JAYAPURA (PB.COM)—Anggota DPR Papua dari Fraksi Partai Demokrat, Tarius Mul meminta Kapolri dan Panglima TNI menarik pasukan non organik di wilayah Pegunungan Bintang, terutama di Distrik Kiwirok pasca insiden 13 September 2021 lalu.
“Saya lihat peserta diklat ini ada sekitar 70 persen peserta adalah tenaga kesehatan dan pendidikan. Setelah diklat, mereka siap turun bekerja melayani masyarakat di seluruh distrik. Karena itu, kami minta aparat keamanan yang non organik itu ditarik keluar dari Pegubin dan mereka ini yang turun bekerja melayani masyarakat agar normal kembali,” kata Tarius Mul kepada wartawan di sela-sela kegiatan Latsar CPNS Golongan II dan III di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang di Kantor Diklat, Kotaraja, Jayapura, Selasa, 7 Juni 2022.
Menurut Tarius, tanpa ada pasukan non organik, daerah di Papua seperti Tolikara aman dan damai. Kamtibmas dan stabilitas daerah terjaga dengan baik. Konflik antara aparat keamanan dan KKB tak pernah terjadi.
“Tapi di Pegunungan Bintang, di Nduga yang ada pasukan non organik malah selalu kacau? Jadi sekali lagi kami minta aparat yang non organik dikembalikan. Sebenarnya Kabupaten Pegunungan Bintang dari dulu aman-aman saja kok,” tegas Tarius yang merupakan legislator asal Dapil V meliputi Kabupaten Pegunungan Bintang, Yahukimo dan Yalimo ini.
Sekedar diketahui, pasca insiden Kiwirok 13 September 2021 disusul sejumlah insiden kontak tembak antara aparat dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB), memang pengamanan kawasan di wilayah itu diperketat.
Kepala Operasi Nemangkawi, Brigjen Ramdani Hidayat, Senin 27 September 2021 dikutip dari tribunnews.com menyampaikan pihaknya akan segera mempertebal pasukan pengamanan di daerah Distrik Kiwirok.
“Rencana memang akan kami laksanakan penebalan untuk memperkuat pasukan yang ada,” kata Brigjen Ramdani Hidayat kepada wartawan kala itu. (Gusty Masan Raya)