Para mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Uncen Jayapura, saat sedang berinteraksi dengan warga Vanimo-PNG di perbatasan Skouw menggunakan Bahasa Indonesia, Kamis, 8 Juni 2023. 

JAYAPURA (PB.COM)Sebanyak 17 mahasiswa-mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawaskih (FKIP Uncen) Jayapura, Kamis, 8 Juni 2023 terjun langsung ke wilayah perbatasan RI-PNG untuk memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada warga PNG.

Kegiatan bertajuk Pengembangan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di seputaran Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw Wutung ini dipimpin langsung oleh dosen pengasuh, Anton Maturbongs, M.Pd didampingi Pengajar/Pegiat BIPA di PNG, Arif Sujatmiko, S.Par.

Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Uncen Dra. Tri Handayani, M.Hum saat melepas rombongan mahasiswa di Kampus FKIP Abepura berharap dengan kegiatan ini, para mahasiswa dapat menerapkam teori yang telah diperoleh di kampus dan menerapkan ke tengah-tengah masyarakat di Perbatasan RI-PNG.

“Secara khusus agar para mahasiswa dapat mempraktikkan cara memperkenalkan Bahasa Indonesia di tengah-tengah masyrakat PNG yang berkunjung ke wilayah NKRI, khususnya di Skouw,” katanya.

Dosen pengasuh Anton Maturbongs mengatakan, kegiatan ini program Pengembangan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing atau (BIPA) adalah bagian dari program Merdeka Belajar Episode 2 tentang Kampus Merdeka.

“Tujuan kita yaitu melatih mahasiswa-mahasiswi Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKPI Uncen untuk meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa perhubungan antarbangsa di tingkat regional dan internasional,” ujar Anton Maturbongs.

Selain itu, menurut Anton, kegiatan ini juga bagian dari sarana diplomasi lunak melalui jalur pendidikan untuk pengenalan jati diri atau identitas bangsa dan penanaman nilai ke-Indonesiaan kepada masyarakat internasional, dengan melatih mahasiswa berkomunikasi langsung dengan masyrakat PNG di beberapa lokasi di seputaran PLBN Skouw.

“Jadi mahasiswa tidak hanya mendapat teori di kampus tetapi juga praktik langsung di lapangan,” tegasnya.

Pengajar/Pegiat BIPA di PNG Arif Sujatmiko, S. Par. mengaku sangat mendukung kegiatan seperti ini. Sebab mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman dan oritentasi di lapangan mengenai budaya dan bahasa yang dipakai dalam proses interaksi di perbatasan RI-PNG.

“Sebagai tutor di Port Moresby saya menyambut baik kegiatan ini dan berharap akan terus ditingkatkan ke depan,” kata Arif.

Sementara itu, Uli Hiluka, salah satu mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Uncen, mengaku bangga sebagai bagian dari mahasiswa BIPA sehingga bisa datang dan memperkenalkan pentingnya Bahasa Indonesia bagi warga di perbatasan RI-PNG.

“Kebetulan hari ini adalah jadwal hari Pasar Skouw jadi banyak masyarakat dari Vanimo PNG datang dan kami bisa praktik langsung memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada mereka,” tutur Uli. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box