Calon Gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM) saat tatap muka bersama masyarakat di Sarmi

SARMI (PB.COM) – Calon Gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM) menegaskan, penyataan soal menjaga hama dan binatang pengganggu kebun yang ia sampaikan saat orasi politiknya di Nimboran pada Selasa 1 Juli 2025 kemarin,  merupakan sebuah perumpamaan yang disampaikannya dihadapan para pendukungnya, dengan tujuan utama adalah menjaga Basis Dukungan miliknya.

BTM mengaku menyesalkan oknum yang sengaja hanya mengambil sepotong video orasinya dan justru memplesetkannya. Sebab, jika diikuti dari awal orasinya, kalimat itu akan dengan mudah dipahami sebagai suatu ungkapan politik menjaga basis dukungan.

“Itulah cara licik orang yang hanya bisa mencari kesalahan tim lain. Itulah orang yang hanya hadir di acara kampanye dengan tujuan mencari-cari kesalahan. Saya kira masyarakat Papua sudah sangat melek dan paham politik. Bisa menilai mana yang baik dan tidak,” ujar BTM disela tatap muka bersama masyarakat di Sarmi, Rabu (02/07/2025).

 

“Kalau hanya mengambil potongan kalimat itu dan disebarkan, tentu semua paham itu orang yang tidak mampu bersaing secara sehat.  Silahkan masyarakat yang menilai,” sambungnya.

 

BTM menjelaskan, ia mengumpamakan para petani yang telah dengan susah payah menanam dan menjaga tanamannya di kebun. Sehingga wajib dipagari dan mengusir hama serta  binatang pengganggu lainnya. Dan itu adalah kebiasaan orang di Kampung-Kampung di wilayah Adat Tabi seperti di Genyem, Nimbokrang dan sekitarnya dalam keseharian mereka.

 

“Binatang pengganggu kebun yang semua orang tahu itu.  Perumpamaan itu sangatlah tidak salah. Itu bahasa yang lebih mudah dipahami masyarakat. Maka perumpamaan selalu saya gunakan dalam setiap kampanye. Misalnya saya menggunakan perumpamaan tentang perbedaan seorang pemilik rumah dan tamu, saat akan menyapu.  Kalau tamu hanya akan sapu teras sampai ruang tamu yang kelihatan saja. Beda pemilik rumah akan menyapu semua ruangan hingga kamar dan dapur dan sudut kotor yang tak kelihatan, ” papar BTM.

 

Dikemukakan BTM, sebagai pemimpin yang telah Dua periode alias Sepuluh Tahun menjabat Wali Kota Jayapura, dirinya telah terbiasa menghadapi kritik maupun hujatan hingga ajaran kebencian dari oknum yang tujuannya jelas ingin menghancurkan nama baik dirinya.

Namun, semua itu tak pernah ia balas dan justru balik mendoakan mereka agar bertobat dan tidak lagi melakukan hal itu pada orang lain.

“Saya tidak mau tipu-tipu atau berbohong. Semua yang saya lakukan dan katakan adalah benar. Saya juga adalah seorang Penatua di Gereja, membantu pendeta dan melayani Firman. Saya tidak pernah melaporkan orang yang memfitnah saya pada pihak kepolisian. Saya selalu maafkan, ” ujar BTM dengan tenang.

Sebagai seorang dengan dasar Ilmu Pemerintahan serta sudah teruji memimpin daerah serta melayani masyarakat, BTM mengaku tidak terganggu dengan apa yang disebutnya sebagai “Isu Murahan” itu. Apalagi memang kini adalah saat masa kampanye jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua yang akan digelar Rabu, 6 Agustus nanti.

Dalam kesempatan itu BTM juga mengimbau para pendukungnya untuk tidak terpancing atau membalas ujaran kebencian yang ditujukan kepadanya.  Sebab, secara survei maupun suara dukungan nyata kini, BTM-CK adalah kandidat yang bakal menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua periode 2025-2030.

“Mari kita semua wajib menggunakan hak pilih pada PSU tanggal 6 Agustus nanti. Jaga dan kawal suara BTM-CK dari hal yang tidak kita inginkan bersama. Rakyat Papua tahu mana pemimpin yang terbaik dan sudah teruji, ” pangkas BTM. (ADM) 

 

Facebook Comments Box