Dr. Ones Pahabol (OP) dan Dr. Yunus Wonda (YW) dan keluarga didoakan oleh hamba-hamba Tuhan, Minggu (19/2/2023) di Jemaat GIDI Eden Entrop, Jayapura.

JAYAPURA (PB.COM) – Dua kader Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang akan mencalonkan diri sebagai gubernur di Provinsi Papua induk dan Papua Pegunungan pada Pilkada 2024 mendatang, yaitu Dr. Ones Pahabol (OP) dan Dr. Yunus Wonda (YW) beserta keluarga didoakan oleh hamba-hamba Tuhan, Minggu (19/2/2023) di Jemaat GIDI Eden Entrop, Jayapura.

Di dalam ibadah  gabungan yang dihadiri ratusan jemaat dari beberapa Klasis GIDI di Wilayah Pantura ini, kedua pemimpin ini didoakan sekaligus tim doa Dr. Ones Pahabol juga turut didoakan untuk mengawal OP dalam setiap perjalanan menuju kursi 01 Papua Pegunungan. Yarius Balingga, SE, Pdt. Reinhard Ohee dan beberapa hamba Tuhan lain dipercaya sebagai tim doa OP, sepersetujuan Presiden GIDI yang hadir dan turut mendoakan OP dan YW.

Sebelum ibadah dimulai, Kader GIDI Yarius Balingga mengatakan, hari ini tim OP didoakan dan kemudian perjalanan ke depan semuanya tim serahkan kepada Tuhan. “Kesehatan Tuhan yang kasih, Tuhan yang menuntun dan sepanjang perjalanan ini kita melewati dengan doa resmi di gereja untuk mengawal perjalanan Pileg maupun Pilkada dan hamba Tuhan resmi doakan Dr. OP dan Dr. Yunus Wonda,” kata Yarius.

Alasan ia membuat ibadah seperti ini, menurut Yarius bukan sebagai tim pemenangan tetapi tim doa bersama pimpinan-pimpinan gereja yang ada.  “Segala sesuatu serahkan kepada Tuhan dan minta hikmad dari Tuhan,” lanjutnya.

Yarius Balingga, SE

Kata Yarius, tim memulai seribu langkah ke depan dengan diawali doa. Dengan demikian, akan ada kepastian bahwa perjalanan ini Tuhan pasti tuntun. “Kita bukan mau saingan dengan tim lain, tetapi tim doa itu wajib hukumnya untuk melangkah. Tuhan akan kendalikan setiap langkah perjalanan,” sambung Yarius.

Wakil Presiden GIDI, Pdt. Usman Kobak, dalam kotbah di ibadah bersama, menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi pesan untuk kedua kader GIDI yang akan bertarung di Pilkada Papua induk dan Papua Pegunungan.

Hal yang pertama, pemimpin harus ada rasa iba. Visi ke depan bertolak dari hati yang hancur bahwa ia mau jadi pemimpin ke depan maka harus bergumul dengan Tuhan sungguh-sungguh. “Menangis itu satu ekspresi dari dalam hati,” kata Usman. Ia mengambil contoh tokoh Alkitab Nehemia, hal pertama yang dilakukan ketika mendengar Yerusalem runtuh, Nehenia menangis berkabung, berpuasa dan berdoa.

Suasana ibadah

“Untuk suatu kemajuan, progress pembangunan ke depan, siapa pun kita, kita mencintai Papua. Ini rumah kita, hal pertama orang Papua duduk menangis di hadapan Tuhan. Itu kunci. Kesatuan di dalam doa itu paling penting,” pesannya.

Kedua, di Kitab Keluaran menceritakan Musa, Harun dan Hur yang tidak terlibat dalam peperangan melawan Amalek,tetapi mereka menjadi satu tim doa. Mereka naik ke bukit dan berdoa, sementara Yosua melakukan peperangan. Yang mereka lakukan di sana adalah tangan Musa terangkat kepada Tuhan dan saat itu Israel menang. Dan antisipasi agar tangan Musa tidak turun, Harun dan Hur menopang tangan Musa.

Tim Doa Ones Pahabol didoakan hamba-hamba Tuhan

Menurut Usman, Rekan doa adalah aset terbesar. Tiga orang ini pemimpin besar yang tidak terlibat di dalam peperangan tetapi mereka menjadi rekan doa. Menjadi partner doa.

Hidup Untuk Menjadi Berkat

Calon Gubernur Papua induk, Dr. Yunus Wonda pada kesempatan itu mengemukakan, sebagai kader Partai Demokrat, ia belajar politik dari Gubernur Papua Lukas Enembe. “Kalimat yang selalu saya pegang dari pendiri partai, bapak SBY selama saya menjadi politisi Partai Demokrat, dalam politik itu ada etika. Ada sopan santun. Moral yang harus dijunjung tinggi di dalam partai,” ucapnya.

