Bupati Spei Yan Bidana, ST,M.Si saat tiba di Kampung Molbib, Distrik Oksibil, Rabu, 3 Januari 2024

JAYAPURA (PB.COM)Bupati Pegunungan Bintang (Pegubin) Spei Yan Bidana, ST,M.Si meresmikan Sanggar Molsik Group di Kampung Molbib, Distrik Oksibil, Rabu, 3 Januari 2024. Di hari yang sama, Kampung Molbib juga dicanangkan sebagai Kampung Seni yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi kreatif warga setempat.

“Harapan saya, dengan adanya Sanggar Molsik di Kampung Molbib ini bisa menjadi cikal bakal pelestarian musik tradisional dan pengembangan musik modern yang bisa mendatangkan keuntungan ekonomi. Dimana ke depan bisa digelar berbagai acara pementasan dan lomba musik,” kata Bupati Spei Bidana kepada papuabangkit.com melalui telepon selulernya, Senin, 8 Januari 2024.

Menurut Bupati Spei, Sanggar Molsik Group ini dibentuk dengan menggunakan dana bantuan Pemda Pegubin tahun 2022 senilai Rp 100 juta di tahun 2022 dan Rp 100 juta di tahun 2023 dari Ekonomi Kreatif dan Kesbangpol Pegubin.

“Jadi dana Rp 200 juta ini mereka manfaatkan untuk bangun sangar ini sebagai pusat musik tradisional hingga musik modern. Di situ juga mereka bisa buat tifa dan seni kreasi lainnya,” kata Spei.

Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan, hadirnya Sanggar Molsik Group adalah bagian dari perwujudan Visi Sehat Cerdas Mandiri Berbasis Budaya dan Tata Ruang yang digagasnya sejak ia memimpin Pegubin, Maret 2021 lalu.

“Jadi budaya dan alam itu menyatu. Pelestarian budaya satu paket dengan pelestarian lingkungan. Kemarin saat peresmian, saya sudah minta kepada para pengurus Sanggar Molsik untuk lestarikan pikon, salah satu alat musik tradisional Pegunungan Bintang yang terbuat dari bambu. Saya ingin ke depan musik pikon ini dilombakan supaya generasi muda bisa belajar dan mewarisinya,” tutur Spei.

Mantan Kepala Bappeda Pegubin ini juga menegaskan, ke depan, dirinya akan menyediakan uang sebagai hadiah lomba musik pikon ini. Dengan target minimal 100 peserta lomba, Kampung Molbib sebagai tempat berlangsungnya pagelaran seni musik pikon akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi.

“Para peserta lomba datang bersama keluarga dan penonton, semua dalam suasana gembira bisa menikmati makanan lokal yang dijual atau noken yang dianyam. Ini bentuk kemandirian ekonomi kreatif kita untuk bangkit,” bilang Spei. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box