Para mahasiswa asal Pegunungan Bintang yang menjalani studi di UKSW Salatiga. Para calon guru dan tenaga medis ini mendapat program beasiswa dari Pemda Pegubin.

 

JAYAPURA (PB.COM)Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang (Pemda Pegubin) melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) yang sebelumnya bernama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), menyayangkan pemberitaan sejumlah media terkait keluhan 210 mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, tanpa melakukan konfirmasi kepada pihak Pemda.

“Kami minta kepada semua pihak agar tidak secara sewenang-wenang, berlebihan dan apalagi mempolitisasi keluhan 210 mahasiswa Pegunungan Bintang di UKSW. Pihak yang sangat bertanggung jawab atas keberadaan mereka adalah Pemda Pegunungan Bintang. Siapapun wartawannya, harus dan wajib menghubungi Pemda sebelum mem-publish berita apapun tentang program Pemda,” kata Kepala BRIDA Pegubin Octoviaen Gerald Bidana S.Pd.,MPA dalam rilisnya yang diterima papuabangkit.com, Minggu, 12 Februari 2023.

Kepala BRIDA Pegubin Octoviaen Gerald Bidana S.Pd.,MPA

 

Menurut Gerald, Pemda Pegubin sedang mengawal semua program secara bertanggung jawab dan selalu terbuka. Oleh karena itu, tuduhan yang mengatakan telah terjadi pembiaran terhadap mahasiswa adalah satu tindakan pembodohan terhadap masyarakat dengan informasi yang tidak sesuai fakta, serta tidak mendidik dan  mencerdaskan masyarakat. Sebab ini murni karena sistem keuangan negara dan daerah di awal tahun yang selalu terlambat dalam proses pencairan bantuan.

“Para wartawan yang memberitakan secara sepihak harus bertanggung jawab memperbaiki nama baik Pemda Pegunungan Bintang. Mengapa wartawan odiyaiwuu.com tidak menghubungi pihak Pemda Pegunungan Bintang sebelum terbitkan berita tersebut? Ini tidak ada perimbangan berita. Kami anggap ini sudah melanggar kode etik jurnalisme dan mencederai dunia pers Indonesia,” tegas Gerald.

Kepala BRIDA Pegubin Gerald Bidana saat masih sebagai Kepala BPSDM Pegubin bertemu pimpinan UKSD pada 15 Januari 2023 lalu.

 

Selain itu, tulis Gerald, pihaknya juga sangat kecewa terhadap Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Kealumnian UKSW yang melakukan audiens dengan mahasiswa Papua lain dan bukan dengan mahasiswa Pegunungan Bintang yang bernaung di bawah Organisasi Mahasiswa Aplim Apom (KOMAPO) Se-Jawa Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawei dan Ambon yang berpusat di Salatiga, Jawa Tengah.

Sebab, kata Gerald, dalam pertemuan dirinya mewakili Pemda Pegubin dengan pihak UKSW tanggal 15 Januari 2023, pihaknya bersama pimpinan UKSW, termasuk Wakil Rektor IV ini, sudah membahas bersama tentang keterlambatan pembiayaan bagi 210 mahasiswa dan pembaharuan MoU untuk kelanjutannya.

“Beliau perlu pahami baik atas tujuan dan sifat MoU antarinstitusi negara yang umumnya berniat baik. Artinya, sudah tidak menjaga itikad baik pihak kerjasama dan juga menjaga marwah dan nama baik UKSW, perguruan tinggi swasta terbesar di Indonesia, di Jawa Tengah. Bagaimana seorang akademisi mumpuni ini tidak bisa mengindahkan etika dan bahkan tidak memastikan dengan siapa mestinya beraudensi,” kesal Gerald.

Ia mengatakan, sebanyak 210 mahasiswa di UKSW merupakan penerima Beasiswa Pemda Pegunungan Bintang Papua sebagai bentuk implementasi visi misi Bupati dan Wakil Bupati periode 2021-2025 yaitu “Pegunungan Bintang Cerdas, Mandiri Ekononi Berbasis Tata Ruang dan Budaya.”

Bentuk program visi manusia Pegunungan Bintang Cerdas sudah tentu pengembangan SDM menjadi prioritas utama. Di tingkat daerah dilakukan pembenahan pendidikan dasar dengan menetapkan 7 sentra pendidikan sebagai leading sektor dengan menghadirkan pihak-pihak kompeten di bidang pendidikan.

Selain itu, kata Gerald, Pemda Pegubin di bawah kepemimpinan Bupati Spei Yan Bidana, ST,M.Si juga mendirikan Universitas Okmin Papua sebagai alur pengembangan SDM out put pendidikan dasar. Sambil pembenahan pendidikan di daerah, Pemda Pegubin juga mampu membiayai 50-an siswa di Sekolah Anak Indonesia di Bogor, menyekolahkan 70an siswa di Sekolah Genius milik Profesor Yohanes Surya di Tangerang Jakarta dan 20-an siswa di Bali. Kemudian, membiayai 210 mahasiswa calon guru dan perawat di UKSW Salatiga Jawa Tengah, 32 orang calon master dan 6 orang kandidat doktor dari dalam dan luar negeri, serta 10 orang calon penerbang dalam dan luar negeri.

Tidak sampai di situ, Pemda Pegubin juga berani memberikan bantuan biaya pendidikan bagi kurang lebih 2000 mahasiswa Pegunungan Bintang di seluruh Indonesia dan juga di luar negeri. Dengan hanya me-manage dana minimum Otonomi Khusus (Otsus) yang diperuntukan untuk pendidikan. Walaupun jumlah dana otsus yang sangat minim, Pemda berani membiayai mahasiswa berdasarkan kriteria dengan tujuan mendapatkan kualitas SDM yang dapat terserap di dunia kerja.

“Jika dilihat secara jeli maka tidak ada Pemda lain di Papua yang berani mengambil kebijakan prestisius seperti di Pegubin ini. Karena itu sebenarnya perlu mendapat apresiasi dari para pihak pemerhati pendidikan Papua dan Indonesia. Tapi ini tidak disyukuri oleh para mahasiswa,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Gerald juga berterima kasih kepada Pemerintah Kota Salatiga yang telah memberikan bantuan kepada para mahasiswa Pegubin sebagai bentuk kepedulian, sambil menunggu pihak Setda Pegubin memproses bantuan di bulan ini.  (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box