Kapolda Papua, Irjen Boy Rafli Amar

JAYAPURA (PB) : Perang antara pendukung pasangan calon bupati nomor urut 1 Yustus Wonda dan calon bupati nomor 3, Yuni WOnda yang terjadi di Mulia ibukota kabupaten Puncak Jaya, Papua berlanjut, Senin (03/07/2017) pagi. Jika sehari sebelumnya Empat warga terluka akibat anak panag dan puluhan rumah terbakar, kali ini dilaporkan seorang warga telah tewas akibat terkena panah dan jasadnya sudah dikremasi dengan cara dibakar.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua,  Irjen Boy Rafli Amar kepada awak media di Jayapura mengakui telah ada korban jiwa dan jenazahnya dikremasi dengan cara dibakar.

Dia kemukakan, aparat gabungan TNI dan Polri telah mengambil langkah tegas mengamankan keadaan dan terus melakukan pencegahan terjadinya bentrokan. Bahkan, dirinya sudah memerintahkan untuk tembak di tempat bagi pelaku bentrokan.

“Saya sudah perintahkan pada Kapolres Puncak Jaya untuk ambil tindakan tegas. Tembak ditempat pelaku rusuh itu, tembak kaki ya, bukan badan. Ini sudah menganggu keamanan,” tegas Irjen Boy.

Dikemukakan Irjen Boy Rafli, ada elit politik yang menjadi provokator atas bentrokan itu yakni dari pasangan nomor urut 1, Yustus Wonda-Kirenius Telenggen dan pasangan nomor urut 2, Henock Ibo-Rinus Telenggen yang sengaja memancing kemarahan dari kelompok massa nomor urut 3, Yuni Wonda-Deinas Geley.

“Polisi masih kesulitan menangkap provokator pelaku bentrokan antara masa pendukung kandidat calon, karena para provokator itu masih bergabung dengan massanya masing-masing. Kita berusaha mengatasi bentrok antara pendukung calon. Kami menghindari jatuhnya korban lagi,” jelasnya.

Lanjut Irjen Boy, saat ini Dua kompi Brimob Polda Papua, ditambah dengan tim khusus dan aparat TNI masih bersiaga di Puncak Jaya.

Bentrok pendukung tiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya dipicu hasil perolehan suara pada pemungutan suara ulang (PSU) pada 7 Juni. Lalu, KPU setempat mengumumkan pleno pilkada Puncak Jaya pada 15 Juni di Kota Jayapura dan memenangkan pasangan nomor 3, Yuni Wonda-Deinas Geley yang maju dari koalisi PDI-P.

Sementara tokoh masyarakat Papua asal kabupaten Nduga, Papua, Samuel Tabuni meminta pihak kepolisian untuk tegas menyelesaikan konflik berkepanjangan di kabupaten Nduga dan yang sedang terjadi di Puncak Jaya.

Menurut Samuel yang dikenal sebagai tokoh perdamaian di kabupaten Nduga karena legowo meminta pendukungnya menerima hasil dan tak menggugat saat kalah tipis Pilkada 2017 lalu, polisi harus menangkap panglima perang dan tokoh intelektual yang ada dibelakang terjadinya konflik. Sebab, masyarakat biasanya hanya mengikuti.

“Kami di pegunungan memang masih demikian. Polisi harus tegas tangkap panglima perang di Nduga dan actor intelekttualnya untuk dibawa keluar dari daerah itu. Proses hokum bisa menyusul. Intinya tangkap dan bawa keluar dari daerah dulu. Masyarakat kana tenang dan konflik bisa reda. Demikian halnya di Puncak Jaya. Kami sama saja. Bila perlu jika begini terus maka calon bupatinya wajib diamankan dulu,” paparnya.  (Marcel/PB)

 

Facebook Comments Box