Bupati Spey Yan Bidana dan Sekda Aloysius Giyai berdiskusi dengan Plh. Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri sebelum pembukaan Bimtek, Sabtu (18/12/2021)

 

JAYAPURA (PB.COM)—Bupati Pegunungan Bintang Spey Yan Bidana, ST.M.Si melakuan dua terobosan berani dan brilian dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kedua sumber pendapatan itu memaksimalkan sumber daya alam Pegunungan Bintang yakni konservasi hutan yang mencapai 1,6 juta hektar dan sumber air atau sungai yang berlimpah untuk diolah menjadi energi terbarukan.

“Saya sudah lakukan MoU dengan salah satu perusahaan untuk carbon trading. Ini ujicoba yang pertama dilakukan di Indonesia dan Papua. Kalau sukses maka kita akan menghasilkan uang dari penjagaan hutan kita yang masih lestari dengan kontribusi oksigen sekian ton kubik ke dunia,” kata Bupati Spey Bidana di sela-sela arahannya pada giat Bimtek dan Pelatihan Aplikasi SIPD Penatausahaan Keuangan Daerah di Hotel Horison Abepura, Kota Jayapura, Sabtu (18/12/2021)

Kondisi hutan dan alam perbukitan Pegunungan Bintang

Untuk tujuan itu, kata Spey, ia sedang melakukan negoisasi dengan pihak perusaahan di Swiss yang membeli karbon itu agar tahun depan mulai masuk guna menghitung berapa oksigen yang disuplai  Pegunungan Bintang dan dijual.

“Perhitungan kasar saja, ambil seperempatnya saja dari total hutan kita di Pegunungan Bintang seluas 1,6 juta hektar, itu bisa menghasilkan sekitar Rp 45o miliar. Jika itu berhasil, kita akan pakai untuk bangun Pegunungan Bintang dengan uang itu,” tegas Bupati Spey.

Selain itu, inovasi lain yang dilakukan Spey Bidana untuk membuka kran PAD di Pegubin ialah semakin banyak menciptkan energi terbarukan (renewable energy) dari power plant untuk mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan sungai-suangi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

Bupati Spey dan Sekda Aloysius, bersama Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan dan Anggota DPR RI Komisi I  Yan Permenas Mandenas, S.Sos,M.Si saat meninjau PLTMH Iwur, Senin (13/12/2021).

“Kita dorong energi terbarukan dan target kita 2030, Pegunungan Bintang itu bisa mandiri energi dengan zero fosil dan hasilkan energy minimal 10-15 MW yang bisa kita jual ke PLN dan dialirkan ke kabupaten lain seperti Boven Digoel dan Papua Nugini. Ini akan jadi PAD kita,” ujar Spey yang juga kandidat doktor bidang Konservasi.

Menurt Spey, seluruh masyarakat harus menjaga hutan dan lingkungan agar tetap lestari dengan menjaga dan terus melakukan penghijauan. Rencananya, pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemda akan me-launching Pegunungan Bintang sebagai kabupaten konservasi, baik konservasi terhadap biodiversity, sungai, hutan, kebudayaan, maupun nilai-nilai kearifan lokal.

“Pegunungan Bintang adalah sentral hidrologis di Papua. Kita memiliki peran penting bagi ekosistem lingkungan dan hutan di Papua. Kalau hutan Pegunungan Bintang dirusak, maka biodiversitas dan ekosistem di bawah akan mati. Air sungai dari kita ini yang akan mengalir ke Papua Nugini, ke Boven di wilayah Selatan dan Mamberamo di Utara. Jadi kita harus jaga agar lestari sepanjang masa,” tutur Spey.

Bupati Spey juga mengatakan priorotas anggaran APBD 2022 mengacu pada visi pembangunan daerah yaitu pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi, peningkatan derajat kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan ekonomi kerakyatan.

“Untuk ekonomi kerakyatan, kita dorong potensi unggulan daerah seperti kopi, lalu penyediaan ternak babi diperkuat supaya ada ketersediaan daging. Juga kami mendorong pengembangan pusat inkubatornya ekonomi. Targetnya, tahun depan produksi telur dan daging ayam potong sudah disediakan di Pegunungan Bintang,” katanya.

Kopi Arabica Pegunungan Bintang (foto:l google)

Terkait upaya pengembangan kopi di sentra pengembanan seperti Distrik Kiwirok, Okbibab dan Okbab, Spey mengatakan tahun depan Pemda akan turun langsung membelinya di para petani sehingga ada daya tarik dari petani supaya terus menanam dan merawatnya.

“Ada pihak pengusaha yang sendiri-sendiri sudah masuk beli kopi di masyarakat, tapi kita ingin tahun depan Pemda yang ambil dan jual keluar. Selain itu, kita ingin bikin kafe-kafe di Oksibil agar minat masyarakat akan produk lokal juga bertumbuh dan ekonomi jalan,” tegasnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box