JAYAPURA (PB.COM)—Memasuki hari ketiga pasca bencana banjir bandang yang menimpa wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, gelombang pengungsi kian bertambah seiring hujan yang terus mengguyur Jayapura dan sekitarnya.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sudah ada 9 ribu lebih jiwa yang mengungsi. Sementara bantuan yang terus berdatangan tak sejalan dengan jumlah tenaga relawan di lapangan, di samping kondisi lalu lintas dan infrastruktur jalan yang rusak dan sempit saat menuju lokasi bencana.
Kondisi ini membuat Dinas Kesehatan Papua dan Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) berinisiatif membuka posko bantuan sejak Selasa (19/03/2019) di halaman Kantor Dinas Kesehatan, Kotaraja dan Kantor UP2KP di Jalan Baru.
Koordinator Tim Medis dari Dinas Kesehatan Papua, Darwin Rumbiak, S.Kep mengatakan pihaknya telah menggalang bantuan berupa air mineral, pakaian layak pakai, bahan makanan, sabun dan obat-obatan. Posko ini, kata Darwin, dibuka agar masyarakat atau pihak manapun yang tidak sempat ke Sentani bisa menyalurkan sumbangannya lewat posko Dinkes dan UP2KP.
“Bantuan yang masuk tadi ada yang dari Puskesmas Koya, ada dari masyarakat, ada yang dari LSM dan juga dari para pegawai Dinkes. Kami juga sudah kedatangan para mahasiswa dari FK dan FKM Uncen, dari Poltekes dan juga Dinas Kesehatan Mamberamo Raya tadi. Mereka mau gabung untuk esok turun lakukan pelayanan medis,” kata Darwin.
Menurut Darwin, setelah menerima sejumlah bantuan, pihaknya bersama tim UP2KP sore jelang malam langsung menyalurkan sejumlah bahan makanan dan pakaian layak pakai ke BTN Sosial Sentani. Sebab pihaknya menerima informasi bahwa wilayah itu belum banyak menerima bantuan akibat akses jalan menuju perumahan itu putus diterjang banjir.
“Mobil tidak bisa masuk. Kami angkat dan bawa ke atas dan sepanjang jalan kami merasa iba betapa banyak orang di jalan meminta makanan dan minuman pada kami. Kami bingung, kasihan, tapi tujuan kami pengungsi di bagian atas. Artinya, kondisi ini menggambarkan bahwa di BTN Sosial benar-benar tim relawan dan medis belum turun banyak. Saya sudah koordinasi dengan Kadinkes kami esok akan turun. Kemudian, relawan yang turun juga belum terakomodir baik karena tak ada posko di sana,” kata Darwin.
Sementara Koordinator Lapangan Tim Dinkes-UP2KP untuk korban bencana Sentani Alexander Krisifu, SH mengatakan pihaknya akan terus berkonsentrasi pada penggalangan bantuan di posko.
“Setelah itu, kita akan koordinasi dengan relawan di Sentani, kita sasar wilayah yang belum terjamah kita akan masuk ke sana, entah itu di pinggiran danau atau di wilayah yang terisolir,” katanya.
Alex mengatakan, timnya juga membuka pendaftaran bagi siapa saja yang siap menjadi relawan dengan mendaftar di Posko Dinas Kesehatan Papua dan UP2KP.
“Atau kontak saja di nomor ini 081210000163,” tegas Alex yang juga Kepala Bidang Sekretariat UP2KP ini.
Untuk diketahui, banjir bandang yang menerjang wilayah Sentani, Minggu (17/03/2019) menyebabkan 11.725 Kepala Keluarga (KK) di tiga distrik yakni Sentani , Waibu dan Sentani Barat terdampak, dimana 83 orang meninggal, 84 luka berat, 75 luka ringan, 73 korban hilang dan 9 ribu lebih orang mengungsi. Sejumlah posko pengungsian dibuka sejak Minggu yakni Posko Induk Kantor Bupati Gunung Merah, BTN Bintang Timur,, BTN Gajah Madah, Doyo Baru, Panti Jompo, HIS, SIL, Asrama Himles, Kompi D, Puspenka Hawai dan beberapa posko lain.
Data BNPB per 19 Maret 2019 menyebutkan terdapat 211 rumah terendam banjir dan 351 rumah rusak berat. Banjir bandang ini juga merusakkan 4 jembatan, 8 drainase, 2 gedung gereja, 1 mesjid, 8 sekolah, 104 ruko, 1 pasar, 4 kendaraan roda empat dan 20 unit kendaraan roda dua. (Gusty Masan Raya)