Bupati Pegubin Spei Yan Bidana saat meninjau lokasi pembangunan kampus Universitas Okmin Papua di Distrik Serambakon, Rabu, 21 Februari 2024.

JAYAPURA (PB.COM)Setelah diundur setahun, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya pada tahun 2024 ini akhirnya mulai membangun gedung kampus Universitas Okmin Papua (UOP) di Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin), Provinsi Papua Pegunungan.

“Setelah MoU dengan Rektor Universitas Okmin kemarin, saya melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan kampus di Distrik Serambakon untuk memastikan progress penyiapan lahan. Jadi saat ini sedang penataan lokasi untuk membangun 9 gedung meliputi 2 gedung fakultas, 1 gedung rektorat, 1 gedung perpustakaan, dan 4 unit perumahan dosen sudah siap 90 persen dan tak lama lagi akan dimulai dibangun,” kata Bupati Spei Bidana kepada papuabangkit.com, Kamis, 22 Februari 2024.

Menurut Bupati Spei, untuk membangun kesembilan gedung ini dibutuhkan anggaran sekitar Rp 60-an miliar dari dana APBN melalui Kementerian PUPR. Targetnya, sesuai kontrak kerja, semua gedung ini akan rampung pada September 2024 mendatang.

“Ini kabar gembira bagi para mahasiswa Universitas Okmin yang sedang kuliah maupun masyarakat terutama adik-adik SMA di Pegunungan Bintang yang akan bergabung nanti. Tahun ini kampus kalian akan berdiri permanen,” tutur Bupati Spei.

Spei menegaskan, terobosan membangun Universitas Okmin di tengah isolasi daerah akibat minimnya transportasi dan mahalnya biaya, hanya dilakukan orang-orang visioner yang dianggap ‘gila.’ Sebab bagi kebanyakan orang, ini pekerjaan yang mustahil.

“Kita minus transportasi, minus pendidikan, minus sarana prasarana. Jadi sampai bisa bangun universitas seperti ini bukan hal yang mudah. Jangankan di Pegunungaan Bintang, di Jayapura saja dari dulu orang Katolik mau bangun Universitas Katolik tapi tidak jadi-jadi juga. Atau orang Biak mau bangun Universitas Kamasan juga sama, belum jadi juga. Jadi kalau ada orang yang pesimis, bagi saya tidak ada masalah karena itu akibat keterbatasan pemahamannya,” tegasnya.

Lulusan Magister Pengelolaan Lingkungan, Fakultas Geografi UGM Yogyakarta 2023 ini menambahkan, masyarakat Pegunungan Bintang harusnya bersyukur bahwa sekalipun UOP adalah universitas swasta, namun bisa dibangun dengan uang negara melalui Kementerian PUPR.

“Perjuangan saya dan semua tim untuk lobi dana ke kementerian akhirnya berhasil. Mungkin pemerintah merasa iba dengan kondisi sarana dan prasarana pendidikan di wilayah kita yang sangat terisolir dan terpencil. Ini wujud kehadiran negara, bukti nyata perhatian Pemerintah Indonesia bagi daerah perbatasan, terpinggirkan, terisolir dan tertinggal. Oleh karena itu, saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas bantuan ini,” ujarnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box