JAYAPURA (PB.COM)—Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua menggelar Sosialisasi Pengelola Data dan Informasi Melalui New SIGA selama dua hari, Rabu-Kamis (17-18/11/2021) di Hotel Horisan Abepura, Kota Jayapura.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Papua, Drs. Nerius Auparay, M.Si dihadiri oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Keluarga Berencana (KB) dan masing-masing 1 operator pencatatan dan pelaporan data dari 29 kabupaten/kota se-Provinsi Papua, serta 17 orang dari perwakilan BKKBN Provinsi Papua.
Hadir sebagai narasumber, Koordinator Pengumpulan dan Pengolahan Data Direktorat Pelaporan dan Statistik (DITLAPTIK) BKKBN Pusat, Lina Widyastuti, SKM,MAPS, Nerius Auparay selaku Kepala Perwakilan BKKBN Papua, dan Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Papua, Ahmad Soamole, SH.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Drs. Nerius Auparay, M.Si dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan ini, yang merupakan pertemuan tatap muka paling pertama yang digelar di masa pandemi Covid-19 dan semasa dirinya mulai bertugas di Papua selama tiga bulan terakhir.
“Kita patut bersyukur dan bersukacita karena sekian lama kita tidak betemu seperti ini dengan teman-teman kabupaten/kota. Tuhan bisa kumpulkan kita hari ini dalam keadaan sehat walaifiat. Ini kerinduan dari kami Provinsi. Selama ini, kita hanya bertemu secara virtual. Mari kita tetap tersenyum walau pakai masker. Khusus kegiatan hari ini, saya ajak, mari kita manfaatkan waktu ini untuk meningkatkan pengelolaan data keluarga yang lebih baik,” kata Nerius.
Menurut Nerius, BKKBN menerapkan sistem informasi yang yang lebih rigit, kekinian dan akuntabel yaitu Sistem Informasi Keluarga (SIGA), yang kini diubah menjadi New SIGA. New SIGA ini akan menjadi data operasional bagi petugas KB dan pihak terkait dalam melakukan intervensi terhadap program BKKBN, khususnya program Bangga Kencana.
“Melalui New SIGA, BKKBN ingin membangun sistem data yang lebih baik di tahun ke depan dengan sinkronisasi data basis keluarga Indonesia dengan sistem informasi kependudukan. Sinkronisasi ini menjadi salah satu fokus BKKBN. Fokus lainnya mengintegrasikan data statistik rutin program Bangga Kencana supaya menjamin dan menjaga kerahasiaan individu,” ujar Nerius.
Nerius yang juga mantan Direktur Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus BKKBN Pusat ini menjelaskan, data keluarga dalam aplikasi New SIGA itu sangatlah penting sebagai peta kerja, intervensi program dan pengukuran kinerja. Aplikasi ini menyediakan data nama dan alamat yang akurat atau by name by address. Dalam New SIGA ini dikembangkan lagi item-item data seperti data pelayanan KB, pelayanan kontrasepsi, kartu pendaftaaran, laporan pengendalian lapangan, maupun kelompok kegiatan baik Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), PIK Remaja dan lain sebagainya.
“Tetapi saya berharap, New SIGA ini sudah diujicoba di kabupaten lain dan sudah sukses. Supaya ketika kita coba di Papua, tak ada kendala. Dengan sosialisasi ini, kita harapkan juga kompetensi para operator pengolah data bisa lebih ditingkatan untuk memahami aplikasi New SIGA,” tegasnya.
Data BKKBN Terbaik
Koordinator Pengumpulan dan Pengolahan Data pada DITLAPTIK BKKBN Pusat, Lina Widyastuti, SKM,MAPS mengatakan selain karena ditunjuk Presiden sebagai Koordinator Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN kini menjadi primadona di antara kementerian/lembaga berkat kesuksesannya melakukan pendataan keluarga tahun 2021.
