Dosen Univeritas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Melkior NN Sitokdana, S.Kom.,M.Eng.

 

OKSIBIL (PB.COM)Intelektual Pegunungan Bintang (Pegubin) yang juga dosen Univeritas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Melkior NN Sitokdana, S.Kom.,M.Eng. mengapresiasi teladan politik yang ditunjukkan Calon Bupati Nomor Urut 4 Thonce Nabyal dan Calon Wakil Bupati Nomor Urut 3 Kris Bakweng Uropmabin.

Secara khusus, Melkior Sitokdana memberikan catatan positif terhadap implementasi budaya masyarakat Okmekmin Matek Weron ke dalam praktik politik lokal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, yang memberikan harapan akan pertumbuhan demokrasi yang positif di Kabupaten Pegubin ke depan.

Dua Kandidat Bupati dan Wakil Bupati yang berkompetisi pada Pilkada 2024, Thonce Nabyal dan Kris Bakweng Uropmabin saat bersalaman dan berangkulan dengan Bupati dan Wakil Bupati Pegubin perioder 2025-2030, Spei Yan Bidana, ST,M.Si dan Arnold Nam, S.AP. Keduanya hadir memberikan dukungan kepada pemimpin terpilih yang telah dilantik pada Acara Syukuran Pelantikan, Senin, 3 Maret 2025.

“Saya sangat apresiasi Bapak Tonce Nabyal dan Kris Bakweng Uropmabin yang berjiwa besar dan rendah hati, datang berdamai dan menyatakan dukung politik kepada pemerintahan Bupati Spei Bidana dan Wakill Bupati Arnold Nam selaku pemenang Pilkada 2024. Cara ini patut dijadikan contoh oleh generasi muda saat ini, supaya ke depan setiap pesta politik harus diakhiri dengan budaya Matek Weron,” kata Sitokdana menjawab papuabangkit.com lewat pesan whatsapp, Rabu, 5 Maret 2025.

Menurut Melkior, tradisi Matek Weron adalah sistem perdamaian dalam masyarakat Okmekmin di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. Ketika ada persoalan, masyarakat Okmekmin selalu membuat Matek Weron untuk berdamai dengan manusia, alam, leluhur dan Maha Pencipta.

“Dalam perdamaian makan bersama gemuk babi digunakan sebagai simbol perdamaian. Nilai matek Weron ini yang terwujud dalam momen pelantikan kemarin,” tutur Kandidat Doktor Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Penulis buku Matek Weron: Sistem Perdamaian Masyarakat Suku Ngalum ini juga menjelaskan, sebenarnya masih ada banyak kekayaan tradisi dan budaya masyarakat Pegubin yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun nasionalisme, persatuan, dan kekeluargaan.

“Nilai-nilai ini yang harusnya dipraktikkan dan menjadi pegangan untuk meruntuhkan egoisme, sekat politik, dan kepentingan sesaat. Membangun Pegunungan Bintang dengan kompleksitas persoalan butuh energi dan biaya besar. Semua pihak harus bersatu agar daerah aman dan pemimpin daerah bisa bekerja melayani dan membangun,” tegasnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box