya!”
Beberapa kali, saya berkesempatan mengikuti perjalanan liputan bersama Bupati Spei Bidana ke Pegubin. Menatap hamparan hutan hijau yang menyimpan sejuta potensi dari atas burung besi, betapa mengagumkan ciptaan Tuhan yang terbentang membisu laksana raksasa tidur. Potensi sumber daya alamnya memang sangat besar dan kaya.
Bumi Okmin benar-benar indah bagai gadis perawan yang belum terjamah. Suara gemericik air yang mengalir sepanjang kali dan sungainya masih terdengar. Pun nyanyian burung-burung langka nan indah di tengah hutan tropis lebat penuh tumbuh pohon-pohon tinggi. Bersatu di bawah udara sejuknya yang menusuk kulit tulang. Segar dan sehat. Sungguh anugerah Tuhan yang tak mampu terlukiskan.
Pada 2021, Spei Bidana melontarkan gagasan brilian. Soal Carbon Trading yaitu perdagangan emisi karbon yang dilakukan antarnegara untuk mengurangi emisi karbon dunia, khususnya dari karbondioksida. Ini sebuah loncatan berpikir yang patut diapresiasi rakyat Papua. Mengapa?
Di saat pemimpin Papua lain sibuk bersekutu dengan para kapitalis mengeksploitasi sumber daya alam demi mendapat untung, Spei memilih jalan sunyi. Menolak ekspoitasi, mendukung konservasi. Nasib hidup anak cucu jauh lebih penting dari investasi penuh eskpoitasi.
Dalam visi jangka panjang, Spei ingin melakukan negoisasi dengan salah satu perusahaan di Swiss yang membeli karbon itu untuk menghitung berapa oksigen yang disuplai Pegunungan Bintang dan dijual. Menurutnya, hutan Pegunungan Bintang seluas 1,6 juta hektar harus dipertahankan dan dilestarikan menjadi daerah konservasi demi anak cucu.
Lepas dari ide besar itu, Spei tak tinggal diam melihat kebutuhan rakyat Pegubin paling urgen saat ini: infrastruktur jalan, jembatan, dan bandara. Di wilayah ini, pesawat menjadi satu-satunya akses trasportasi bagi masyarakat untuk keluar masuk orang dan barang. Jika tidak, tradisi jalan kaki berhari-hari dari distrik ke distrik masih menjadi cerita bagi anak cucu yang menyedihkan.
Dan sepanjang tiga tahun memimpin Pegubin, Spei Bidana membuktikan komitmennya ini. Upaya membangun jalan dan jembatan dari arah Jayapura dan Bovendigoel terus digenjot, di tengah keterbatasan dana dan sulitnya medan geogragris. Bandara-bandara perintis di beberapa distrik diperbaikinya.
Dan yang lebih mencengangkan, kemandirian energi listrik yang diciptakannya dengan memanfaatkan arus Sungai Digul lewat PLTMH Kalomdol, melengkapi kisah Spei yang berjuang membangun negerinya sepenuh hati. Tak tanggung-tanggung, energi listrik ini bisa mendatangkan PAD setelah dijual ke PLN. Amazing!
Belum lagi soal Sumber Daya Manusia, Spei tak menyepelehkannya sama sekali. Sejak awal memimpin Pegubin, ia sudah gas bekerja nyata. Mulai dari mendirikan Universitas Okmin Papua, mengirim ribuan mahasiswa dan pelajar kuliah ke luar daerah, hingga terobosan memberdayakan birokrat asli Papua duduk memimpin birokrasi pemerintahannya. Ia ingin masyarakat Pegubin semakin berkualitas dan diperhitungkan di Papua.
Tak hanya sukses memenangkan hati rakyatnya dengan aneka karya pembangunan yang langsung dirasakan, Spei Bidana juga bersinar di panggung politik lokal Papua. Ia menjadi tokoh di balik kemenangan PDI Perjuangan di Kabupaten Pegubin. Juga menjadi magnet baru bagi sejumlah kabupaten lain yang turut memenangkan PDIP di daerahnya, sejak ia dilantik menjadi Ketua DPD PDI Perjungan Provinsi Papua Pegunungan.
Kendati orang baru di partai berlambang banteng moncong putih ini, Spei Bidana sukses menciptakan sejarah baru pada Pemilihan Legislatif 14 Februari 2024 di Pegubin. PDIP sukses meraih 8 kursi. Sebuah pencapaian luar biasa karena sebelumnya, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini non seat alias nol di parlemen Pegubin.
Dengan kemenangan PDIP di Pileg itulah, Spei Yan Bidana maju bertarung menjadi Calon Bupati Pegunungan Bintang Periode 2024-2029. Lebih menarik lagi, ia dengan terbuka dan antusias mempersilahkan semua kader terbaik Pegunungan Bintang untuk maju berkompetisi secara sehat bersama-sama dirinya. Dalam beberapa kesempatan, Spei dengan tegas menyampaikan pesan positif demokrasi ini kepada publik Pegubin dan se-Tanah Papua.
Bagi Spei, politik adalah jalan bermartabat meraih kekuasaaan untuk sebuah tujuan mulia yaitu mengupayakan kepentingan rakyat semata. Oleh karena itu, Pilkada sebagai ajang meraih kekuasaan harus dirayakan sebagai pesta demokrasi penuh damai, jujur, dan rasa persaudaraan. Tanpa saling serang, saling fitnah, hoax dan dendam.
Pandangan Spei seperti ini melawan logika kebanyakan politisi yang selalu melanggengkan hasrat berkuasanya dengan cara-cara kotor. Spei memang beda. Ia ingin berpolitik secara bermartabat dengan tetap menjunjung persaudaraan dan perdamaian. Berani mengajak lawan politik untuk bertarung secara sehat dan demokratis. Beradu gagasan dan visi membangun rakyat Pegubin.
Kembali ke soal konservasi, banyak rumor beredar, wilayah Pegubin yang masih perawan ini memiliki kandungan emas yang amat banyak. Spei tak tergiur dengan emas. Ia lebih memilih jalan sunyi dengan sibuk menyiapkan generasi emas Pegubin puluhan tahun ke depan lewat sekolah, jalan, dan jembatan. Sekaligus, menjadikan dirinya sebagai “pemimpin berhati emas” yang tetap bercahaya bagi rakyatnya dengan kerja-kerja nyata yang mengagumkan. (Gusty Masan Raya)