Menurut Lina, saat ini, BKKBN telah mengumpulkan basis data sebanyak 68 juta keluarga di seluruh Indonesia. Ini merupakan sebuah terobosan luar biasa dari BKKBN di bawah kepemimpinan Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K). Sebab dibandingkan kementerian lain yang sama-sama melakukan pendataan seperti Kementerian Desa dan Kementerian Sosial, Data Keluarga BKKBN jauh lebih lengkap, akurat dan terbilang cepat.
“Atas nama BKBBN Pusat, kami berterima kasih dan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terlaksananya pendataan keluarga tahun 2021, khususnya kepada bapak ibu kepala dinas dan para operator data di seluruh Papua. Walaupun Papua urutan kedua dari bawah, kami sangat memahami kendala-kendala teknisnya dan bapa ibu tidak perlu berkecil hati dan tetap semangat untuk ke depannya, agar di pemutakhiran data pada 2022 nanti, bisa naik peringkatnya,” kata Lina.
Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Papua, Ahmad Soamole, SH mengatakan Pemerintah Pusat tahun depan akan menyiapkan jaringan internet tersendiri di kabupaten/kota yang memiliki petugas lapangan dan balai penyuluhan KB. Hal ini demi mendukung pendataan, baik untuk aplikasi New SIGA, maupun Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).
“Kita berharap dengan komitmen Kepala BKKBN Papua yang akan menemui seluruh bupati/walikota di Papua, kesulitan seperti internet dan juga tidak adanya handphone bagi petugas TPK, bisa dicari solusinya. Misalnya, kabupaten kota bisa bantu pengadaan lewat sharing dana, BKKBN siapkan apa. Karena stunting ini kan program nasional,” kata Ahmad.
Menurut Ahmad, dengan konsep baru by name by address, BKKBN mendapatkan data yang valid dan terintegrasi bagi seluruh keluarga di Indonesia, baik itu akseptor KB, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), PIK Remaja, dan sebagainya.
“Selama ini data kita membengkak karena pelaporan yang dobel. Dengan by name address di New Siga, data itu ada masa expired. Misalnya data anak yang sudah masuk remaja, sistem akan otomatis tolak dan meminta di-update dan dimutasi ke data remaja. Demikian pun yang lansia, kira-kira 5 tahun lagi, orang ini masih hidup atau tidak. Selama ini, dengan sistem data yang makro, kita tidak bisa pantau data itu sehingga ada pendobelan,” tegas Ahmad.
Ia juga menegaskan, guna mendukung pendataan bagi penurunan stunting, Bidang Latbang BKKBN Papua pada 22 November 2021 akan menurunkan 16 orang yang akan melakukan pelatihan kepada tim TPK di kabupaten/kota.
“Tim TPK ini juga diajari bagaimana pelaporan data tentang berapa ibu hamil, calon pengantin, anak usia 0-59. Data ini juga akan masuk di aplikasi Elsimil,” katanya.
Ketua Tim Penyelenggara Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Pengelola Data dan Informasi melalui NEW SIGA Jennifer Teresa, SE dalam sambutan mengatakan, tahun 2021 merupakan tahun Pre Implementasi New SIGA, juga tahun Pelaksanaan Pendataan Keluarga sehingga dua sub sistem pencatatan dan pelaporan besar di tahun yang bersamaan ini, membutuhkan extra penanganan dan perhatian dari pelaksana pengelolaan data dan informasi Bangga Kencana, baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun tingkat Kab/Kota.
“Kedua sub sistem tersebut sudah tentu merupakan dasar untuk menghasilkan data dan informasi yang terintegrasi, terarah dan menuju kualitas data yang diharapkan dalam memenuhi kebutuhan Program Bangga Kencana di setiap tingkatan wilayah,” katanya.
Jennifer berharap, kegiatan sosialiasi ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi pengelola data kabupaten/kota se-Provinsi Papua tentang Sistem Pencatatan dan Pelaporan melalui Aplikasi New SIGA untuk diterapkan ke depan. (Gusty Masan Raya)