Narasumber dan peserta Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Sobey foto bersama saat giat pembukaan di Kafe Rasya Grasya Sarmi, Senin, 19 Juni 2023.

JAYAPURA (PB.COM)-Semua pemangku kepentingan di Kabupaten Sarmi mulai dari pemerintah daerah, pemangku adat dan budaya, rohaniwan, pelaku seni, akademisi, pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, pegiat literasi, praktisi, orang tua, dan anak-anak di Kabupaten Sarmi diminta proaktif memberikan perhatian dan mendorong program Revitaliasi Bahasa Sobey di wilayah itu agar tidak punah.

Demikian pesan yang disampaikan
Kepala Subbagian Umum Balai Bahasa Provinsi Papua, Jemmi Musa Ayomi, S.Pd saat Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Sobey di Kafe Rasya Grasya Sarmi, Senin, 19 Juni 2023.

Kepala Subbagian Umum Balai Bahasa Provinsi Papua, Jemmi Musa Ayomi, S.Pd

“Semua ekosistem harus turut mendukung program ini agar penutur muda Bahasa Sobey meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya. Bahasa Sobey menjadi lebih kuat dan penuturnya semakin berkembang di tengah tantangan zaman saat ini. Bahasa Sobey harus selalu diwariskan dan tunas bahasa Sobey perlu dipupuk,” kata Jemmi.

Menurut Jemmi, Balai Bahasa Jayapura terus menjalankan program Merdeka Belajar Episode 17 Revitalisasi Bahasa Daerah yang digulirkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada bulan Februari 2022, salah satunya revitalisasi Bahasa Sobey milik masyarakat Sarmi.

“Balai Bahasa Provinsi Papua telah menetapkan sembilan bahasa daerah untuk direvitalisasi. Tujuh di antara bahasa daerah tersebut sudah direvitalisasi pada tahun 2022 dan dilanjutkan lagi tahun 2023,” ujarnya.

Bahasa tersebut adalah bahasa Tobati di Kota Jayapura, bahasa Sentani di Kabupaten Jayapura, bahasa Biyekwok di Kabupaten Keerom, bahasa Sobey di Kabupaten Sarmi, bahasa Marind di Kabupaten Merauke, bahasa Kamoro di Kabupaten Mimika, dan bahasa Biak di Kabupaten Biak. Pada tahun 2023 ini, revitalisasi bahasa daerah ada penambahan dua bahasa, yaitu bahasa Hatam di Kabupaten Manokwari, dan bahasa Moi di Kabupaten Sorong.

Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarmi, Yunus Luwunaung, S.Sos., M.Si

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarmi, Yunus Luwunaung, S.Sos., M.Si saat membuka pelatihan itu mengatakan sejalan dengan implementasi kebijakan Otonomi Khusus di atas, Pemerintah Kabupaten Sarmi melakukan upaya peningkatan pelestarian bahasa daerah.

“Dalam hal ini mendorong kesadaran masyarakat untuk mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan bahasa daerahnya berdasarkan amanat undang-undang dengan menjunjung tinggi nilai-nilai jati diri orang Papua,” ujar Yunus.

Menurutnya, penyadaran akan khazanah bahasa dan budaya masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber daya pembangunan. Untuk itu, bahasa perlu didayagunakan bagi kepentingan masyarakatnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelatihan Yohanis Sanjoko, M.A menjelaskan, revitalisasi bahasa daerah dapat dilaksanakan dengan berbasis sekolah, komunitas, atau berbasis keluarga. Revitalisasi menjadi ujung tombak keberlanjutan upaya pelindungan bahasa di daerah. Salah satu keluaran revitalisasi yang diharapkan dapat terus berkelanjutan adalah jumlah penutur muda yang bertambah.

“Pelatihan guru utama ini bertujuan untuk menyosialisasikan desain program dan memberikan pelatihan revitalisasi bahasa daerah di lingkungan pendidikan, lingkungan komunitas, dan lingkungan keluarga. Setelah pelatihan, guru-guru ini akan mengajar generasi muda untuk persiapan mengikuti kegiatan festival tunas bahasa ibu,” bilang Yohanis.

Giat pelatihan bagi guru yang berlangsung selama 19-22 Juni 2023 ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Pereskila Ambani, S.Pd.K. dan Antonius Maturbongs, M.Pd. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box