Bupati Keerom Drs. Celsius Watae, MH saat menerima penghargaan dari Kepala BKKBN Dr. Surya Chandra Surapaty, MPH.Ph.D di Pendopo Mahan Agung, Bandar Lampung, Jumat (14/07/2017)

LAMPUNG (PB)—Bupati Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Drs. Celsius Watae, MH menerima penghargaan Mangggala Karya Kencana (MKK) dari Pemerintah Pusat melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Pendopo Mahan Agung, Bandar Lampung, Jumat malam (14/07/2017). Bersama Celsius, 24 kepala daerah (gubernur, bupati, walikota) lainnya pun ikut menerima penghargaan yang sama karena dinilai sukses dan memiliki dedikasi tinggi terhadap program kependudukan dan KB di daerahnya masing-masing.

Ketua Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan Provinsi Papua Drs. Yohanes Rahail, M.Kes

Putra Papua lain yang ikut menerima penghargaan dari BKKBN yakni Drs. Yohanes Rahail, M.Kes, Ketua Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan Provinsi Papua. Dosen Universitas Cenderawasih ini menyabet penghargaan Wira Karya Kencana, bersama dr. Agung Julipriohadi, MARS (Operator Vasektomi Syifa Medical Center, DKI Jakarta) dan dr. Hendro Boedhi Hartono,Ketua Pusat Pelatihan Klinik Primer (P2KP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Penghargaan diserahkan oleh Kepala BKKBN,  Dr. Surya Chandra Surapaty, MPH.Ph.D, didampingi  Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo dalam acara bertajuk Malam Penganugerahan Penghargaan Program Kependudukan KB dan Pembangunan (KKBPK). Acara yang merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIV Lampung ini dihadiri Plt. Sekjen Kemendagri RI, Drs. Hadi Prabawo MM, Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Erni Guntari Tjahjo Kumolo, sejumlah gubernur dan bupati/walikota, dan  para kepala perwakilan BKKBN dari 34 provinsi di Indonesia.

Dr. Surya Chandra Surapaty, MPH.Ph.

Kepala BKKBN Dr. Surya Chandra Surapaty, MPH.Ph.D dalam sambutannya mengatakan penghargaan yang diberikan pada acara Harganas XXIV Lampung ini sebagai momentum yang tepat untuk memicu dan memacu semangat bagi seluruh kepala daerah di Indonesia untuk terus berkomitmen meningkatkan kualitas manusia Indonesia melalui keluarga yang berkualitas.

“Sejak 29 Juni 1993, untuk pertama kalinya Harganas dirayakan di Lampung. Maka perayaan Harganas XXIV di Lampung adalah acara Harganas kedua kalinya.  Tema kita “Dengan Hari Keluarga Nasional Kita Bangun Karakter Bangsa Melalui Keluarga Yang Berketahanan” hendaknya menjadi perhatian seluruh elemen bangsa, terutama para kepala daerah untuk membangun kualitas manusia Indonesia ke depan,” kata Surya.

Keluarga yang berkarakter yang dimaksud, lanjut Surya, berpatok pada delapan (8) fungsi keluarga yaitu agama, cinta kasih, reproduksi, pendidikan, sosial budaya, ekonomi, perlindungan dan fungsi lingkungan. “Jika kedelapan fungsi ini dilakukan dengan baik, maka akan menciptakan keluarga yang berketahanan, yang mampu menciptakan seorang anak yang berkualitas,” katanya.

Sejumlah ibu di Tolikara dengan bayinya

Menurut Surya, Indonesia harus menggaungkan kembali program KB yang sejak 1970-2000, diklaim sukses. Sukses karena mampu  menurunkan angka kelahiran total rata-rata jumlah anak per wanita dari 5,6 anak pada tahun 1970 menjadi 2,6 anak pada awal Reformasi.

“Targetnya adalah 2,1 dimana itu adalah penduduk tumbuh seimbang, tapi kita masih di angka 2,6. Mudah-mudahan hasil survei Demografi Kesehatan Juli 2017, hasilnya sudah turun jadi 2,3. Karena itu malam ini,  kami ajak semua kepala daerah di Indonesia agar bersama-sama singsingkan lengan baju bersama BKKBN untuk pembangunan manusia Indonesia melalui program kependudukan dan keluarga berencana,” kata Surya

Bupati Keerom Drs. Celsius Watae, MH dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE.M.Si bersama Duta Genre Papua.

Surya juga menjelaskan, salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bonus demografi di tahun 2012-2030, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Artinya, jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun ).

Dilihat dari jumlahnya, kata Surya, penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara nonproduktif hanya 60 juta. Bonus demografi ini akan membawa dampak sosial-ekonomi. Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk non produktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif.

“Oleh karena itu, kita harus menyiapkan keluarga yang berkarakter melalui revolusi mental yang digaungkan oleh Presiden Jokowi. Manusia Indonesia harus berkarakter agar tidak menjadi kuli di negeri sendiri dengan memegang nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong,” tegas Surya.

