Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes didampingi Marketing Executive Nobel Audiology Center Anggrio Prisanda saat mencoba salah satu alat bantu dengar.

JAYAPURA (PB.COM)—Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes secara resmi melakukan Grand Opening Kerja Sama Operasional (KSO) antara RSUD Jayapura dengan Nobel Audiology Center, Jumat, 7 Juli 2023. Unit layanan unggulan baru yang terletak di samping Kilinik THT lantai dasar Gedung Instalansi Rawat Jalan itu diharapkan bisa membantu banyak pasien gangguan pendengaran dan speech delay (lambat bicara) di Tanah Papua.

“Hari ini kita resmikan dan memulai kerja sama ini. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat, jangan sia-siakan layanan unggulan baru ini. Mari datang berobat di Klinik THT. Tentunya dengan melengkapi segala administrasi melalui jenjang rujukan pasien, jangan lupa surat rujukan dari rumah sakit type D, kartu BPJS sehingga dari administarasi memenuhi syarat,” ujar Aloysius kepada wartawan di sela-sela acara Grand Opening itu.

Menurut Aloysius, ia dan manajemen saat ini diberi kepercayaan oleh Pemerintah Provinsi Papua untuk memimpin RSUD Jayapura. Artinya, kepercayaan juga untuk melakukan inovasi dan perubahan ke arah perbaikan kualitas pelayanan bagi pasien. Unit layanan yang sebelumnya tidak ada di Papua, mulai dihadirkan. Salah satunya ialah alat pendengaran dan pelayanan pemeriksaan melalui Nobel Audiology Center.

“Pasien bisa gunakan kartu BPJS, tetapi memang ada item-item tertentu tidak dikafer BPJS, mirip seperti pembelian pen di Ortopedi. Sebagian ditanggung BPJS, sebagian ditanggung keluarga,” tuturnya.

Menurut Marketing Executive Nobel Audiology Center Anggrio Prisanda, alat bantu dengar yang dimiliki perusahannya sudah sesuai standar kesehatan dunia dan selalu mengikuti perkembangan teknologi medis. Oleh karena itu, ia berharap kehadiran mereka bisa membantu pasien dengan gangguan pendengaran di Tanah Papua sehingga tak perlu lagi terbang ke luar daerah mencari alat yang dibutuhkan.

“Sebelum kami hadir di sini, kami sudah dengar dari dr. Rosmini, ternyata pasien dengan gangguan pendengaran dan speech delay pada anak-anak di Papua sangat banyak kasusnya. Dan sedihnya, tak ada satu pun alat pemeriksaan yang dibutuhkan pasien, hanya ada alat audiometri. Itulah alasan kami masuk ke sini untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat Papua,” ucap Anggrio.

Sementara itu, Kepala Staf Medis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) RSUD Jayapura, dr. Rosmini, Sp.THT-KL mengatakan banyak kasus gangguan pendengaran di Papua umummnya menimpa anak-anak terutama yang alami lambat berbicara (speech delay) dan lanjut usia (lansia).

Kepala Staf Medis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) RSUD Jayapura, dr. Rosmini, Sp.THT-KL.

“Selama ini ada banyak kasus tetapi kami tidak bisa melakukan pemeriksaan berlebihan karena tak ada alat, dan terpaksa selalu kami rujuk ke luar Papua. Dengan hadirnya Nobel Audiology Center, tentu kami sangat senang karena bisa menjadi mitra kami yang siap membantu dan melayani pasien lebih baik lagi,” kata dr. Rosmini.

Ia menjelaskan, pembelian alat bantu dengar bagi para pasien dengan gangguan pendengaran harus sesuai dengan ambang batas dengar. Tidak bisa sembarangan. Oleh karena itu, ia berharap pasien bisa memanfaatkan layanan unggulan baru di RSUD Jayapura ini agar bisa segera tertolong.

“Pasien gangguan pendengaran yang datang berobat di RSUD Jayapura sangat tinggi. Sebab secara medis, selama masih tingkat ISPA tinggi, gangguan pendengaran juga akan sering terjadi. Apalagi sekarang merebak sekali kasus anak-anak speech delay. Jadi dengan alat milik Nobel Audiologi Center ini, bisa dilihat apakah anak-anak ini benar-benar tidak mendengar atau ada pengaruh lain,” tegasnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box