JAYAPURA (PB.COM)—Menyikapi terjadinya sejumlah insiden keributan di hari Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu tingkat Kabupaten Jayawijaya di Wamena, Jumat, 1 Maret 2024, tokoh intelektual muda asal Jayawijaya Yohanes Penius Lani, S.Kom pun angkat bicara.
Menurutnya, Kabupaten Jayawijaya sebagai ibukota Provinsi Papua Pegunungan harus memberikan contoh dan teladan yang baik bagi tujuh kabupaten lain dalam hal berpolitik dan berdemokrasi dengan tetap mengedepankan asas Jujur dan Adil (Jurdil) serta menjunjung tinggi perdamaian dan kesatuan.
“Sebagai intelektual Jayawijaya, saya sangat menyesal dan sedih melihat adanya insiden kemarin. Saya menilai, hal ini terjadi karena ada indikasi oknum penyelenggaran Pemilu, terutama oknum anggota Panitia Pemilihan Distrik dan KPU tidak bekerja dengan baik dalam Pemilu kali ini. Ini yang ikut memicu keributan serta mengorbankan suara rakyat dan kepentingan masyarakat umum,” kata Yohanes dalam pesan whatsapp yang diterima papuabangkit.com, Sabtu, 2 Maret 2024.
Yohanes mengatakan, sebaiknya para anggota Komisioner KPU Jayawijaya yang lama dan sedang bekerja saat ini, harus segera diganti. Para komisioner KPU yang baru harus masuk dan melanjutkan tugasnya merampungkan tahapan Pilpres dan Pileg 2024 di Jayawijaya.
“Karena indikasinya, ada oknum anggota KPU dan PPD saat ini terlibat dalam proses Pemilu yang tidak benar. Saya mengharapkan tindakan Bawaslu Jayawijaya untuk mencermati kondisi hari ini dan segera melaporkan para oknum ke tingkat DKPP. Selain itu, kepada para Caleg yang kalah, mohon mengedukasi masyarakat agar dewasa berpolitik dan menerima kekalahan itu dengan lapang dada tanpa ada gerakan tambahan,” tegas calon magister Universitas Cenderwasih Jayapura Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ini.
Ia menegaskan, Wamena adalah honai besar bagi seluruh masyarakat Papua Pegunungan yang harus dijaga bersama-sama agar tetap aman dan nyaman. Oleh karena itu, ia berharap semua penyelenggara Pemilu maupun para politisi tidak mengotori kontestasi politik ini dengan praktik kecurangan dan money politic yang berdampak pada keributan dan pertikaian antarmassa pendukung.
“Dan itu harus dimulai dan ditunjukkan dulu oleh Jayawijaya agar ditiru dan dicontoh oleh tujuh kabupaten lain. Saya juga minta massa pendukung dari distrik-distrik, jangan bawa alat-alat perang masuk Kota Wamena, apalagi untuk hadir mengikuti pleno. Ini meresahkan masyarakat umum dan berpotensi konflik,” tutur Yohanes yang juga Plt. Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Setda Provinsi Papua Pegunungan ini.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya oleh sejumlah media, sekelompok warga yang diduga berasal dari Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya melakukan penganiayaan terhadap salah satu Komisioner KPU Kabupaten Jayawijaya.
Aksi tersebut terjadi, saat pleno rekapitulasi suara Pemilu 2024 oleh KPU Kabupaten Jayawijaya di Halaman Gedung DPRD Jayawijaya, Jalan Yos Sudarso, Wamena, Jumat, 1 Maret 2024. Akibatnya, pleno KPU untuk tingkat distrik kembali ditunda.
Sementara itu, informasi yang diterima oleh salah satu warga di Wamena, situasi di kota itu sepekan terakhir kurang kondusif menyebabkan masyarakat tidak nyaman beraktivitas. Hal ini terjadi karena mobilisasi masa sambil membawa alat tajam kerap terjadi di kota ini. Situasi ini terjadi sejak tahapan rekapitulasi suara di tingkat distrik mulai dilakukan oleh penyelenggara Pemilu. (Gusty Masan Raya)