Bupati Spei Bidana dan General Manager PT PLN (Persero) Papua-Papua Barat, Budiono saat bersiap menandatangani prasasti saat me-launching Layanan Listrik 24 Jam di Oksibi, 27 Oktober 2022.

JAYAPURA (PB.COM)Selain keenam kebijakan atau program pembangunan nyata sebagaimana diulas pada tulisan sebelumnya berjudul Baru 2 Tahun Memimpin, Bupati Muda di Papua Ini Lakukan Aneka Kebijakan Populis,” adapun tujuh kebijakan atau program nyata terobosan lainnya dari Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, ST,M,Si.

Ketujuh, Meluncurkan Layanan Listrik 24 Jam di Oksibil dan Sekitarnya. Dalam rangka mewujudkan misi Pegunungan Bintang Terang, Bupati Spei Yan Bidana bersama  General Manager PT. PLN (Persero) Papua-Papua Barat, Budiono secara resmi me-launching pelayanan listrik 24 jam di Kota Oksibil, Kamis, 27 Oktober 2022. Ini merupakan salah satu perwujudan janji politik dirinya bersama alm. Wakil Bupati Piter Kalakmabin (SEPTE) untuk membawa rakyatnya keluar dari kegelapan yang dialami selama 19 tahun kabupaten itu berdiri.

Sebagai uji coba, program hasil kerjasama Pemda Pegunungan Bintang dengan  PT. PLN (Persero) ini mula-mula melakukan pelayanan listrik 24 jam di tiga distrik yakni Oksibil, Kalomdol, dan Serambakon. Spei Bidana pun meminta agar masyarakat bisa mendukung terobosan kerjanya ini dengan menjaga sarana dan fasilitas yang mendukung program Pegunungan Bintang Terang ini.

Kedelapan, Mencatat Rekor Sebagai Kepala Daerah Tercepat Dalam Memproses PAW Wakil Bupati. Di masa pemerintahannya yang masih singkat, kabar duka dialami Bupati Spei. Pasangan politiknya, sang wakil bupati Piter Kalakmabin, A.Md meninggal dunia secara mendadak karena sakit pada Kamis, 28 Oktober 2021.

Bupati Spei Bidana, Pj Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo, dan Pj. Sekda Sumule Tumbo foto bersama wakil bupati Pegunungan Bintang yang baru, Kris Bakweng Uropmabin usai pelantikan di Wamena, 8 Februari 2023.

Tak butuh lama usai meninggalnya Piter, berbagai desakan dari keluarga dan masyarakat pun diterima Spei. Tujuannya cuma satu yaitu mempercepat proses wakil bupati Pengganti Antar Waktu (PAW). Spei pun segera mendorong proses PAW. Hingga pada Rabu, 8 November 2023, bertempat di Wamena, Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Nicolaus Kondomo, SH.MH melantik Kris Uropmabin sebagai Wakil Bupati PAW Kabupaten Pegunungan Bintang sisa masa jabatan 2021-2026.

Proses PAW Wakil Bupati Pegunungan yang hanya dalam satu tahun ini adalah yang tercepat di Tanah Papua. Sebab faktanya, sejumlah bupati di beberapa kabupaten yang menjalani proses PAW sengaja mengulur waktu, bahkan hingga masa batas yang ditetapkam Kemendagri berakhir yaitu 6 bulan sebelum selesainya masa jabatan kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Kesembilan, Membentuk Dinas Kebudayaan Untuk Melestarikan Nilai-Nilai Luhur Budaya Pegunungan Bintang Sesuai Amanat UU Otonomi Khusus. Dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya yang sangat luhur, beragam dan kaya di Kabupaten Pegunungan Bintang, Bupati Spei Bidana sejak awal kepemimpinannya telah membentuk salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru di lingkungan birokrasi pemerintahannya yakni Dinas Kebudayaan. Tujuannya ialah pemberdayaan, pemihakan dan perlindungan terhadap kebudayaan Orang Asli Papua.

