DIrektur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes.

JAYAPURA (PB.COM)Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes angkat bicara menanggapi berita terkait dipulangkannya sejumlah pasien kanker yang tengah menjalani kemoterapi akibat kekosongan stok obat di fasilitas kesehatan itu.

“Apa yang disampaikan oleh dr. Jan Frits Siauta selaku Kepala Unit Kemoterapi dalam pemberitaan ada benarnya. Dan perlu kami jelaskan bahwa kekosongan obat kemoterapi itu terjadi karena manajamen lama pada tahun 2022, masih meninggalkan utang sekitar Rp 1,2 miliar pada PT Anugerah Paramindo Lestari (APL) selaku distributor obat,” kata Aloysius Giyai kepada media ini, Selasa, 20 Februari 2o24.

Menurut Aloysius, selaku distributor tunggal obat kemoterapi bagi pasien kanker, pimpinan PT Anugerah Paramindo Lestari (APL) Cabang Jayapura tentu keberatan untuk memasok lagi obat baru di tahun 2024, jika utang itu belum terbayarkan.

Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr Jan Frits Siauta, Sp.B(K)Onk saat memberi penjelasan kepada Direktur RSUD Jayapura dan  Penjabat Gubernur Papua saat kunjungan, Senin, 20 November 2023.

“Mereka ini kan perusahaan cabang, harus bertanggung jawab ke pusat. Tahun lalu, kami berupaya mengadakan obat kemoterapi melalui pihak ketiga. Tapi tahun ini, bagaimana kami manajemen ambil langkah itu lagi kalau dana APBD 2024 untuk RSUD Jayapura hanya Rp 22 miliar,” bilangnya.

Oleh karena itu, mantan Kepala Dinas Kesehatan Papua ini menegaskan, dalam rangka efisisiensi anggaran dengan prinsip skala prioritas, maka pihaknya mengambil kebijakan agar semua pengadaan obat dilakukan melalui E-Katalog.

“Sementara Bahan Habis Pakai dan Alkes melalui distributor. Jika kami harapkan dana BLUD, masalahnya klaim dari internal rumah sakit dilanjutkan dengan verifikasi dan validasi data dari BPJS itu lama. Makanya kita lagi kejar SIM RS untuk aplikasi online diterapkan, karena saat ini kita masih manual,” tutupnya.

Kendati ini merupakan utang warisan manajemen lama, Aloysius tidak menutup mata untuk persoalan ini. Langkah lain telah dilakukannya.

“Kami baru rapat dengan pimpinan APL Papua, puji Tuhan dalam minggu ini kami akan cicil bayar 30 persen utang dulu sebagai jaminan supaya obat kemoterapi obat-obatan lain bisa kembali didrop masuk RSUD Jayapura,” tuturnya.

Direktur Aloysius juga menambahkan, dengan kondisi keuangan RSUD Jayapura di APBD 2024 yang hanya Rp 22 miliar, kemungkinan pelayanan dan operasional hanya bisa sampai pada Mei hingga Juni 2024. Sebab anggaran ini sangat kecil jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp 100 miliar lebih.

Penjabat Gubernur Papua Dr. Ridwan Rumasukuan, SE,MM saat menyapa pasien yang sedang menjalani kemoterapi di RSUD Jayapura, Senin, 20 November 2023.

“Ya saya prediksi hanya bisa sampai Juni atau pertengahan tahun, itu pun dengan cara melakukan skala prioritas dan hanya untuk membiayai hal-hal urgen,” tutupnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya di harian Cenderawasih Pos, Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr Jan Frits Siauta, Sp.B(K)Onk mengatakan bahwa sejak Desember 2023, pihaknya mengalami kekosngan obat kemoterapi dan Bahan Habis Pakai (BHP) untuk pelayanan pasien kanker.

Adapun stok obat kemoterapi yang kosong itu yakni Cisplating Inj (50 mg), Eksemetan (Nateran) TAB 25 mg, Giotrif tab 40 mg, Imantip (Imatero) tab 100 mg, Ifosfamid (holoxan) inj 1000 mg, Tasigna caps 200 mg, Zoladex 1o,8 mg, Zoladez 3,6 mg, dan Zoletro inj 4 mg. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box