Bupati Spei Bidana bersama sejumlah petugas PLN sejak memantau pengerjaan jaringan listrik di ruas jalan Oksibil-Iwur-Waropko di Distrik Kalomdol, Rabu, 21 Februari 2024.

JAYAPURA (PB.COM)Salah satu gebrakan besar bidang energi tengah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin), Provinsi Papua Pegunungan di bawah kepemimpinan Bupati Spei Yan Bidana, ST,M.Si.

Dengan memanfaatkan potensi energi Sungai Digul yang sangat besar, tidak lama lagi masyarakat di Distrik Kalomdol, Oksibil, Serambakon dan sekitarnya akan menikmati layanan listrik 24 jam dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Digul dengan kekuatan 1 Megawatt. Tedapat 4 mesin pembangkit dengan kekuatan masing-masing 250 KVA di Distrik Kalomdol.

“Saya baru saja selesai pantau progress pengerjaan pemasangan tiang dan jaringan dari Kalomdol ke Oksibil. Dari 18 kilometer, tinggal 1 kilometer yang sedang dipasang. Harusnya hari ini sudah rampung dan jadwal ujicoba. Estimasi, pekan depan sekitar tanggal 27 Februari jaringan sudah bisa konek semua. Harapan kita, pertengahan Maret listrik sudah bisa menyala 24 jam,” kata Bupati Spei Bidana kepada papuabangkit.com lewat telepon selulernya, Jumat, 23 Februari 2024.

Menurut Bupati Spei, proyek PLTMH Digul ini dikerjakan secara keroyokan. Pembangunan turbin, kontruksi saluran pembawa, mekanical, dan electricel dikerjakan oleh Dirjen EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kemudian jaringan dari Oksibil ke PLTMH Digul dikerjakan oleh PT PLN (Persero).

Sementara pihak Pemda Pegubin, kata Spei, membangun konektivitas jaringan di Distrik Oksibil, Serambakon dan Kalomdol, termasuk pemasangan meteran bagi masyarakat Orang Asli Papua (OAP) berpenghasilan rendah sebanyak 300-an kepala keluarga di Kampung Okpol, Kutdol, Esipding, Yapimakot, Oksingsing, dan Arimkop.

“Beberapa faktor di lapangan menjadi penyebab belum rampungnya pemasangan jaringan listrik ini. Faktor hujan yang sering turun dan kondisi batuan yang sangat keras yang harus dibor menjadi tantangan besar. Selain itu, saya ada arahkan beberapa travo dipindahkan untuk nanti dipasang di sekitar kampus Okmin dan kantor bupati supaya bisa angkat daya di kawasan itu,” urainya.

 Hemat Anggaran, Hasilkan PAD

Bupati Spei Bidana menjelaskan, jika PLTMH Digul sudah resmi beroperasi, ada dua keuntungan besar yang didapat oleh Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang. Pertama, biaya penghematan anggaran APBD yang selama ini tersedot untuk biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi penyediaan listrik.

Bupati Spei Bidana saat memantau mesin turbin dan daya PLTMH Digul di Kalomdol pekan lalu.

“Tahun 2023 saja, kita habiskan Rp 23 miliar untuk beli BBM, kemudian tahun ini ada Rp 16 miliar. Mungki tahun depan kita cukup siapkan Rp 5-6 miliar lebih saja untuk stand bye karena PLTMH sudah beroperasi,” tutur Spei.

Selain itu, menurut Spei, dengan beroperasinya PLTMH Digul ini juga akan mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemda Pegubin. Setelah resmi beroperasi, Pemda Pegubin akan menyerahkan seluruh pengelolaan kelistrikan kepada PT PLN (Persero) dengan sistem bagi hasil dari penjualan energi itu.

“Jadi setelah jadi, Kementerian ESDM serahkan PLTMH Digul ke Pemda Pegubin, lalu kami serahkan lagi ke PLN yang kelola sehingga nanti dihitung satu 1 Kwh-nya berapa rupiah, ditambah potong biaya pemeliharaan, sisanya masuk ke PAD,” tutur Spei Bidana.

Mantan Kepala Bappeda Pegubin ini juga mengatakan, jika PLTMH Digul ini sudah beroperasi dan berjalan lancar, pihaknya berencana akan mendesai energi yang lebih besar hingga 5 megawatt agar bisa dialirkan dan dijual PLN hingga ke Boven Digoel dan PNG.

“Saya sudah sampaikan ke konsultan, tahun depan itu kita konstruksi lagi dengan kekuatan 5 Megawatt. Kita jual ke PLN lalu konek jaringan ke seluruh Pegunungan Bintang, bahkan kita bisa jual sampai ke Bovendigoel dan wilayah Tabubil-PNG dan sekitarnya. Jika ini terwujud, visi Indonesia untuk net zero fosil di tahun 2060, kita sudah dahului di tahun 2030,” tegasnya.

Menurutnya, potensi PLTMH di Pegunungan Bintang baik dari Sungai Digul, Sivic maupun Mamberamo masih sangat besar. Untuk 1 megawatt PLTMH Digul ini saja, diperkirakan baru diambil 0,5 persen daya energi yang dihasilkan Sungai Digul.

“Jadi saya minta kepada semua masyarakat untuk jaga kelestarian hutan dan lingkungan di kawasan DAS di Sungai Digul,” tutupnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box