JAYAPURA (PB.COM)—Menyikapi tingginya ancaman terjadi kerusakan jalan di ruas jalan Trans Jayapura-Wamena, Bupati Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan, Dr. Nahor Nekwek, S.Pd,MM mendorong agar Kementerian Perhubungan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk segera membangun jembatan timbang.
“Supaya volume muatan kendaraan tidak boleh lebih dari yang ditetapkan. Kalau tidak, baru bangun 5 menit, jalan ini sudah rusak langsung akibat truk yang kelebihan beban muatan. Kami sudah bangun koordinasi dan kita sepakati akan dibangun di Distrik Benawa Kabupaten Yalimo sebagai pintu masuk Provinsi Papua Pegunungan,” ujar Bupati Nahor saat pertemuan koordinasi dengan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena Dr. Ir. Zepnat Kambu, ST,MT dan Penjabat Bupati Tolikara, Marthen Kogoya, SH.,M.AP di salah satu hotel di Abepura.
Jembatan timbang adalah seperangkat alat untuk menimbang kendaraan barang/truk yang dapat dipasang secara tetap atau alat yang dapat dipindah-pindahkan (portable) yang berfungsi untuk mengetahui berat kendaraan beserta muatannya dalam rangka pengawasan jalan.
Berdasarkan KM 5 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan, jembatan timbang ini memiliki fungsi pemantauan untuk melihat gelagat atau tren lalu-lintas angkutan barang dan kelebihan muatan.
Jembatan timbang juga memiliki fungsi penindakan, dimana tiap jalur atau ruas jalan mempunyai kelas jalan, yang berarti kemampuan daya dukung jalan berdasarkan Keputusan Menteri. Untuk menjaga kerusakan jalan perlu dilakukan penindakan berdasarkan berat tonase yang diijinkan, berikut toleransinya, di mana kendaraan bermotor tidak boleh melebihi muatan.
“Selain itu, dengan adanya jembatan timbang, bisa mencegah penyelundupan barang-barang terlarang seperti minuman keras, narkoba, senjata api dan sebagainya. Jadi sekalian menjadi tempat pemeriksaan barang bawaan oleh aparat keamanan. Bahkan, saya pun sudah bicara keras ke Kapolres Yalimo, kalau ada polisi yang jual barang haram seperti miras atas narkoba, lebih baik pindahkan disa saja daripada merusak mental masyarakat saya,” tegas Nahor.
Sementara itu, lanjut Nahor, dalam rangka menjaga keamanan sepanjang perjalanan, pihak Pemda Yalimo sudah membangun koordinasi dengan aparat TNI/Polri untuk membangun tiga pos keamanan di Distrik Abenaho, Kota Elelim dan di Distrik Benawa.
“Kalau sudah lewat Sungai Mamberamo, itu urusan Pemerintah Provinsi Papua. Pos ini penting supaya orang aman dalam perjalanan selama dua puluh empat jam, siang malam. Tapi soal keamanan ini, intinya kami selalu bangun pendekatan dengan masyarakat melalui Gereja agar Kamtibmas mudah tercipta,” tuturnya.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena Dr. Ir. Zepnat Kambu, ST,MT mengatakan, jembatan timbang ini dibangun untuk mencegah terjadinya overload beban muatan bagi setiap kendaraan yang lewat. Jembatan ini rencananya akana dibangun tepat di perbatasan antara Provinsi Papua dan Papua Pegunungan yakni di Distrik Benawa, Kabupaten Yalimo.
“Jadi Benawa ini akan menjadi salah satu kota kecil dan menjadi pintu masuk ke Provinsi Papua Pegunungan. Semua mobil dari Jayapura yang membawa logistik ke depan akan diatur, bisa saja nanti akan ada terminal penumpuk di situ. Lalu nanti kendaraan dari Wamena turun, bisa ambil supaya ada keseimbangan dari segi PAD,” urainya.
Menurut Zepnat, jembatan timbang ini sebenarnya tanggung jawab Kementerian Perhubungan. Tetapi karena hal ini masih satu kesatuan terkait infrastruktur, maka pihak BPJN Wamena sudah berkoordinasi dengan Bupati Yalimo dan bersama-sama sudah membahasnya ke Jakarta terkait rencana pembangunan nanti.
“Jadi tujuan utama jembatan timbang ini adalah mencegah overload muatan kendaraan. Sehingga jalan kita yang kita rencanakan mampu memikul beban 5 ton, maka kendaraan yang lewat tidak boleh lebih dari itu. Karena ini akan mengakibatkan jalan mudah rusak,” tegasnya. (Gusty Masan Raya)