 

Kepala BKKBN Dr. Surya Chandra Surapaty, MPH.Ph.D saat menyematkan pin penghargaan MKK kepada Bupati Keerom Drs. Celsius Watae, MH

 

Motivasi Bangun Keluarga dan Kependudukan

Bupati Keerom Drs. Celsius Watae, MH usai menerima penghargaan Mangggala Karya Kencana mengatakan, dirinya mengapresiasi BKKBN yang telah memberinya penghargaan bergengsi ini. Ia menegaskan, pihaknya akan terus berkomitmen membangun Keluarga Berencana di Keerom demi meningkatkan kualitas manusia di daerah itu.

“Saya ajak semua bupati di Papua untuk mari kita dukung Program KB. Untuk Papua, KB tidak berarti menekan angka kelahiran dengan wajib dua anak cukup, tetapi untuk mengatur jarak kelahiran, menyiapkan keluarga yang terencana, sejahtera secara ekonomi dan kesehatan bagi anak-anak yang dilahirkan,” kata Bupati Celsius kepada Papua Bangkit di Bandar Lampung.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE.M.Si. dan Ibu berpose dengan Bupati Keerom Drs. Celsius Watae, MH dan ibu dan Drs. Yohanes Rahail, M.Kes usai menerima penghargaan

Menurut Bupati Celsius, sebagai wujud komitmennya dalam pembangunan KB dan Kependudukan di Keerom, maka pada tahun ini dengan merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah (OPD), ia telah menjadikan BKKBN Keerom menjadi salah satu OPD tersendiri. “Penghargaan ini juga menjadi tanggung jawab saya untuk bekerja terus membangun keluarga berencana di Keerom,” tutupnya.

Sementara Ketua Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan Provinsi Papua, Drs. Yohanes Rahail, M.Kes mengatakan, penghargaan yang diterimanya menunjukkan pengakuan bahwa pendekatan pembangunan di Provinsi Papua berbasis wilayah adat mampu mendorong kualitas kependudukan yang lebih terarah dan terintegrasi.

“Dengan penghargaan ini, saya siap mendorong agar pembangunan kependudukan di Papua lebih berkualitas lagi terkait aspek demografis seperti pendidikan, tingkat kelahiran, dan upaya-upaya menekan angka kematian Ibu dan anak di Papua. Pada ujungnya, kita mendorong Pemerintah Provinsi Papua untuk terus memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia Papua agar lebih baik ke depan,” kata Rahail.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE.M.Si. dan Ibu berpose dengan Drs. Yohanes Rahail, M.Kes usai menerima penghargaan

Rahail menilai, Papua dengan kondisi geografis yang sulit menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan kependudukan dan keluarga yang berencana. Namun, dengan pendekatan lokal-kontekstual, masyarakat bisa menolong diri mereka dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam keluarga dan ikut membentuk karakter bangsa.

“Nilai-nilai anak yang dipegang masyarakat Papua hendaknya tetap dijaga dan dipelihara sebagai jati diri masyarakat Papua. Dan ini jadi salah satu hal yang terus menjadi perhatian kita dalam pembangunan kependudukan di Papua,” tegas Rahail.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE.M.Si turut berbangga karena dua putra terbaik Papua berhasil meraih penghargaan bergengsi itu. Menurutnya, penghargaan yang diraih merupakan bukti keseriusan mereka terhadap pembangunan keluarga di Kabupaten Keerom dan Papua. Apalagi, Keerom sebagai wajah depan Indonesia karena berada di perbatasan RI-PNG memiliki tantangan kependudukan tersendiri.

“Kita berharap penghargaan ini memberi motivasi bagi kami dan pihak terkait, juga menjadi inspirasi bagi kepala daerah lain di Papua untuk membangun keluarga berencana secara lebih terintegrasi ke depan. Selain itu, semoga prestasi ini dan juga apa yang kita pamerkan pada Harganas Lampung di stand pameran, bisa mengubah pandangan orang lain selama ini yang keliru menilai bahwa Papua itu tidak mampu, tidak aman. Kita Papua juga bisa dan berkualitas,” tegas Brabar.

Pamflet Acara Harganas XXIV Lampung

Acara Harganas Lampung akan berakhir hari ini, Sabtu (15/07/2017). Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Widodo yang sedianya hadir pada acara puncak Harganas, batal hadir dan diganti Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani. Sekedar diketahui, Harganas XXV 2018 tahun depan sudah ditetapkan akan digelar di Manado, Sulawesi Utara.

*Gubernur Lampung menyampaikan terima kasih atas kesediaan seluruh kontingen dari 34 provinsi yang sudah datang menghadiri acara Harganas. Ia berharap, dalam semangat Bhineka Tunggal Ika dan menjaga karakter bangsa yang dimulai dari keluarga, momen Harganas ini bisa membawa dampak bagi semakin berkualitasnya keluarga Indonesia di masa depan.

“Selamat menikmati indahnya alam dan kuliner Lampung. Penduduk Lampung sebanyak 9 juta lebih, 60 persen orang Jawa dan sebagiannya dari seluruh suku-suku lain di Indonesia. Hampir semua suku ada. Lampung ini menjadi Indonesia mini. Semoga bapak ibu sekalian bisa betah satu dua hari di sini dan kami siap menerima sebagai bagian dari keluarga besar Indonesia,” ujar gubernur termuda di Indonesia ini. (Gusty Masan Raya)

 

Facebook Comments Box