Ratusan tenaga medis saat menggelar jumpa pers di RSUD Jayapura, Senin, 17 Oktober 2022 (Foto: tribun-papua.com)

 

JAYAPURA (PB.COM)—Sebanyak 475 tenaga medis di RSUD Dok II Jayapura akhirnya angkat suara ke publik terkait belum dibayarnya hak-hak mereka selama tujuh bulan lamanya.

Mereka terdiri dari 380 perawat dan penunjang (gizi dan radiologi), 64 orang dokter spesialis, dokter umum 26 orang. Sejak Maret 2022, mereka menunggu hak-hak mereka yang belum juga cair hingga tengahan Oktober 2o22 ini, meliputi gaji, jasa Kartu Papua Sehat (KPS), jasa medis umum, dan insentif Covid-19 tahun 2021.

Kondisi ini tentu sangat miris, di tengah melonjaknya harga kebutuhan hidup di Papua sebagai ekses dari naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) sejak September lalu.

Ketua Komite Medik RSUD Jayapura, dr Yunike Howay, Sp.A (foto: topikpapua.com)

 

“Jadi ini sudah 7 bulan hak-hak kami, baik itu PNS dan tenaga kontrak sebanyak 475 orang belum juga dibayarkan. Makanya kami perlu bersuara agar persoalan ini diketahui oleh publik di Papua,” kata Ketua Komite Medik RSUD Jayapura, dr Yunike Howay, Sp.A nya saat memberikan keterangan pers di RSUD Jayapura, Senin, 17 Oktober 2022.

Namun menurut Yunike, ia dan teman-teman tenaga medis masih tetap loyal bekerja melaksanakan tugasnya.

“Bayangkan kami tidak digaji berbulan-bulan, hak kami tidak dibayar, tapi kami tetap setia melayani pasien karena mereka (pasien) adalah yang utama,”  tuturnya.

Menurut Yunike, pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan keluhan ratusan para medis itu ke pihak Manajemen RSUD Jayapura, terutama Direktur. Sayangnya, pertemuan hanya tinggal pertemuan tanpa ada realisasi yang pasti.

“Sudah, kami sudah berapa kali bertemu Direktur RSUD. Tapi tidak ada kejelasan kapan hak kami dibayarkan. Makanya kami bicara seperti ini di media biar masyarakat bisa menilai dan nanti ada perbaikan pelayanan di rumah sakit ini,” bebernya.

Sementara itu, Rika, perwakilan perawat di bangsal anak, memohon agar manajemen RSUD Jayapura membayar hak-hak mereka.

Menurut Rika, gaji yang diperoleh sangat berarti untuk tenaga medis, utamanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

“Karena gaji kami tidak dibayar ada sampai teman kami yang diusir dari kos karena tidak bisa bayar. Bayangkan mereka yang harus menanggung kebutuhan hidup, punya anak lebih dari satu, bayar kos, cicilan motor dan masih banyak lagi,” katanya dengan raut wajah melas. (Gusty/Rilis)

Facebook Comments Box