Bupati Spei Yan Bidana, ST,M,Si saat bertemu dengan para mahasiswa di kampus baru, Jumat, 8 Maret 2024.

JAYAPURA (PB.COM)Rektor Universitas Okmin Papua (UOP), Pastor Dr. Yohanes Kore, S.Ag,MA, OFM mengatakan, di tengah keterbatasan pendidikan di wilayah Pegunungan Papua, kehadiran UOP adalah berkat atau hadiah yang harus disyukuri oleh seluruh masyarakat di Bumi Okmin.

Sebab untuk membawa perguruan tinggi masuk ke Oksibil adalah upaya cerdas Bupati Spei Yan Bidana, ST,M,Si dalam rangka memutus jarak dan memangkas biaya pendidikan bagi anak-anak Pegubin, khususnya dari keluarga tidak mampu.

“Dan kita lihat sendiri animo masyarakat di tahun pertama, mahasiswa sampai 610 orang. Ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat penting bagi masyarakat. Karena pendidikan itu membuka peradaban manusia, dimana manusia semakin memahami dirinya, memahami relasinya dengan sesama, alam dan dengan Sang Ilahi,” kata Pastor John Kore saat acara penyerahan gedung UOP, Selasa, 12 Maret 2024.

Sayangnya, kata Pastor John, di tahun berikutnya, animo lulusan SMA/SMK yang masuk ke UOP berkurang. Hal itu tidak terlepas dari adanya isu hoax kepada UOP yang mengatakan bahwa universitas ini tidak jelas, diragukan, dan tidak terdafar di Kemeterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Rektor Universitas Okmin Papua (UOP), Pastor Dr. Yohanes Kore, S.Ag,MA, OFM saat menerima kunci gedung kampus baru dari Asisten II Setda Pegubin Laode Jaelani, Selasa, 12 Maret 2024.

Bahkan, pihak-pihak tertentu mengarang narasi bahwa UOP bakal bubar setelah Bupati Spei Bidana tidak lagi memimpin Kabupaten Pegunungan Bintang.

“Informasi hoax ini sangat disayangkan. Sebagai rektor saya tegaskan bahwa semua informasi itu tidak benar. Kami punya izin operasional melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 344/E/O/2021 tentang Izin Pendirian Universitas Okmin Papua di Kabupaten Pegunungan Bintang tertanggal 17 Agustus 2021. Kalau tidak ada izin, tidak mungkin beroperasi. Bahkan, lima program studi kami pun sudah berhasil terakreditasi dengan nilai B,” tegas Pastor John.

Menurut Pastor John, Bupati Spei Bidana adalah sosok visioner yang memelopori lahirnya Universitas Okmin Papua. Hal ini dilatari oleh pengalaman di masa lalu dimana di era tahun 1970-1990, fasilitas pendidikan di wilayah pegunungan Papua, termasuk Pegunungan Bintang sangat terbatas.

“Dan ketika ada anak yang berhasil, termasuk Bupati Spei Bidana ini, itu adalah sebuah proses yang tidak mudah karena mereka sekolah dengan berjalan kaki menempuh jarak yang sangat jauh pulang pergi,” kata Doktor Antropologi Universitas Cenderawasih Jayapura ini.

Bupati Spei Bidana saat jalan kaki menuju Kiwirok pada April 2024 lalu.

Pengalaman pendidikan masa lalu yang sangat terbatas inilah yang mendorong Spei Bidana mendirikan Universitas Okmin Papua. Dan mimpi itu, kata Pastor John, sudah ada jauh sebelum Spei menjadi Bupati Pegunungan Bintang.

“Saya masih ingat sekitar tahun 2013, saat pertemuan ICAKAP di Jayapura, beliau katakan bahwa orang-orang Katolik di Papua ini tidak berani mendirikan Universitas Katolik, yang sampai hari ini belum terwujud. Dia bilang, kalau kalian semua tidak bisa, saat saya jadi bupati saya akan dirikan universitas. Dan ini terbukti dengan Universitas Okmin Papua,” tegas Pastor John.

Pastor John menegaskan dengan menempatkan universitas ini di Oksibil, maka ke depan diproyeksikan Oksibil akan berkembang menjadi kota modern dengan tingkat peradaban yang tinggi. Selain itu, perputaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya juga ikut meningkat sebagai dampak kehadiran UOP.

“Sehingga kebiasaan masyarakat selama ini yang hanya berpikir seputar politik lokal, saling menjatuhkan satu sama lain, bisa hilang. Karena ia sudah memiliki pendidikan dan wawasan yang baik. Kami sedang dorong perkuliahan secara teratur dan tahun 2025 akan digelar wisuda angkatan pertama,” tuturnya.

Ia mengakui sebelum adanya pendidikan, kehidupan masyarakat Okmin tidak terlepas dari hubungannya dengan Sang Ilahi (Atangki). Masyarakat hidup harmonis dalam relasi yang sakral dengan Sang Ilahi itu. Oleh karena itu, sejak hadirnya UOP di Oksibil, perhatian terhadap antropologi Melanesia di Bumi Okmin menjadi salah satu kurikulum pendidikan.

“Dalam perkembangan dunia yang modern ini, kita butuh pengetahuan lewat pendidikan formal. Sehingga kehadiran universitas ini bisa memenuhi kebutuhan itu. Kita berharap ke depan makin banyak mahasiswa-mahasiswi yang studi di sini,” kata Pastor John. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box