Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena Dr. Ir. Zepnat Kambu, ST,MT

 

JAYAPURA (PB.COM)—Ruas Jalan Trans Papua Jayapura-Wamena sejak dua pekan terakhir viral di media massa dan pelbagai platform media sosial. Pasalnya, ratusan kendaraan, baik mobil gardan ganda maupun truk pengangkut logistic, terjebak berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan di ruas jalan yang rusak akibat curah hujan tinggi dan membentuk kubangan lumpur yang sangat sulit dilewati kendaraan.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena Dr. Ir. Zepnat Kambu, ST,MT kepada media di Abepura, Rabu, 22 Februari 2023 mengatakan, pihaknya berencana akan menutup sementara akses jalan Jayapura-Wamena pada 23 Februari 2o23 untuk tujuan membangun dan memperbaiki sejumlah titik jalan yang masih tanah dan membentuk kubangan lumpur itu.

Tampak antrian truk di Trans Jayapura Wamena yang terjebak.

 

Oleh karena itu, ia meminta pengertian dari para pengguna jalan serta para kepala daerah dan masyarakat, terutama yang berada di Kabupaten Yalimo dan Jayawijaya serta pihak Pemprov Papua Pegunungan untuk mendukung keputusan ini. Sekaligus mendukung kerja BPJN fokus melakukan perbaikan agar selesai lebih cepat.

“Jadi ratusan kendaraan yang terjebak dua pekan terakhir, itu ada di kilometer 416 sampai 428 di wilayah Kabupaten Yalimo. Tetapi itu di titik itu, sudah ada paket yang sudah dikontrak di situ, jadi setelah resmi ditutup sementara, kami fokus perbaiki. Ini penyebabnya karena curah hujan tinggi. Ada sekitar 7-9 kubangan. Jika ini sudah diperbaiki maka akses ini dibuka kembali. Targetnya dua sampai tiga minggu ke depan baru selesai diperbaiki dan dibuka kembali,” kata Zepnat Kambu di sela-sela bertemu Bupati Yalimo Dr. Nahor Nekwek, S.Pd,MM dan Penjabat Bupati Tolikara Marthen Kogoya, SH.,M.AP.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena Dr. Ir. Zepnat Kambu, ST,MT (tengah) bersama Bupati Yalimo Dr. Nahor Nekwek, S.Pd,MM dan Penjabat Bupati Tolikara, Marthen Kogoya, SH.,M.AP.

 

“Tiga hari lalu kami sudah memutuskan untuk mengeluarkan truk-truk yang sedang terjebak. Jadi karena mereka sudah dengar bahwa jalan ini akan kami tutup total, truk dari Jayapura ke Wamena yang biasanya rata-rata 150 melonjak naik jadi 400-500. Jadi satu dua hari ini kita upaya tarik semua lalu tanggal 23 mulai tutup sementara selama dua sampai tiga minggu untuk kita perbaikan jalan yang rusak, terutama di kubangan itu,” tambah Zefnat.

Menurut Zepnat, Jalan Trans Jayapura-Wamena yang menghubungkan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Pegunungan memiliki panjang 575 kilometer. Dimana batas wilayah antara kedua provinsi itu terletak kilometer 320, tepatnya di Distrik Benawa, Kabupaten Yalimo.

“Dari 575 kilometer jalan ini, yang belum diaspal atau masih tanah itu sekitar 75 kilometer. Dan ini yang menjadi lokasi kubangan atau genangan air yang memicu banyak kendaraan susah lewat dan terjebak di situ. Tetapi dari antara 75 kilometer ini, ada 25 kilometer yang sudah ada paket pengerjaan tahun ini yang sedang berjalan, termasuk wilayah bermasalah ini. Jadi secara teknis, secara desain sudah siap untuk proses pelaksanaan di lapangan,” tuturnya.

Dampak dari terjebaknya ratusan kendaraan di ruas jalan Jayapura-Wamena, Zefnat mengakui pekerjaaan proyek perbaikan jalan yang dilakukan oleh pihaknya juga ikut terganggu dua minggu terakhir. Pasalnya, suplai BBM dari Jayapura ke lokasi proyek terhalang antrian ratusan kendaraan yang terjebak itu.

Ia menegaskan, dalam rencana sisa 75 kilomter tersisa dari ruas jalan ini akan dirampungkan hingga 2024. Dimana 50 kilometer tersisa akan mulai ada kontrak pengerjaannya pada bulan Juni 2023 ini dengan sumber darna dari KPBU yaitu Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha senilai Rp 3,2 triliun.  Jika target itu tercapai, perkiraan jarak tempuh normal Jayapura-Wamena yang selama ini sekitar 18-20 jam, bisa dipersingkat menjadi 12 jam.

“Jadi saya tegaskan, akses jalan ini sangat penting bagi kita di Papua. Sesudah jalan baru ekonomi, pendidikan dan kesehatan akan lari dengan sendirinya. Kami bangun jalan ini tantangannya hanya dua, tantangan geografis dan tantangan keamanan. Karena itu pada kesempatan ini, saya mengajak para kepala daerah dan seluruh lapisan masyarakat, mari kita jaga keamanan bersama agar pembangunan jalan bisa selesai pada 2024 sesuai target,” tegas Zepnat.

Sebagaimana diberitakan sejumlah media, ratusan kendaraan sejak akhir Januari 2023 terjebak di beberapa titik jalan penuh kubangan lumpur. Antrian panjang truk dan mobil gardan ganda mengular hingga mencapai 10 kilometer lebih. Sejumlah sopir terpaksa meninggalkan truknya dan memilih pulang ke Jayapura dan Yalimo menggunakan sepeda motor warga yang melintas untuk mengambil stok makanan yang telah habis. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box