Karena itu Yunus berpesan, tidak perlu ada saling membenci, tidak perlu saling hujat. Etika politik itu saling menghargai sekali pun itu musuh, sekali pun itu lawan karena semua saudara sama-sama Papua.

Dr. Yunus Wonda

Di Partai Demokrat, walaupun  banyak yang tidak menyukai, kata Yunus, kader partai tetap menghargai semua orang yang membenci mereka. Yunus belajar dari tokoh Lukas Enembe yang tidak pernah membenci orang. Tidak pernah membedakan orang berdasarkan suku, ras dan agama. Kasih menembus perbedaan, harus jadi pegangan untuk seluruh kader Partai Demokrat.

“Hidup ini hanya untuk menjadi berkat. Tuhan tidak taruh kami di tanah ini untuk menjadi kaya, tetapi menjadi berkat di atas tanah ini,” kata Yunus.

Kembalikan Kredibilitas Sesungguhnya

Sementara itu, Ones Pahabol usai didoakan oleh tim doa, berterima kasih dan merasa sukacita karena suasana keharmonisan di dalam acara ibadah, dengan tema, “Berserulah Kepada-Ku, Maka Aku Akan Menjawab (Yeremia 33:3)”.

“Terima kasih banyak. Ini wajah Provinsi Papua induk, wajah Provinsi Papua Pegunungan, wajah Provinsi Papua Tengah, Papua Selatan yang sangat menarik. (empat provinsi) Tetapi Papua tetap utuh dalam satu kesatuan. Lebih spesifik lagi, Papua dilindungi oleh Tuhan maka kita anak-anak Tuhan tidak mungkin pecah,” katanya.

Dr. Ones Pahabol

OP juga berterima kasih kepada Yarius Balingga dan keluarga yang kreatif mengemas ibadah ini. Hari ini adalah pertama melakukan doa karena sebagai keharusan anak-anak Tuhan, hasil dari injil Yesus. Menurutu OP ini satu kehormatan karena  awali dengan firman dan doa, kemudian nasehat yang lebih sempurna.

Papua Pegunungan dengan 8 kabupaten ini, nilai Ones sangat solid walaupun dalam kesulitan tetapi bersama Tuhan semua dapat terlaksana sesuai dengan visi. Ia berharap kepada kader-kader muda yang militanagar jalan saja sampai tiba di tujuan. Di delapan kabupaten ini ada permasalahan yang lebih besar yang butuh semua mata, waktu, tenaga dan doa.

Sebagai Ketua Partai Demokrat Papua Pegunungan, OP juga berpesan kepada caleg-caleg. Kalau mau dapat suara, jangan hanya lihat yang di atas tetapi tidak lihat yang di bawah. “Saya titip pesan itu, supaya mengembalikan kredibilitas dan integritas sesungguhnya sebagai anak Tuhan di atas tanah Papua,” pesan OP.

Ia memohon doa restu dan tim doa untuk partisipasi acara yang lebih besar. Doa berikutnya akan digelar di Toli pada tanggal 24 Februari. Kenapa di Toli, karena GIDI keluar dari sana dan sekarang menyebar di seluruh dunia. “Kita menerima hak kesulungan,” tambahnya.

Presiden GIDI, Pdt. Dorman Wandikbo, mengatakan, di dalam GIDI ada aturan  untuk yang mau maju Gubernur. Akan ada pendeta yang menemani di setiap kampanye. Jadi nanti untuk Dr Yunus dan Dr. Ones, ada gembala-gembala yang menemani mereka selama mereka kampanye sampai selesai.

Presiden GIDI Pdt. Dorman Wandikbo menyalami Dr. Yunus Wonda dan Dr. Ones Pahabol beserta keluarga usai mendoakan kedua pemimpin itu.

Dorman berterima kasih juga kepada tim relawan RHP (Ricky Ham Pagawak) yang hadir, tim relawan kaka pemimpin peradapan Papua yaitu LE, anggota DPR RI Wellem Wandik yang hadir. Katanya, tim-tim di kabupaten akan melakukan doa puasa dan kotbah yang disampaikan awal ibadah akan menjadi pegangan untuk dilakukan. “Papua harus dibangun sesuai kebenaran Firman Tuhan,” katanya.

Setiap Gubernur yang mau maju calon tunggal dari kader GIDI, kata Dorman, gereja akan kawal. Ia senang mendengar bahwa hari ini kedua pemimpin politik berbicara tetapi mereka punya pesan yang luar biasa. Tidak boleh ada perpecahan, harus merangkul. “Tuhan menyertai kamu karena pesan-pesan yang menyejukkan ini,” ucap Dorman. (Frida Adriana)

Facebook Comments Box