Gembala Jemaat GIDI Eden, Pdt. Reinhard Ohee, Yarius Balingga, Ones Pahabol, Pdt. Usman Kobak dan hamba Tuhan memotong kue ulang tahun ke-8 Jemaat GIDI Eden, Senin 20 November 2022.

JAYAPURA (PB.COM) – Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Jemaat Eden Entrop, Kota Jayapura, Senin (20/11/2023) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 dengan ibadah syukur.

Meski di usia yang masih terbilang muda, perkembangan jemaat Eden sangat luar biasa. Kader-kader GIDI yang lahir dari gereja ini, menjadi pemimpin-pemimpin dan pekerja dalam berbagai bidang yang takut Tuhan.

Sebagai ungkapan rasa syukur atas perjalanan jemaat selama 8 tahun, tema ibadah yang dipilih jemaat adalah,  “Mata dan Hati Tuhan  Ada di Sini Sepanjang Masa (2 Tawarikh 7:16) dan subtema, “Dengan Sukacita HUT dan Hari Peresmian, Kita Yakin Hati dan Mata Tuhan Tetap Ada di GIDI Eden Sepanjang Masa”.

Puji-pujian berbahasa daerah dari berbagai suku di Papua, dilantunkan oleh ratusan jemaat yang memenuhi gedung gereja. Anak-anak sekolah minggu tak ketinggalan. Mereka turut bersukacita dengan mempersembahkan tari-tarian untuk Tuhan. Persembahan akustik dari pemuda-pemudi gereja makin menghidupkan suasana ibadah.

Kader GIDI yang juga Wakil Ketua Diaken Jemaat Eden, Wally Wonda, memberikan kesaksian terkait perjalanan gereja ini. ia menjadi salah satu saksi awal mula Jemaat Eden terbentuk. Sebagai pemain keyboard, kenang Wally, ia dan istri harus membawa keyboard ke gereja untuk melayani. Tidak ada music lengkap. Semuanya masih sederhama. Ibadah pun awalnya masih dari rumah ke rumah.

Ibadah yang digagas Pdt. Lipiyus Biniluk itu awalnya diikuti oleh pejabat-pejabat dan pemimpin-pemimpin di tanah ini. “Namun dalam perjalanan waktu, Tuhan tapis (saring)). Dan yang ada saat ini, perkembangan jemaat sungguh Tuhan buat luar biasa,” ujar Wally.

Ibadah Hamba Tuhan yang memberitakan Firman Tuhan, Pdt. Usman Kobak, membahas tema ibadah syukur yang terambil dari Kitab 2 Tawarikh 7: 15-16, “Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.”

Dari pembacaan ini, menurut Pdt. Usman, Salomo minta hikmat Tuhan. karena memimpin bangsa Israel, ia membutuhkan suatu sarana dari Tuhan. Ia sadar, hikmat hanya bersumber dari Tuhan. Salomo minta perhatian Tuhan. Menjawab doa Salomo, Tuhan langsung hadir dan menaruh perhatian penuh kepada Israen.

Bagaimana perhatian utuh Tuhan untuk Israel? Tuhan memperlakukan Israel special. Mata Tuhan melihat, dan telinga Tuhan mendengar. Tuhan menjanjikan sebuah jaminan kepastian kepada Israel. “Hati-Ku ada di situ sepanjang masa. Artinya, tidak mungkin Tuhan melupakan kita. Hati Tuhan ada di situ,” jelasnya.

Khusus untuk Jemaat Eden, Firman Tuhan ini meneguhkan jemaat agar harus percaya diri, jangan mudah menyerah. “Jemaat Eden ada dalam pemantauan Tuhan,” ucap Pdt. Usman. Empat hal penting dari renungan Firman Tuhan ini adalah mata, telinga, hati, dan nama Tuhan ada di Jemaat Eden. Gereja Eden adalah Gereja Tuhan. Nama Tuhan ada di situ.

