Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah dr. Dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) bersama salah seorang pilot senior MAF pada sebuah kesempatan.

 

JAYAPURA (PB.COM)Sebagai provinsi yang baru berusia setahunan, Provinsi Papua Tengah memiliki banyak keterbatasan dalam melayani kebutuhan kesehatan warganya, terutama kurangnya SDM dan fasilitas kesehatan.

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah selaku instansi teknis di bawah kepemimpinan dr. Dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K), mengambil sejumlah kebijakan penting untuk menjawabi kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Ditemui di sela-sela penandatanganan PKS dengan 7 rumah sakit di Jayapura, Sabtu, 3 Februari 2024, Silwanus Sumule mengatakan, selain kerjasama dengan 7 rumah sakit untuk pelayanan pasien rujukan, pihaknya juga saat ini telah mengambil beberapa kebijakan penting demi meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah itu.

Suasana pelayanan pasien oleh dokter spesialis yang didatangan Dinas Kesehatan Papua Tengah ke RSUD Nabire.

Pertama, membangun MoU dengan dua maskapai penerbangan perintis keagamaan di Papua yakni AMA dan MAF untuk mengangkut pasien rujukan. Dengan isolasi geografis yang sulit, kerjasama ini bisa mengatasi kendala yang sering dialami pasien dan keluarganya di wilayah Pegunungan Papua.

“Jadi pasien dan keluarga atau nakes pendamping bisa menggunakan pesawat ini untuk berobat di Jayapura maupun dari kabupaten-kabupaten ke Nabire,” tegas mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Papua ini.

 Kedua, mendatangkan sejumlah dokter spesialis seperti dokter bedah mulut, dokter ahli jantung, dokter ahli ginjal, dokter bedah anak dan lainnya ke RSUD Nabire dalam dua kali setiap bulan untuk melayani pasien di sana, seperti dilakukan tahun 2023 lalu.

Sejumlah dokter spesialis dari Jayapura saat tiba di Bandara Nabire tahun 2023 lalu.

“Mulai Februari tahun ini, setiap bulan ada 11 dokter subspesialis dokter ahli kami datangkan ke RS Nabire untuk bekerja melayani masyarakat kami. Tetapi untuk permintaan mendatangkan dokter, terlebih dulu kami memimta izin kepada manajemen tempat dokter tersebut bekerja. Kami juga membayar para dokter yang bekerja karena menghargai keahlian mereka,” kata Silwanus.

Ketiga, dalam rangka menambah SDM Kesehatan Orang Asli Papua Tengah, Dinkes juga tengah menjaring putra-putri Papua Tengah yang sedang menjalani studi di pendidikan keperawatan, kebidanan dan farmasi di Jayapura dan lainnya, dan siap membiayai studi mereka. Setelah lulus, mereka akan kembali dan bekerja di Papua Tengah.

Silwanus Sumule bersama pimpinan 7 rumah sakit di Jayapura saat melakukan penandatanganan PKS, Sabtu, 3 Februari 2024 di Jayapura.

“Sementara dari sisi infrastruktur kesehatan, saat ini kami sedang menyiapkan pembangunan RS Vertikal di Nabire. Jadi sepanjang belum ada rumah sakit kami, jalinan kerjasama dengan rumah sakit di Papua Induk akan tetap jalan sampai kami benar-benar mandiri. Kami harus banyak belajar dari RSUD Dok II, itulah salah satu alasan untuk mempercepat alih teknologi,” tegas Sumule. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box