Warga Bedu Epouda, Kabupaten Paniai melakukan unjuk rasa dan menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Kabupaten Dogiyai pada saat Pelantikan Kepala Distrik di Kabupaten Dogiyai, Sabtu (26/06/2021) di Mowanemani, Kabupaten Dogiyai.

 

MOWANEMANI (PB.COM)—Ratusan warga masyarakat di wilayah Bedu Epouda, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Sabtu (26/6) menggelar aksi unjuk rasa di Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai menyampaikan aspirasinya bergabung dengan Kabupaten Dogiyai.

Aspirasi warga masyarakat tersebut sudah berlangusng sejak tahun 2018. Warga masyarakat di wilayah tersebut kabarnya sudah menyampaikan aspirasinya kepada Pemerintah Kabupaten Paniai untuk keluar dan ingin bergabung ke Kabupaten Dogiyai.

“Mereka berunjuk rasa meminta bergabung dengan Kabupaten  Dogiyai. Saya bersama Ketua DPRD Pak Elias Anou dan Wakil Ketua II Pak Orgenes Kotouki menerima warga Paniai dan mendegar aspirasi yang mereka sampaikan. Saya menerima dan mendengar aspirasi mereka usai melantik sebelas camat, kepala distrik baru di Dogiyai,” ujar Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa dalam keterangan tertulis yang diterima media Sabtu (26/6).

Bupati Dumupa menjelaskan, berdasarkan penuturan warga Bedu Epouda yang berunjuk rasa, sejak 2019 beberapa kepala kampung dan masyarakat wilayah Bedu Epouda itu mengikuti upacara peringat HUT RI, 17 Agustus 2019 bersama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Dogiyai di Mowanemani, terkait keinginan bergabung dengan Dogiyai. Beberapa kali, mereka menggelar aksi unjuk rasa menyampaikan pernyataan sikap untuk bergabung dengan Kabupaten Dogiyai.

Menurut Dumupa, selain menyampaikan keinginan kepada Pemerintah Kabupaten Dogiyai, hal itu juga sudah disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Paniai. Pada tanggal 24 Juni 2021, warga masyarakat di wilayah Bedu Epouda melakukan unjuk rasa di Enarotali, kota Kabupaten Paniai. Di sejumlah kantor Pemerintahan Kabupaten Paniai, warga wilayah itu menempel stiker di pintu kantor pemerintahan serta jalan-jalan dan memasang sejumlah spanduk berisi aspirasi mereka bergabung ke Dogiyai.

“Saat saya lantik sebelas kepala distrik di Mowanemani, warga masyarakat di wilayah Bedu Epouda menggelar aksi unjuk rasa. Mereka mendesak saya selaku Bupati Dogiyai melakukan pemekaran distrik dan menetapkan wilayah Bedu Epouda sebagai distrik baru yang masuk dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Dogiyai kemudian saya melantik Kepala Distrik Bedu Epouda bersamaan dengan pelantikan kepala distrik yang lainnya di Dogiyai,” lanjut mantan anggota Majelis Rakyat Papua ini.

Ada beberapa alasan keinginan warga wilayah Bedu Epouda bergabung ke Kabupaten Dogiyai. Pertama, dari segi jangkauan pelayanan pemerintahan, wilayah Bedu Epouda lebih dekat dengan wilayah Kabupaten Dogiyai. Selain itu, dari aspek kekeluargaan, kekerabatan sosial, dan adat masyarakat wilayah Bedu Epouda adalah bagian dari masyarakat Dogiyai.

Menanggapi aspirasi masyarakat Bedu Epouda, Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa menyampaikan bahwa penghapusan dan penggabungan sebagian atau seluruh wilayah pemerintahan, termasuk penggabungan wilayah Bedu Epouda ke dalam wilayah Kabupaten Dogiyai harus mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurutnya, sebagai Bupati Dogiyai, dirinya siap menerima aspirasi dan keinginan warga Bedu Epouda bergabung ke dalam wilayah pemerintahan Dogiyai. Namun, syaratnya aspirasi warga disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Paniai dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemerintah Kabupaten Paniai.

“Saya bersedia memfasilitasi warga wilayah Bedu Epouda untuk melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Paniai untuk menyampaikan aspirasi dan mendiskusikan aspirasi ini. Saya menghargai aspirasi warga Bedu Epouda, tetapi saya juga berharap agar aspirasi itu harus disampaikan secara damai tanpa kekerasan,” ujar Bupati Dumupa penulis buku Mengenal dan Belajar dari Pemimpin Besar. (Gusty Masan Raya)

Ket foto:

Facebook Comments Box