Salah satu tarian adat di Pegunungan Bintang yang harus terus dilestarikan oleh Dinas Kebudayaan.

Tugas, Pokok, dan Fungsi (Tupoksi) dari Dinas Kebudayaan Pegunungan Bintang adalah mengangkat dan melestarikan nilai-nilai budaya dari seluruh suku yang ada di Pegunungan Bintang, mulai dari Suku OK, Mek dan Min.

Untuk itu, pada Januari 2023 lalu, dalam perombakan kabinet kerja ketiga kalinya, Bupati Spei juga membentuk Bidang Pelesetarian Kebudayan OK, Mek, dan Min pada Dinas Kebudayaan Kabupaten Pegunungan Bintang tahun 2023 agar memastikan bahwa kerja pemerintahannya benar-benar efektif menyelamatkan budaya Pegunungan Bintang dari kepungan globalisasi dan kemajuan teknologi.

Kesepuluh, Membentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Sebagai OPD Pertama Tingkat Kabupaten/Kota Se-Tanah Papua. Pada 27 Maret 2023, Bupati Spei Yan Bidana secara resmi membentuk BRIDA sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru di lingkungan pemerintahannya. BRIDA direposisi dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM).

Bupati Spei Bidana Bupati didampingi Plt. Sekda Aloysius Giyai dan Staf Khusus-nya Prof. Sardjono foto bersama Kepala BRIN, Dr. L.T. Handoko usai pertemuan di Kantor BRIN, Jakarta, 7 Januari 2022.

BRIDA Kabupaten Pegunungan Bintang merupakan OPD tingkat kabupaten/kota pertama yang terbentuk di Tanah Papua, sementara untuk tingkat provinsi, sudah ada di Provinsi Papua Barat sejak 2022. Ia hadir di Pegunungan Bintang untuk fokus pada penelitian dan perencanaan program pembangunan yang tepat sasaran.

Kesebelas, Perhatian Penuh Terhadap Kehidupan Mental Spiritual Melalui Dana Hibah Keagamaan. Menyadari akan pentingnya peran Gereja melalui karya misionaris dan penginjil dalam membuka peradaban dan kemajuan bagi masyarakat Pegunungan Bintang, di masa kepemimpinannya sebagai bupati, Spei Yan Bidana mengambil kebijakan untuk mengalokasikan dana hibah setiap tahun kepada semua denominasi gereja di wilayah itu.

Menurut Spei, rinciannya adalah Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) mendapat dana hibah setiap tahun Rp 4 miliar, sedangkan Gereja Katolik Dekenat Pegunungan Bintang yang terdiri empat paroki mendapatkan Rp 3 miliar per tahun. Selain itu, gereja lain seperti Gereja Jemaat Reformasi Papua (GJRP), Gereja Baptis serta beberapa aliran gereja lainnya masing-masing mendapat Rp 250 juta.

Bupati Spei Bidana saat menyerahkan dana bantuan kepada Ketua Panitia Tahbisan Uskup Jayapura, Elpius Hugi, Senin, 30 Januari 2023 di Gereja Katedral Jayapura.

Namun Spei berharap, dengan dana yang diterima, seluruh pemimpin Gereja di Pegunungan Bintang bisa mengelolanya untuk bisa menghasilkan kemandirian bagi gerja dan umatnya. Mental konsumtif dan tergantung pada pemerintah harus pelan-pelan diubah.

Keduabelas, Mempertahankan Hutan Pegunungan Bintang Tetap Lestari Sebagai Hutan Konservasi Dalam Kerangka Ekonomi Hijau. Menyadari betapa kayanya Sumber Daya Alam (SDA) di Kabupaten Pegunungan Bintang, Bupati Spei Yan Bidana mencetuskan tiga ide brilian sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan memaksimalkan sumber daya alam Pegunungan Bintang yakni konservasi hutan yang mencapai 1,6 juta hektar dan sumber air atau sungai yang berlimpah.

