JAYAPURA (PB.COM)—Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin) Yance Tapyor, ST.M.AP meminta Kementerian PUPR melalui Dirjen Bina Marga agar fokus dan serius terhadap pembangunan ruas jalan dari wilayah utara di Keerom dan Bovendigoel di Selatan menuju Kota Oksibil, dengan alokasi dana yang besar.
Selain persoalan anggaran, salah satu hal yang dinilai kurang tepat oleh Yance ialah masalah kewenangan, dimana sejumlah ruas jalan penghubung ini dibangun oleh tiga Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Jayapura, BPJN Wamena, dan BPJN Merauke secara terpisah-pisah.
“Ruas jalan dari Yefta ke Batom ditangani Balai Jayapura, dari Batom ke Oksibil batasnya di Iwur ditangani Balai Wamena, sementara dari Iwur ke Bovendigoel ditangani Balai Merauke. Hal ini buat tidak konsentrasi. Cukup satu balai yang kerja biar fokus,” kata Yance Tapyor kepada wartawan di Jayapura, Sabtu (18/12/2021).
Menurut Yance, seharusnya Menteri PUPR melalui Dirjen Bina Marga mempercepat pembangunan ruas jalan di koridor perbatasan pada 5 kabupaten di Papua yaitu Keerom, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Boven Digoel, dan Merauke. Ia mencontohkan, jalan dari arah Selatan yakni Bovendigoel menuju ke Oksibil saat ini sebagian besar sudah dibangun.
“Tetapi kendalanya ada 14 jembatan dan baru terbangun tiga jembatan, 11 belum ada. Dari segi anggaran tentu kami tak mampu. Ini harus jadi fokus Kementerian PUPR agar akses jalan ini bisa tembus ke Oksibil. Dengan demikian, pasokan barang kebutuhan melalui jalan darat lancar, dan ekonomi di Pegunungan Bintang bisa tumbuh,” kata Yance.
Ia mengatakan pada APBD tahun anggaran 2022, Dinas PU dan Perumahan mendapatkan DAU sebesar Rp 129 Miliar dimana Rp 120 miliar bagi konstruksi dan Rp 9 miliar bagi operasional kantor dan insentif pejabat.
“Dengan kondisi keuangan seperti ini, agak susah bagi kami untuk memastikan kapan ruas jalan Keerom atau Bovendigoel menuju Oksibil akan tembus. Di APBN, per satu kilometer anggaran yang disediakan Rp 15 miliar sedangkan di APBD kita dari DAU, kita pakai hanya Rp 3,5 miliar. Artinya, mau ganti berapa bupati pun, agak susah karena anggaran tak menunjang. Kecuali negara melalui kementerian terkait intervensi dengan dana yang besar agar pembangunan jalan perbatasan di 5 kabupaten ini bisa tuntas cepat,” tegas Yance.
Bangun Sejumlah Ruas Jalan
Yance menjelaskan, sepanjang 2021, sejak Bupati Spey mempercayakan dirinya menjadi Plt. Kepala Dinas PU dan Perumahan, pihaknya telah melakukan beberapa kegiatan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan perumahan dengan anggaran Rp 105 miliar.
Untuk tahun 2021, ruas jalan yang telah dibangun Dinas PU dan Perumahan Pegubin yaitu Yefta-Aboy yang berasal dari dua sumber dana yakni dana penambahan infrastruktur dari Provinsi Papua sebesar Rp 20 miliar dan dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebanyak Rp 5 miliar.
“Ruas jalan Yefta-Aboy ini menghubungkan Kabupaten Keerom dengan Pegunungan Bintang, ada sekitar 187 kilometer. Ruas ini baru terbangun 65 kilometer, dimana tahun 2022 ini, dengan anggraan Rp 24 miliar kami hanya bangun 11 kilometer. Sedangkan dari Oksibil ke Distrik Pepera kami lakukan pengaspalan 3 kilometer,” urainya.
Selain itu, kata Yance, selama 2021 pihaknya juga mengerjakan ruas jalan Bolangkap-Oksob sepanjang 1,5 kilometer, pengaspalan dalam Kota Oksibil sepanjang 300 kilometer, jalan cor sepanjang 600 meter di Oksibil dan Yapimakot.
“Juga kami bangun ruas jalan Tarup-Denom ada 3,3 kilometer menghabiskan anggaran Rp 10 miliar. Juga ada 5 jembatan gantung dan 16 lerumahan yang kami bangun dari sumber dana DAU dan Otsus. Serta 54 rumah yang kami rehap atap dan dindingnya di Dabolding,” jelasnya.
Ruas jalan lain yang sudah sedang dibangun yakni Oksibil-Pepera-Kiwirok, Oksibil-Okaom-Oksob-Okbibab-Borme-Bime-Jefta-Traplo, juga ada ruas jalan Oksibil-Serambakon-Okbabe dan Dekai, Yahukimo. Ada pula ruas jalan Kalomdol, Kawor lalu dibagi dua ruas yaitu ke wilayah Selatan menuju Bovendigoel, Mappi dan Yahukimo. Sedangkan satunya ke arah Utara menuju Oksibil, Iwur, dan Tarup dan langsung menuju ke arah Pepera dan PNG.
Sementara, dalam rangka mendukung visi misi bupati untuk menyediakan air bersih bagi Kota Oksibil, pihaknya sedang membangun tempat penampungan air bersih (reservoir) dan bangunan penangkap air (intake).
“Ini masing-masing 2 unit yang kita bangun dengan jarak intake ke reservoir sekitar 5 kilometer. Kita bangun 2 jaringan dengan 12 pipa, masing-masing 6 pipa. Dulu provinsi pakai pipa 4 inch, sekarang kita ubah jadi 6 inch. Kendalanya, tidak seimbang suplai antara dari reservoir ke rumah ada 12 pipa, sementara dari intake ke reservoir hanya ada 6 pipa. Nanti kita akan bangun meteran PDAM bagi para konsumen hingga jadi PAD bagi Pemda,” tuturnya. (Gusty Masan Raya)