Mengakhiri ibadah syukur, Ketua Diaken Jemaat Eden, Yarius Balingga, SE, mengucapkan terima kasih kepada Pdt, Lipiyus Biniluk yang memiliki visi untuk umat Tuhan ke depan, menghimpun anak-anak Tuhan kader GIDI dalam sebuah persekutuan dan menjadi jemaat utuh, Jemaat Eden saat ini. Yarius juga berterima kasih kepada bapak Lukas Enembe dan ibu Yulce yang juga berpikir untuk gereja bertumbuh di Papua, membantu semua denominasi gereja di Tanah Papua.

Tak lupa kepada Manajer Hotel Sahid, Berlin Simanjuntak yang hadir saat ibadah, di mana saat belum ada gedung gereja, Berlin bersedia jemaat beribadah di hotel dan ia pun berjemaat di Eden. Dan kader-kader gereja lainnya yang sudah ikut andil membantu membangun gereja Tuhan.

Jangan Hidup di Luar Gereja Tuhan

Kepada wartawan, di waktu terpisah, Yarius mengatakan, GIDI Eden di usia delapan tahun perkembangannya sangat luar biasa. Sudah melakukan tiga kali baptisan, tiga kali pergantian gembala dan banyak program lainnya yang sudah dikerjakan. “Kami sangat bersyukur karena meskipun banyak tawaran duniawi tetapi Tuhan gerakkan hati setiap orang dan gereja yang lahir dari pedalaman Papua ini saat ini sudah mendunia,” ujar Yarius.

Yariuis bangga  karena sebagai kader GIDI, ia menyaksikan bagaimana gereja ini membawa jemaat mengenal nilai-nilai positif. Khusus jemaat GIDI Eden Tuhan, gereja ini berdiri atas sumbangan dari umat Tuhan di daerah-daerah. Dan waktu peresmian dua tahun lalu, persembahan babi 1.118 ekor menjadi rekor, sebagai sebuah ungkapan rasa syukur dari umat Tuhan.

Ia pun berpesan singkat kepada semua generasi yang ada, baik gereja GIDI dan gereja lainnya. “Jika orang ada di dalam gereja, Tuhan memberikan pekerjaan. Apa saja yang dikerjakan, apa saja yang diminta Tuhan buat berhasil,” katanya. Sebaliknya, di luar Tuhan tidak akan diberkati dan selalu saja berbuat hal-hal negative. Membuat tidak maju, cemburu dengan orang lain karena hidup di luar dari gereja.

“Mari generasi yang ada di Papua, mayoritas Kristen semua denominasi gereja kita adalah satu. Jaga kesatuan dan persatuan di Tanah Papua supaya nama Tuhan dipermuliakan,” ajaknya.

Demikian pula untuk calon-calon pemimpin di Tanah Papua, pesan Yarius cuma satu. Orang Papua yang mau maju di legislative sebagai calon anggota dewan, calon gubernur, calon bupati, pertama miliki hati kasih, merangkul semua orang, dan dia ada di dalam Tuhan. “Pemimpin itu Tuhan punya rencana dan itu bonus. Ketika kita melayani dengan baik, Tuhan lihat dan memberikan kepercayaan menjadi pemimpin,” tambah Yarius.

Kader GIDI yang turut hadir di dalam ibadah syukur, Dr. Ones Pahabol, turut berpesan kepada kader-kader GIDI, saat mengambil bagian dalam pemotongan kue ulang tahun. Ia mengatakan, gereja GIDI Jemaat Eden ada karena kehendak Tuhan. Mata, hati, telinga dan nama Tuhan ada di gereja ini, sehingga umat Tuhan harus menjadi seperti yang Tuhan mau. “Kader GIDI harus menjadi mata, telinga dan memiliki hati Tuhan,” ucapnya.

Kue ulang tahun yang dipotong oleh Gembala Jemaat Eden, Pdt. Reinhard Ohee, kemudian dibagikan kepada pemimpin-pemimpin di gereja itu. Ibadah syukur diakhiri dengan jamuan kasih dari jemaat kepada semua umat yang hadir saat itu. (Frida Adriana)

Facebook Comments Box