BMKG deteksi delapan titik panas di Merauke dan Jayapura.

JAYAPURA (PB.COM) – Balai Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura mendeteksi adanya delapan titik panas (hot spot) di Kabupaten Merauke dan Kota Jayapura, Papua pada Rabu (10/7/2019). Namun berdasarkan hasil pantauan hingga Kamis (11/7/2019) tidak terdeteksi.

Adapun delapan titik panas tersebut berada di Distrik Kimaam, Naukenjerai, Tabonji, dan Waan, Kabupaten Merauke. Sementara satu titik panas lainnya terdeteksi di Kecamatan Abepura, Kota Jayapura.

Prakirawan BMKG Wilayah V Jayapura, Pamungkas Irjayanti saat dikonfirmasi pers Kamis mengaku, tingkat kepercayaan memang  di atas 80 persen. Namun dari pantauan terakhir hingga pukul 14.50 WIT pada Kamis (11/7) tidak terdeteksi adanya titik panas di wilayah itu.

“Terdeteksinya titik panas ini berdasarkan pantauan selama 24 jam pada 10 Juli kemarin, tapi titik panas sudah tidak terdeteksi lagi di hari ini,” akunya.

Ia menambahkan, titik panas yang terdeteksi di wilayah Abepura, Kota Jayapura disebabkan aktivitas warga setempat yang tertangkap satelit. Sementara di wilayah Merauke diduga dampak dari musim kemarau.

“Kota Jayapura ini memang belum masuk musim kemarau, tapi kalau Merauke sudah masuk musim kemarun sejak pertengahan Mei dan curah hujan disana sudah menurun drastis dibawah 20 ml,” jelasnya.

Menurutnya, potensi titik panas di wilayah Papua kemungkinan masih ada kedepannya, khususnya di wilayah Merauke selama periode musim kemarau berlangsung.

“Untuk wilayah Jayapura sepertinya tidak, karena masih masuk musim hujan, apalagi curah hujan akhir-akhir ini masih cukup tinggi,” jelasnya lagi.

Oleh karena itu, Pamungkas mengimbau agar warga untuk mengurangi aktivitas pembukaan lahan dengan cara membakar yang dapat menyebabkan meluasnya titik panas.

“Secara meteorologis, munculnya titik panas disebabkan berkurangnya jumlah curah hujan pada suatu wilayah dan memicu kekeringan,” tutupnya. (Andi/Frida)

Facebook Comments Box