BOKONDINI (PB)—Pdt. Dorman Wandikbo, S.Th kembali terpilih sebagai President Gereja Injili di Indonesia (GIDI) masa bakti 2018-2023 dalam rangkaian Konferensi Umum GIDI ke- XIX Wilayah Bogo di Aula Power Ericson, Distrik Bogondini, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua, Jumat (30/11/2018). Pdt. mendapat 651 suara, Pdt. Lipius Biniluk 233 suara, Pdt. Lenis Kogoya 218 suara sah dan Pdt. Hengki Felle 10 suara. Surat Suara tak sah 4 dan 5 surat suara kembali ke Panitia.
Kepemimpinan Dorman adalah yang kedua. Sebelumnya, Dorman terpilih sebagai President GIDI pada Konferensi Umum GIDI ke- XVIII di Yahukimo 2013 silam.
Pemilihan President GIDI dipimpin Ketua Sidang Pdt. Bas Ondi dilakukan one man one vote atau satu orang satu suara berlangsung demokratis. Terdapat 1.121 peserta yang memilili hak suara mewakili delapan (8) wilayah pelayanan GIDI, antara lain Bogo, Toli, Yamo, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Pantai Utara, Pantai Selatan dan Jasumbas.
Turut hadir dalam dalam momentum ini, Asisten I Bidang Pemerintahan Sekda Papua Doren Wakerkwa, yang mewakili Gubernur Papua Lukas Enembe, Direktur Lalu Lintas Polda Papua MH. Ritonga, Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo, Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak, mantan Ketua Sinode GIDI Pdt. Ber Koirewoa, mantan Ketua Sinode GIDI Pdt. Lipius Biniluk, para Ketua Klasis GIDI dan peserta dari 12 negara pelayanan GIDI.
Adapun 4 calon President GIDI yang ikut dalam prosesi pemilihan yakni Nomor Urut 1 Pdt. Hengki Felle, STh, Nomor Urut 2 Pdt. Lipius Biniluk, STh, Nomor Urut 3 Pdt. Dorman Wandikbo, STh, dan Nomor Urut 4 Pdt. Lenis Kogoya, MTh.
Setelah pemilihan President GIDI, dilanjutkan pemilihan Wakil President, Sekjen dan Bendahara Umum dilakukan secara aklamasi. Masing-masing Wakil President Pdt. Usman Kobak, STh, Sekjen Pdt. Gandius Enumbi, STh dan Bendahara Umum Pdt. Joni Wonda, STh.
Ketua Panitia Konferensi Umum GIDI ke- XIX Wilayah Bogo Ricky Ham Pagawak sekaligus membacakan susunan lengkap kepengurusan GIDI masa bakti 2018-2023.
Dilanjutkan, upacara pengukuhan kepengurusan GIDI, dipimpin Pdt. Ber Koirewoa, didampingi penasehat dan tua-tua gereja. Kemudian President GIDI Pdt. Dorman Wandikbo mengukuhkan para pendeta GIDI. Diakhiri ibadah dengan pengkotbah Pdt. Lipius Biniluk.
Kepastian Keselamatan
Sementara itu, Dorman Wandikbo usai pengukuhan menjelaskan, pihaknya mempunyai tiga (3) visi atau program untuk masa pelayanan lima tahun kedepan. Pertama, GIDI menargetkan untuk 10.000 jiwa umat GIDI selamatkan mereka untuk memastikan ada kepastian keselamatan.
“Kami akan lakukan visi itu, tapi kami BPP tak bekerja sendiri. Kami untuk program wilayah dan klasis kemudian sampai ke jemaat. Ini yang dilakukan oleh jemaat untuk semua orang GIDI, yang masuk didalam gereja harus ada kepastian keselamatan, karena tujuan gereja ini ada untuk orang mau masuk sorga. Kalau ada orang masuk GIDI, tapi kalau tak masuk sorga itu apa artinya untuk organisasi ini,” ujarnya.
Kedua, GIDI melakukan misi yakni penginjilan dan pemulihan. Penginjilan kedalam dan penginjilan keluar.
“Jadi ada dua tugas yang kita lakukan. Kami punya dua lembaga yakni penginjilan kedalam dikerjakan oleh wilayah-wilayah. Dan penginjilan keluar dikerjakan oleh BPP dan penginjilan keluar itu dari Papua, di Indonesia dan juga di dunia yang lain,” tuturnya.
Ia mengatakan, penginjilan dan pemulihan. Pemulihan berbicara beberapa hal yakni pemulihan pemimpin-pemimpin gereja di bawah. Masing-masing para gembala, para penatua, para diakon dan para majelis perlu pemulihan. Pemulihan dilakukan mulai dari keluarga, suami, istri anak, karena Gereja sesungguhnya adalah keluarga.
“Jika keluarga baik gereja akan jadi baik. Jika gereja tak baik gereja sulit untuk jadi baik. Jadi kekuatan kita di situ,” katanya.
Karena itu, terangnya, pihaknya menekankan semua orang GIDI tak berdiri diatas GIDI. Tapi harus berdiri diatas kebenaran firman Tuhan. Jika berdiri diatas firman Tuhan pasti GIDI akan aman untuk kedepan.
Ketiga, GIDI cukup besar di Tanah Papua dan juga hampir semua wilayah ada di gereja ini, maka bagaimana gereja ini akan membuat kekeluargaan. “Jadi berbagai suku dan bahasa ada dimana saja tapi berbicara GIDI berarti keluarga. Biar warna kulit apa pun kita adalah keluarga didalam Tuhan Yesus Kristus,” imbuhnya. (Gusty Masan Raya/mdc)