Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) virtual bertajuk “Cerita Kita Menghadapi Delta” (Laporan Tahunan Jokowi -Ma’ruf) pada Senin (25/10/2021).

JAKARTA (PB.COM)–Dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf  Amin  masih  diselimuti  suasana  pandemi  COVID-19.  Pada  15  Juli  2021,  kasus positif harian di Indonesia mencapai puncaknya. Lonjakan  kasus  di  antaranya  disebabkan  oleh merebaknya  COVID-19  varian  Delta.

Pemerintah  pun  terus  berupaya  menurunkan  penularan  kasus  COVID-19.  Hasilnya, sejak 16 Oktober 2021 ledakan pandemi mulai terkendali.Penurunan  kasus  COVID-19  ini  merupakan hasil kolaborasi  erat  antara  pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh masyarakat Indonesia.

Provinsi  Kepulauan  Riau  (Kepri)  merupakan  salah  satu  wilayah  yang  dinilai  sukses menekan laju angka penularan COVID19. Dan, provinsi ini menjadi salah satu provinsi di luar Jawa-Bali yang masuk PPKM Level1.

“Memang  dari  asesmen  levelisasi  daerah,  kita  sudah  berada  pada  level  1  bersama  5 kabupaten  kota  yang  lain,  dan  hanya  dua  yang  masih  pada  level  2.  Kita  ikuti  terus perkembangan  asesmennya   dari  dua   sisi,   baik   itu   transmisi  komunitas,  maupun kapasitas  respon,”  kata  Gubernur  Kepri  Ansar  Ahmad  dalam  acara  Diskusi  Forum Merdeka  Barat  9  (FMB  9) virtual bertajuk  “Cerita  Kita  Menghadapi  Delta”  (Laporan Tahunan Jokowi -Ma’ruf) pada Senin (25/10/2021).

Ansar  menegaskan  ada  enam  hal  yang  harus  terus  dikontrol  terkait  penanganan  dan pengendalian  COVID-19  di  wilayahnya.  Di antaranya, tracing,  treatment,  testing,  angka kematian, positivity  ratedantingkatpenggunaaan  tempat  tidur atau Bed  Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit.

“Nah ini terus kita jaga karena kita perlu antisipasi jangan sampai ada gelombang ketiga lagi,  dan  Insya  Allah,  mudah-mudahan  bisa  kita  akhiri  COVID-19  di  Kepri  dan  di Indonesia tercinta ini,” ujar Ansar Ahmad.

Ansar Ahmad menceritakan, pada Juli 2021 lalu, kasus aktif COVID-19 di Kepri sangat mengkhawatirkan, bisa menembus angka 7.000 kasus. Namun  saat  ini, wilayahnyatelah  keluar  dari  situasi  puncak second  waveatau gelombang kedua COVID-19.

Menurut  Ansar,  berdasarkan  laporan  hingga  Sabtu  (23/10/2021),  kasus  aktif  di  Kepri hanya  tinggal  50  orang  atau  0,09  persen.  Sedangkan  tingkat  kesembuhan  mencapai 52.023 orang atau 96,65 persen. Meninggal dunia sebanyak 1.754 orang atau 3,26 persen. Untuk Bed Occupancy Rate (BOR)  sudah  menurun  mencapai  2,82  persen.  Sedangkan positivity  rate juga  sudah menurun sampai angka 0,15 persen.

Ia  pun  memastikan  bahwa  pengendalian  COVID-19  di  Kepri  telah  dilakukan  dengan baik.  Berdasarkan  catatan,  dalam  satu  minggu  terakhir hanya  ditemukan  beberapa kasus saja. Bahkan,  jelas  dia,  dalam  satu  minggu  terakhir  di  Kabupaten  Lingga  sudah  tidak ditemukan  lagi  kasus sama  sekali.

Kemudian,  di Kota  Batam, Tanjung  Pinang, Bintan, Kepulauan Anambas dan Natuna pun tidak ditemukan kasus harian terkonfirmasi dalam waktu beberapa hari ini.”Akan  tetapi  masih  ditemukan  kasus  aktif,  yang  mudah-mudahan  kita  tangani,  kita treatmen dengan baik dan mereka bisa sembuh,” tegas dia.

Ia  juga  memastikan,  kendati  kasus  COVID-19  di  Singapura  cukup  tinggi,  hal  ini  tidak berdampak signifikan terhadap wilayah Kepri yang berdekatan dengan Singapura. Hal  ini  dikarenakan hingga  saat  ini  akses  yang  baru  dibuka  adalah  untuk pemulangan pekerja migran Indonesia dari Malaysia maupun Singapura. (Rilis/Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box