Ibadah gabungan Klasis Port Numbay dan Klasis Siklop untuk mendukung Konferensi Misi GIDI di Ninia, Yahukimo, 19 Oktober 2022 mendatang.

JAYAPURA (PB.COM) – Dua Klasis Gereja Injili di Indonesia (GIDI) wilayah Pantura, yaitu Klasis Port Numbay dan Siklop melaksanakan ibadah gabungan di Gereja GIDI Jemaat Eden, Entrop, Minggu (25/9/2022) sore dalam rangka mendukung Konferensi Misi GIDI di Ninia, Yahukimo, 19 Oktober 2022 mendatang.

Ibadah gabungan ini diikuti jemaat GIDI dari Sentani Kabupaten Jayapura hingga Base-G, Kota Jayapura.  Wakil Presiden GIDI, Pdt. Usman Kobak, S.Th, hamba Tuhan yang memberitakan Firman Tuhan, mengambil nats Firman Tuhan dari Yesaya 9: 1-3, “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.”

Ia mengatakan, Suku Yali dulu tinggal di dalam kegelapan, tetapi telah melihat terang yang besar, sehingga tidak hidup dalam kegelapan lagi. Terang ini memberi semangat untuk bersekutu dan melayani setiap suku bangsa yang lain. “Karena terang sudah menaungi kita, kita pun menjadi terang,” ucapnya.

Tidak tinggal dalam kegelapan tetapi melihat terang yang besar, menurut Pdt. Usman adalah anugerah. Harapannya, kalau kita Tuhan sudah selamatkan, orang Yahukimo Tuhan sudah selamatkan, orang GIDI Tuhan sudah selamatkan, tanggungjawab kita adalah melihat orang yang sama seperti kita yang belum melihat terang di belahan bumi ini.

“Ada banyak orang yang hatinya perlu diterangi oleh injil,” ujarnya. Di dalam Efesus 2:8, “Oleh karena kasih karunia kamu diselamatkan. Itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah.”  Ia mengajak semua suku-suku yang

Mari suku-suku yang ada, pemuda dan semua yang sudah dalam terang untuk bangkit dan melihat dunia, melihat bagaimana keselamatan orang lain. “Mari memakai mata Tuhan untuk melihat dunia yang lain,” ajaknya.

Ia mengatakan, Tuhan kasih kepercayaan kepada GIDI untuk memberitakan injil. Gereja injili artinya gereja yang selalu berpikir untuk keselamatan orang lain, bukan hal lain. Namanya gereja injili tetapi kalau tidak bicara mengenai cari jiwa, Pdt Usman khawatir, nanti Tuhan kasih kepercayaan kepada gereja lain. menurutnya, GIDI identik dengan bicara keselamatan jiwa orang masuk surga. Itulah yang dimaksud bangsa yang tinggal dalam kegelapan telah meliha terang yang besar.

Sementara itu, Panitia Konferensi Misi GIDI, Dr. Ones Pahabol, SE.MM, pada kesempatan itu mengatakan, konferensi yang akan dihelat 19 Oktober 2022 mendatang di Ninia, akan digabung dalam satu momen yang sama di mana ada hari ulang tahun Pemuda GIDI Yahukimo, dan konferensi wilayah.

Menurutnya, Ninia dipilih menjadi tempat konferensi adalah hal paling unik dan paling mahal. Ninia adalah tempat yang Tuhan mau. Ada momen penting di tanggal 19 juga yaitu pengumpulan persembahan untuk penginjilan dunia dan juga memberikan anak-anak generasi Yahukimo kepada Tuhan. Ia berharap tanggal 19 Oktober itu ditetapkan fakultatif  hingga seterusnya.

“Kita harus jadi mata Tuhan, harus jadi hati Tuhan,” kata Ones. Menurut Ones ini penting sekali karena kita harus rebut hati Tuhan dan rebut mata Tuhan supaya kita melakukan sesuai dengan pikiran Tuhan. “Selagi orang lain belum rebut, kita harus rebut,” tambahnya.

Ones juga berharap, dari Lembah Valley Ninia, akan menjadi berkat bagi banyak orang sehingga di mana injil Yesus Kristus diberitakan, disitulah orang mendapat berkat. Setelah itu, menyebar ke lembah-lembah yang lain.

Filosofinya, Ninia ada di dalam dunia. Dunia memperhatikan Ninia yang paling kecil karena Ninia ada di dalam hati dunia. Dari 97 Klasis yang ada di GIDI seluruh Indonesia, tapi 1 klasis terpilih . Ini menurutnya sangat mahal di mana konferensi misi dihelat di Ninia setelah  61 tahun injil masuk di Ninia. Ia berterima kasih kepada panitia lengkap, dan semua pihak yang sudah mendukung untuk perhelatan konferensi nanti.

Konferensi ini, lanjut Ones, adalah paling mahal karena penerbangannya mahal sekali. Hingga saat ini 300 lebih penerbangan ke Ninia untuk persiapan konferensi oleh panitia.  “Di sana belum ada sentuhan pembangunan,” katanya. Namun kelebihannya, masyarakat di sana punya rumah dan bersedia dijadikan tempat tinggal untuk peserta konferensi. Ada sekitar 1000 kamar yang bisa dipakai oleh peserta

“Acara ini sedikit unik, karena untuk menunjang penginjilan bagi jiwa-jiwa yang tercecer di dunia yang lain itu lebih penting,” katanya. Ninia dulu ada di dalam dunia, tetapi sekarang dunia ada di dalam Ninia. “Maka kita harus memberi dan berdoa, kirim orang untuk penginjilan,” tambah Ones. Tanggal 1 Oktober 2022 nanti, ada peresmian beberapa fasilitas yang dibangun di Ninia.

Kader GIDI, Yarius Balingga yang juga Direktur Utama PD Irian Bhakti menambahkan, untuk mendukung suksesnya perhelatan konferensi GIDI,  pihaknya telah menyiapkan sumbangan 2 ton beras untuk dikirim ke Ninia.

Di dalam ibadah gabungan itu, ada aksi penggalangan dana dari jemaat untuk mendukung Konferensi Misi. Yarius mengatakan, bagi jemaat yang belum sempat memberikan sumbangan dana, masih bisa memberikan sumbangan pada Senin (26/9/2022) di Gereja GIDI Eden Entrop, sebelum sumbangan itu dibawa oleh panitia pada Rabu (28/9/2022). (Frida Adriana)

Facebook Comments Box