Ratusan mahasiswa-mahasiswi Universitas Okmin Papua saat dilepas untuk menjalani PKL Gelombang I.

 

OKSIBIL (PB.COM)—Ratusan mahasiswa-mahasiswi Universitas Okmin Papua (UOP) tahun akademik 2021/2022 mulai menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di sejumlah wilayah Pegunungan Bintang.

Giat PKL paling pertama ini dilakukan usai para mahasiswa-mahasiswi ini dilepas secara resmi oleh Wakil Rektor III Drs. Aloysius Kambana mewakili Rektor Dr. Suryasatriya Trihandaru, S.Si., M.Sc.nat pada Kamis, 21 Juli 2022 di Aula Universitas Okmin Papua di Kota Oksibil.

Acara pelepasan ini juga diikuti secara virtual oleh beberapa instansi terkait di Pegubin seperti Dinas Pendidikan dan BPSDM. Hadir secara langsung, Pembantu Rektor II, III, Dekan, para dosen pembimbing, pendamping, ketua-ketua prodi, sejumlah pengurus yayasan, dan ribuan mahasiswa.

Wakil Rektor III Drs. Aloysius Kambana

 

“Adik-adik mahasiswa-mahasiswa yang kita lepas untuk menjalani PKL Gelombang Pertama ini kami utus secara resmi untuk membawa nama baik Universitas Okmin Papua ke tempat praktuk untuk melakukan tugas Tridharma Perguruan tinggi. Yang sedang Anda lakukan adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, sekarang Anda terjun untuk mengabdikan diri di tengah masyarakat,” kata Aloysius saat memberikan arahan pada acara pelepasan itu.

“Dengan berkat Tuhan Yang Maha Kuasa, secara resmi, atas nama Rektor Universitas Okmin Papua, saya menyerahkan dan membuka acara pelepasan mahasiswa PKL tahun akademik 2021/2022 dalam rangka mewujudkan Perguruan tinggi untuk kemajuan masyarakat pegunungan bintang,” ucap Aloysius.

Perubahan Aturan PKL

Di tempat yang sama, Ketua Program Studi Antropologi Sains dan Budaya UOP, Tenas Kisamlu, SH.MH mengatakan, dalam peraturan pendidikan yang lama, Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa di perguruan tinggi biasanya dilakukan pada semester tujuh.

Ketua Program Studi Antropologi Sains dan Budaya UOP, Tenas Kisamlu, SH.MH

 

Namun, seiring reformasi pendidikan era Presiden Jokowi dengan mengusung Kampus Merdeka, Merdeka Belajar maka aturan itu diubah. Seluruh perguruan tinggi di Indonesia diminta menyesuaikan PKL dengan menitikberatkan kerja lapangan dan penelitian dibandingkan teori dan tatap muka.

“Maka dengan kurikulum itu langsung berlaku, maka setiap mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti 24 SKS. Dari 24 SKS, 18 SKS yang terprogram untuk PKL I, II dan III. Dalam sekali PKL ada 6 SKS di dalamnya. Jadi sekali PKL, setiap mahasiswa wajib memenuhi 6 SKS,” ujar Tenas.

Menurut Tenas, Universitas Okmin Papua (UOP) berdiri secara resmi sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 344/E/O/2021 tertanggal 17 Agustus 2021 tentang Izin Pendirian Universitas Okmin Papua yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Okmin Papua.  Saat ini para mahasiswa UOP yang menjalani PKL adalah mahasiswa gelombang pertama yang kini memasuki semester III.

Master plan kampus Universitas Okmin Papua di Epsiding Distrik Kalomdol, Pegunungan Bintang

 

Antusiasme yang tinggi namun Kampus UOP hanya mampu menerima 615 mahasiswa untuk 5 program studi perdana. Dengan rincian Jurusan Antopologi S1 (265 orang), Pendidikan Bahasa Inggris (50 orang), Pendidikan Matematika (35 orang), Pendidikan Biologi (135 orang), dan Agroteknologi (130 orang). Sebanyak 35 tenaga dosen siap membantu.

“Kami juga akui bahwa sarana masih terbatas seperti ini dan setahun ini akan dinilai oleh tim asesor. Silakan saja orang berbicara tentang kampus ini, etapi kami memang sudah punya legalitas hukum yang jelas dan akan terus kembangkan kampus ini untuk melahirkan SDM Pegunungan Bintang yang cerdas,” tegas Tenas.

Hadirnya kampus ini merupakan buah dari kerja keras dan komitmen Bupati Spei Yan Bidana, ST.M.Si untuk mereformasi pembangunan pendidikan di wilayah itu. Bagi Spei, dengan hadirnya Universitas Okmin Papua, ke depan mahasiswa-mahasiswa Pegunungan Bintang dan dari sejumlah kabupaten tetangga bahkan dari PNG, bisa menjalani studi yang murah dan mudah.

“Dan universitas ini sejak awal kita dorong jadi Pusat Peradaban Melanesia Papua lewat Antropologi dan riset-riset. Tahun ini, pada semester dua, rektornya sudah turunkan mahasiswa untuk mulai lakukan riset skala kecil ke setiap kampung dan OPD. Kita mau ubah pola pendidikan yang konvensional dengan perbanyak kegiatan perkuliahan berbasis riset,” kata Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST.M.Si saat dihubungi papuabangkit.com, Rabu, 1 Juni 2022. (Aquino Ningdana/Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box