Pertama, Carbon Trading yaitu perdagangan emisi karbon yang dilakukan antarnegara untuk mengurangi emisi karbon dunia, khususnya dari karbondioksida. Perdagangan karbon ini merupakan bentuk perdagangan yang menargetkan karbon dioksida atau CO2 dengan satuan ton. Transaksi inilah yang membantu menetapkan batas kuantitatif yang dihasilkan oleh para penghasil emisi karbon.

Tampak hutan Pegunungan Bintang yang masih asri.

Kedua, Menciptakan Renewable Energy (energi terbarukan) dari power plant untuk mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan sungai-sungai untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) atau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Targetnya, pada 2030 mendatang, Pegubin bisa mandiri energi dengan zero fosil dan hasilkan energy minimal 10-15 MW yang bisa kita jual ke PLN dan dialirkan ke kabupaten lain seperti Boven Digoel dan Papua Nugini.

Ketiga, Membangun Industri Herbal. Jutaan tanaman atau tumbuhan yang ada di hutan Pegunungan Bintang sangat potensial untuk menjadi modal dasar pembangunan industri obat-obat herbal guna menopang sektor kesehatan. Dalam rencana, Bupati Spei Bidana akan bekerjasama dengan Universital Herbal Internasional asal Cina bekerja sama dengan Universitas Okmin Papua untuk melakukan penelitian dan pembangunan industri ini.

Ketigabelas, Membangun Koordinasi Lintas Sektor Untuk Pulihkan Keamanan di Pegunungan Bintang. Kabupaten Pegunungan Bintang sejak dulu dikenal sebagai wilayah yang aman dan damai. Namun predikat ini tercoreng menyusul terjadinya insiden penyerangan tenaga kesehatan di Puskesmas Distrik Kiwirok oleh Orang Tak Dikenal (OTK) yang diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), hingga menewaskan salah seorang perawat bernama Gabriela Meilani.

Usai kasus Kiwirok, sejumlah insiden teror susulan pun terjadi berulang kali sepanjang akhir Desember 2021 hingga Januari 2023. Tercatat, ada sejumlah aksi yang dilakukan OTK dengan membakar gedung SMA Negeri 1 Oksibil di Distrik Serambakon, 5 Desember 2021, menembak dua personel TNI-Polri di Kampung Abmisibil, Distrik Okbibab, 1 Mei 2022.

Bupati Spei Bidana menyerahkan sejumlah bantuan berupa bahan makanan dan alat-alat kerja kepada masyarakat Distrik Kiwirok, Jumat, 27 Januari 2023.

Pada Januari 2023, OTK juga menembak polisi yang sedang melakukan patroli pada 7 Januari 2023 di Kabiding Lokasi III, Distrik Oksibil yang melukai 3 personil, dan melakukan serangkaian terror pada 9 Januari 2023 dengan membakar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Oksibil, 9 Januari 2023, menembak pesawat kargo milik Ikairos di Bandara Oksibil, dan membakar Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Okibil dua hari kemudian, 11 Januari 2023.

Kondisi ini membuat Bupati Spei geram. Di tengah sorotan dan kritik yang dilontarkan berbagai pihak atas kerja kerasnya membangun Pegunungan Bintang, bahkan ancaman dari pihak yang berseberangan terhadap dirinya, Bupati Spei tetap berdiri tegak tanpa gentar untuk maju merangkul semua pihak demi menjaga perdamaian di wilayahnya.

Bagi politis PDI Perjuangan ini, tak ada yang lebih mahal di muka bumi ini selain perdamaian dan kebebasan berkarya bagi setiap umat manusia. Artinya, kemajuan di Pegubin hanya bisa terwujud dan dirasakan masyarakat apabila semua pihak sama-sama mendukung pemerintah daerah menjaga Kamtibmas agar roda pembangunan terus berjalan. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box